Cari Blog Ini

Shahih Al-Bukhari hadis nomor 7512

٧٥١٢ - حَدَّثَنَا عَلِيُّ بۡنُ حُجۡرٍ: أَخۡبَرَنَا عِيسَى بۡنُ يُونُسَ، عَنِ الۡأَعۡمَشِ، عَنۡ خَيۡثَمَةَ، عَنۡ عَدِيِّ بۡنِ حَاتِمٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: (مَا مِنۡكُمۡ أَحَدٌ إِلَّا سَيُكَلِّمُهُ رَبُّهُ لَيۡسَ بَيۡنَهُ وَبَيۡنَهُ تَرۡجُمَانٌ، فَيَنۡظُرُ أَيۡمَنَ مِنۡهُ فَلَا يَرَى إِلَّا مَا قَدَّمَ مِنۡ عَمَلِهِ، وَيَنۡظُرُ أَشۡأَمَ مِنۡهُ فَلَا يَرَى إِلَّا مَا قَدَّمَ، وَيَنۡظُرُ بَيۡنَ يَدَيۡهِ فَلَا يَرَى إِلَّا النَّارَ تِلۡقَاءَ وَجۡهِهِ، فَاتَّقُوا النَّارَ وَلَوۡ بِشِقِّ تَمۡرَةٍ). قَالَ الۡأَعۡمَشُ: وَحَدَّثَنِي عَمۡرُو بۡنُ مُرَّةَ، عَنۡ خَيۡثَمَةَ: مِثۡلَهُ. وَزَادَ فِيهِ: (وَلَوۡ بِكَلِمَةٍ طَيِّبَةٍ). [طرفه في: ١٤١٣].

7512. ‘Ali bin Hujr telah menceritakan kepada kami: ‘Isa bin Yunus mengabarkan kepada kami dari Al-A’masy, dari Khaitsamah, dari ‘Adi bin Hatim. Beliau mengatakan:

Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—bersabda, “Tidak ada seorang pun di antara kalian kecuali akan diajak bicara oleh Tuhannya dalam keadaan tidak ada yang menerjemahkan antara dia dengan-Nya. Dia memandang ke sebelah kanannya lalu dia tidak melihat kecuali amalan yang dahulu dia lakukan. Dia memandang ke sebelah kiri lalu tidak melihat kecuali amalan yang dahulu dia lakukan. Dia memandang ke depan lalu tidak melihat kecuali neraka di hadapan wajahnya. Takutlah dari neraka walaupun dengan (sedekah) separuh kurma.”

Al-A’masy berkata: ‘Amr bin Murrah menceritakan kepadaku dari Khaitsamah semisal itu dan beliau menambahkan, “Walau dengan ucapan yang baik.”

Shahih Al-Bukhari hadis nomor 7443

٧٤٤٣ - حَدَّثَنَا يُوسُفُ بۡنُ مُوسَى: حَدَّثَنَا أَبُو أُسَامَةَ: حَدَّثَنِي الۡأَعۡمَشُ، عَنۡ خَيۡثَمَةَ، عَنۡ عَدِيِّ بۡنِ حَاتِمٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: (مَا مِنۡكُمۡ مِنۡ أَحَدٍ إِلَّا سَيُكَلِّمُهُ رَبُّهُ، لَيۡسَ بَيۡنَهُ وَبَيۡنَهُ تُرۡجُمَانٌ، وَلَا حِجَابٌ يَحۡجُبُهُ). [طرفه في: ١٤١٣].

7443. Yusuf bin Musa telah menceritakan kepada kami: Abu Usamah menceritakan kepada kami: Al-A’masy menceritakan kepadaku dari Khaitsamah, dari ‘Adi bin Hatim. Beliau mengatakan: Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—bersabda, “Tidaklah seorang pun dari kalian kecuali Tuhannya akan berbicara kepadanya dalam keadaan tidak ada yang menjadi penerjemah antara dia dengan-Nya dan tidak pula ada hijab yang menghalanginya.”

Shahih Al-Bukhari hadis nomor 6563

٦٥٦٣ - حَدَّثَنَا سُلَيۡمَانُ بۡنُ حَرۡبٍ: حَدَّثَنَا شُعۡبَةُ، عَنۡ عَمۡرٍو، عَنۡ خَيۡثَمَةَ، عَنۡ عَدِيِّ بۡنِ حَاتِمٍ: أَنَّ النَّبِيَّ ﷺ ذَكَرَ النَّارَ فَأَشَاحَ بِوَجۡهِهِ فَتَعَوَّذَ مِنۡهَا، ثُمَّ ذَكَرَ النَّارَ فَأَشَاحَ بِوَجۡهِهِ فَتَعَوَّذَ مِنۡهَا، ثُمَّ قَالَ: (اتَّقُوا النَّارَ وَلَوۡ بِشِقِّ تَمۡرَةٍ، فَمَنۡ لَمۡ يَجِدۡ فَبِكَلِمَةٍ طَيِّبَةٍ). [طرفه في: ١٤١٣].

6563. Sulaiman bin Harb telah menceritakan kepada kami: Syu’bah menceritakan kepada kami dari ‘Amr, dari Khaitsamah, dari ‘Adi bin Hatim:

Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—menyebut neraka lalu memalingkan wajahnya, lalu meminta perlindungan kepada Allah darinya. Kemudian beliau menyebut neraka lalu memalingkan wajahnya, lalu meminta perlindungan kepada Allah darinya. Kemudian beliau bersabda, “Takutlah dari neraka walau dengan (bersedekah) separuh kurma! Barang siapa tidak mendapatkan (harta untuk disedekahkan), bisa dengan ucapan yang baik.”

Shahih Al-Bukhari hadis nomor 6540

٦٥٤٠ - قَالَ الۡأَعۡمَشُ: حَدَّثَنِي عَمۡرٌو، عَنۡ خَيۡثَمَةَ، عَنۡ عَدِيِّ بۡنِ حَاتِمٍ قَالَ: قَالَ النَّبِيُّ ﷺ: (اتَّقُوا النَّارَ). ثُمَّ أَعۡرَضَ وَأَشَاحَ، ثُمَّ قَالَ: (اتَّقُوا النَّارَ). ثُمَّ أَعۡرَضَ وَأَشَاحَ ثَلَاثًا، حَتَّى ظَنَنَّا أَنَّهُ يَنۡظُرُ إِلَيۡهَا، ثُمَّ قَالَ: (اتَّقُوا النَّارَ وَلَوۡ بِشِقِّ تَمۡرَةٍ، فَمَنۡ لَمۡ يَجِدۡ فَبِكَلِمَةٍ طَيِّبَةٍ). [طرفه في: ١٤١٣].

6540. Al-A’masy berkata: ‘Amr menceritakan kepadaku dari Khaitsamah, dari ‘Adi bin Hatim. Beliau mengatakan: Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—bersabda, “Berlindunglah dari neraka!” Kemudian beliau memalingkan dan menjauhkan wajahnya. Kemudian beliau bersabda, “Berlindunglah dari neraka!” Kemudian beliau memalingkan dan menjauhkan wajahnya sebanyak tiga kali sampai-sampai kami mengira beliau sedang melihat neraka. Kemudian beliau bersabda, “Berlindunglah dari neraka walau dengan (sedekah) separuh kurma! Jika dia tidak punya, bisa dengan ucapan yang baik.”

Shahih Al-Bukhari hadis nomor 6023

٣٤ - بَابُ طِيبِ الۡكَلَامِ
34. Bab Ucapan yang Baik


وَقَالَ أَبُو هُرَيۡرَةَ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ: (الۡكَلِمَةُ الطَّيِّبَةُ صَدَقَةٌ).

Abu Hurairah berkata dari Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—, “Ucapan yang baik merupakan sedekah.”

٦٠٢٣ - حَدَّثَنَا أَبُو الۡوَلِيدِ: حَدَّثَنَا شُعۡبَةُ قَالَ: أَخۡبَرَنِي عَمۡرٌو، عَنۡ خَيۡثَمَةَ، عَنۡ عَدِيِّ بۡنِ حَاتِمٍ قَالَ: ذَكَرَ النَّبِيُّ ﷺ النَّارَ، فَتَعَوَّذَ مِنۡهَا وَأَشَاحَ بِوَجۡهِهِ، ثُمَّ ذَكَرَ النَّارَ فَتَعَوَّذَ مِنۡهَا وَأَشَاحَ بِوَجۡهِهِ، قَالَ شُعۡبَةُ: أَمَّا مَرَّتَيۡنِ فَلَا أَشُكُّ، ثُمَّ قَالَ: (اتَّقُوا النَّارَ وَلَوۡ بِشِقِّ تَمۡرَةٍ، فَإِنۡ لَمۡ تَجِدۡ فَبِكَلِمَةٍ طَيِّبَةٍ). [طرفه في: ١٤١٣].

6023. Abu Al-Walid telah menceritakan kepada kami: Syu’bah menceritakan kepada kami. Beliau berkata: ‘Amr mengabarkan kepadaku dari Khaitsamah, dari ‘Adi bin Hatim. Beliau berkata:

Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—menyebutkan neraka lalu beliau berlindung darinya dan memalingkan mukanya. Kemudian beliau menyebutkan neraka lalu berlindung darinya dan memalingkan mukanya. Syu’bah berkata: Kalau dua kali, aku tidak ragu. Kemudian Nabi bersabda, “Berlindunglah dari neraka walau hanya dengan (bersedekah) separuh kurma! Jika dia tidak mendapati, bisa dengan ucapan yang baik.”

Shahih Al-Bukhari hadis nomor 3595

٣٥٩٥ - حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بۡنُ الۡحَكَمِ: أَخۡبَرَنَا النَّضۡرُ: أَخۡبَرَنَا إِسۡرَائِيلُ: أَخۡبَرَنَا سَعۡدٌ الطَّائِيُّ: أَخۡبَرَنَا مُحِلُّ بۡنُ خَلِيفَةَ، عَنۡ عَدِيِّ بۡنِ حَاتِمٍ قَالَ:

3595. Muhammad bin Al-Hakam telah menceritakan kepadaku: An-Nadhr mengabarkan kepada kami: Isra`il mengabarkan kepada kami: Sa’d Ath-Tha`i mengabarkan kepada kami: Muhill bin Khalifah mengabarkan kepada kami dari ‘Adi bin Hatim. Beliau mengatakan:

بَيۡنَا أَنَا عِنۡدَ النَّبِيِّ ﷺ إِذۡ أَتَاهُ رَجُلٌ فَشَكَا إِلَيۡهِ الۡفَاقَةَ، ثُمَّ أَتَاهُ آخَرُ فَشَكَا قَطۡعَ السَّبِيلِ، فَقَالَ: (يَا عَدِيُّ: هَلۡ رَأَيۡتَ الۡحِيرَةَ؟) قُلۡتُ: لَمۡ أَرَهَا، وَقَدۡ أُنۡبِئۡتُ عَنۡهَا، قَالَ: (فَإِنۡ طَالَتۡ بِكَ حَيَاةٌ، لَتَرَيَنَّ الظَّعِينَةَ تَرۡتَحِلُ مِنَ الۡحِيرَةِ، حَتَّى تَطُوفَ بِالۡكَعۡبَةِ لَا تَخَافُ أَحَدًا إِلَّا اللهَ) - قُلۡتُ فِيمَا بَيۡنِي وَبَيۡنَ نَفۡسِي: فَأَيۡنَ دُعَّارُ طَيِّىءٍ الَّذِينَ قَدۡ سَعَّرُوا الۡبِلَادَ – (وَلَئِنۡ طَالَتۡ بِكَ حَيَاةٌ لَتُفۡتَحَنَّ كُنُوزُ كِسۡرَى).

Ketika aku sedang berada di dekat Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—, tiba-tiba seseorang mendatangi beliau mengeluhkan kemelaratan kemudian ada orang lain yang mendatangi beliau mengeluhkan penyamunan. Nabi bertanya, “Wahai ‘Adi, apakah engkau telah melihat negeri Al-Hirah?”

Aku menjawab, “Aku belum melihatnya, tetapi aku sudah diberitahu tentang negeri itu.”

Nabi bersabda, “Jika umurmu panjang, pasti engkau akan melihat ada wanita yang berada di dalam haudah unta melakukan perjalanan dari Al-Hirah sampai dia tawaf di Kakbah dalam keadaan tidak takut kepada siapa pun kecuali Allah.”

Aku berkata dalam hati, “Lalu di mana para penjahat kabilah Thayyi` yang telah mengobarkan perang di berbagai negeri?”

Nabi melanjutkan, “Jika umurmu masih panjang, pasti perbendaharaan Kisra akan dikuasai (oleh kaum muslimin).”

قُلۡتُ: كِسۡرَى بۡنِ هُرۡمُزَ؟ قَالَ: (كِسۡرَى بۡنِ هُرۡمُزَ، وَلَئِنۡ طَالَتۡ بِكَ حَيَاةٌ، لَتَرَيَنَّ الرَّجُلَ يُخۡرِجُ مِلۡءَ كَفِّهِ مِنۡ ذَهَبٍ أَوۡ فِضَّةٍ، يَطۡلُبُ مَنۡ يَقۡبَلُهُ مِنۡهُ، فَلَا يَجِدُ أَحَدًا يَقۡبَلُهُ مِنۡهُ، وَلَيَلۡقَيَنَّ اللهَ أَحَدُكُمۡ يَوۡمَ يَلۡقَاهُ، وَلَيۡسَ بَيۡنَهُ وَبَيۡنَهُ تُرۡجُمَانٌ يُتَرۡجِمُ لَهُ، فَيَقُولَنَّ: أَلَمۡ أَبۡعَثۡ إِلَيۡكَ رَسُولًا فَيُبَلِّغَكَ؟ فَيَقُولُ: بَلَى، فَيَقُولُ: أَلَمۡ أُعۡطِكَ مَالًا وَأُفۡضِلۡ عَلَيۡكَ؟ فَيَقُولُ: بَلَى، فَيَنۡظُرُ عَنۡ يَمِينِهِ فَلَا يَرَى إِلَّا جَهَنَّمَ، وَيَنۡظُرُ عَنۡ يَسَارِهِ، فَلَا يَرَى إِلَّا جَهَنَّمَ).

Aku bertanya, “Kisra bin Hurmuz?”

Nabi berkata, “Kisra bin Hurmuz. Jika umurmu masih panjang, pasti engkau akan melihat seseorang mengeluarkan emas atau perak sepenuh telapak tangannya. Dia mencari orang yang mau menerimanya namun dia tidak menemukan seorang pun yang mau menerimanya. Dan salah seorang kalian pasti akan berjumpa dengan Allah pada hari perjumpaan dengan-Nya dalam keadaan tidak ada orang yang menjadi penerjemah antara dia dengan Allah. Allah akan bertanya, ‘Bukankah aku telah mengutus seorang rasul kepadamu lalu menyampaikan kepadamu?’ Orang itu akan menjawab, ‘Benar.’ Allah akan bertanya, ‘Bukankah aku telah memberi harta kepadamu dan memberi karunia kepadamu?’ Orang itu akan menjawab, ‘Benar.’ Lalu dia memandang ke sebelah kanannya, namun dia hanya melihat neraka Jahanam, dan dia memandang ke sebelah kirinya, namun dia hanya melihat neraka Jahanam.”

قَالَ عَدِيٌّ: سَمِعۡتُ النَّبِيَّ ﷺ يَقُولُ: (اتَّقُوا النَّارَ وَلَوۡ بِشِقَّةِ تَمۡرَةٍ، فَمَنۡ لَمۡ يَجِدۡ شِقَّةَ تَمۡرَةٍ، فَبِكَلِمَةٍ طَيِّبَةٍ). قَالَ عَدِيٌّ: فَرَأَيۡتُ الظَّعِينَةَ تَرۡتَحِلُ مِنَ الۡحِيرَةِ حَتَّى تَطُوفَ بِالۡكَعۡبَةِ لَا تَخَافُ إِلَّا اللهَ، وَكُنۡتُ فِيمَنِ افۡتَتَحَ كُنُوزَ كِسۡرَى بۡنِ هُرۡمُزَ، وَلَئِنۡ طَالَتۡ بِكُمۡ حَيَاةٌ، لَتَرَوُنَّ مَا قَالَ النَّبِيُّ أَبُو الۡقَاسِمِ ﷺ: (يُخۡرِجُ مِلۡءَ كَفِّهِ).

حَدَّثَنِي عَبۡدُ اللهِ بۡنُ مُحَمَّدٍ: حَدَّثَنَا أَبُو عَاصِمٍ: أَخۡبَرَنَا سَعۡدَانُ بۡنُ بِشۡرٍ: حَدَّثَنَا أَبُو مُجَاهِدٍ: حَدَّثَنَا مُحِلُّ بۡنُ خَلِيفَةَ: سَمِعۡتُ عَدِيًّا: كُنۡتُ عِنۡدَ النَّبِيِّ ﷺ. [طرفه في: ١٤١٣].

‘Adi berkata: Aku mendengar Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—bersabda, “Takutlah kalian dari neraka walau dengan (bersedekah) separuh kurma, atau bisa dengan ucapan yang baik!”

‘Adi berkata: Di kemudian hari, aku melihat ada wanita yang berada di dalam haudah unta melakukan perjalanan dari Al-Hirah hingga dia tawaf di Kakbah dalam keadaan tidak takut kecuali kepada Allah. Aku pun termasuk pasukan yang berhasil menguasai perbendaharaan Kisra bin Hurmuz. Jika umur kalian panjang, pasti kalian akan melihat apa yang diucapkan oleh Nabi Abu Al-Qasim—shallallahu ‘alaihi wa sallam—, “Seseorang mengeluarkan (emas atau perak) sepenuh telapak tangan.”

‘Abdullah bin Muhammad telah menceritakan kepadaku: Abu ‘Ashim menceritakan kepada kami: Sa’dan bin Bisyr mengabarkan kepada kami: Abu Mujahid menceritakan kepada kami: Muhill bin Khalifah menceritakan kepada kami: Aku mendengar ‘Adi: Aku pernah berada di dekat Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Shahih Al-Bukhari hadis nomor 7120

٢٦ – بَابٌ
26. Bab


٧١٢٠ - حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ: حَدَّثَنَا يَحۡيَى، عَنۡ شُعۡبَةَ: حَدَّثَنَا مَعۡبَدٌ: سَمِعۡتُ حَارِثَةَ بۡنَ وَهۡبٍ قَالَ: سَمِعۡتُ رَسُولَ اللهِ ﷺ يَقُولُ: (تَصَدَّقُوا، فَسَيَأۡتِي عَلَى النَّاسِ زَمَانٌ، يَمۡشِي الرَّجُلُ بِصَدَقَتِهِ فَلَا يَجِدُ مَنۡ يَقۡبَلُهَا). قَالَ مُسَدَّدٌ: حَارِثَةُ أَخُو عُبَيۡدِ اللهِ بۡنِ عُمَرَ لِأُمِّهِ؛ قَالَهُ أَبُو عَبۡدِ اللهِ. [طرفه في: ١٤١١].

7120. Musaddad telah menceritakan kepada kami: Yahya menceritakan kepada kami dari Syu’bah: Ma’bad menceritakan kepada kami: Aku mendengar Haritsah bin Wahb berkata: Aku mendengar Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—bersabda, “Bersedekahlah! Karena suatu zaman akan datang, saat itu seseorang berjalan membawa sedekahnya lalu dia tidak mendapatkan orang yang mau menerimanya.”

Musaddad berkata: Haritsah adalah saudara seibu ‘Ubaidullah bin ‘Umar. Ini dikatakan oleh Abu ‘Abdullah.

Shahih Al-Bukhari hadis nomor 7430

٧٤٣٠ - وَقَالَ خَالِدُ بۡنُ مَخۡلَدٍ: حَدَّثَنَا سُلَيۡمَانُ: حَدَّثَنِي عَبۡدُ اللهِ بۡنُ دِينَارٍ، عَنۡ أَبِي صَالِحٍ، عَنۡ أَبِي هُرَيۡرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: (مَنۡ تَصَدَّقَ بِعَدۡلِ تَمۡرَةٍ مِنۡ كَسۡبٍ طَيِّبٍ، وَلَا يَصۡعَدُ إِلَى اللهِ إِلَّا الطَّيِّبُ، فَإِنَّ اللهَ يَتَقَبَّلُهَا بِيَمِينِهِ، ثُمَّ يُرَبِّيهَا لِصَاحِبِهِ كَمَا يُرَبِّي أَحَدُكُمۡ فَلُوَّهُ، حَتَّى تَكُونَ مِثۡلَ الۡجَبَلِ). وَرَوَاهُ وَرۡقَاءُ، عَنۡ عَبۡدِ اللهِ بۡنِ دِينَارٍ، عَنۡ سَعِيدِ بۡنِ يَسَارٍ، عَنۡ أَبِي هُرَيۡرَةَ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ: (وَلَا يَصۡعَدُ إِلَى اللهِ إِلَّا الطَّيِّبُ). [طرفه في: ١٤١٠].

7430. Khalid bin Makhlad berkata: Sulaiman menceritakan kepada kami: ‘Abdullah bin Dinar menceritakan kepadaku dari Abu Shalih, dari Abu Hurairah. Beliau mengatakan:

Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—bersabda, “Barang siapa bersedekah senilai sebutir kurma dari hasil usaha yang baik—tidak ada yang naik kepada Allah kecuali yang baik—, sesungguhnya Allah menerimanya dengan tangan kanan-Nya. Kemudian Allah akan membesarkannya untuk orang yang menyedekahkannya sebagaimana salah seorang kalian merawat anak kudanya sampai besar bagaikan gunung.”

Warqa` juga meriwayatkannya dari ‘Abdullah bin Dinar, dari Sa’id bin Yasar, dari Abu Hurairah, dari Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—, “Dan tidak ada yang naik kepada Allah kecuali yang baik.”

Sunan Abu Dawud hadis nomor 5090

٥٠٩٠ - (حسن الإسناد) [حَدَّثَنَا الۡعَبَّاسُ بۡنُ عَبۡدِ الۡعَظِيمِ وَمُحَمَّدُ بۡنُ الۡمُثَنَّى، قَالَا]: نا عَبۡدُ الۡمَلِكِ بۡنُ عَمۡرٍو، عَنۡ عَبۡدِ الۡجَلِيلِ بۡنِ عَطِيَّةَ، عَنۡ جَعۡفَرِ بۡنِ مَيۡمُونٍ، قَالَ: حَدَّثَنِي عَبۡدُ الرَّحۡمٰنِ بۡنُ أَبِي بَكۡرَةَ أَنَّهُ قَالَ لِأَبِيهِ: يَا أَبَتِ إِنِّي أَسۡمَعُكَ تَدۡعُو كُلَّ غَدَاةٍ: اللّٰهُمَّ عَافِنِي فِي بَدَنِي، اللّٰهُمَّ عَافِنِي فِي سَمۡعِي، اللّٰهُمَّ عَافِنِي فِي بَصَرِي، لَا إِلٰهَ إِلَّا أَنۡتَ، تُعِيدُهَا ثَلَاثًا حِينَ تُصۡبِحُ، وَثَلَاثًا حِينَ تُمۡسِي؟! فَقَالَ: إِنِّي سَمِعۡتُ رَسُولَ اللهِ ﷺ يَدۡعُو بِهِنَّ، فَأَنَا أُحِبُّ أَنۡ أَسۡتَنَّ بِسُنَّتِهِ. قَالَ عَبَّاسٌ فِيهِ: وَتَقُولُ: اللّٰهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الۡكُفۡرِ وَالۡفَقۡرِ، اللّٰهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنۡ عَذَابِ الۡقَبۡرِ، لَا إِلٰهَ إِلَّا أَنۡتَ، تُعِيدُهَا ثَلَاثًا حِينَ تُصۡبِحُ، وَثَلَاثًا حِينَ تُمۡسِي، فَتَدۡعُو بِهِنَّ، فَأُحِبُّ أَنۡ أَسۡتَنَّ بِسُنَّتِهِ.

5090. [Sanadnya hasan] Al-‘Abbas bin ‘Abdul ‘Azhim dan Muhammad bin Al-Mutsanna telah menceritakan kepada kami. Keduanya berkata: ‘Abdul Malik bin ‘Amr menceritakan kepada kami dari ‘Abdul Jalil bin ‘Athiyyah, dari Ja’far bin Maimun. Beliau berkata: ‘Abdurrahman bin Abu Bakrah menceritakan kepadaku bahwa beliau berkata kepada ayahnya: Wahai ayahku, sesungguhnya aku mendengar engkau berdoa setiap pagi, “Allāhumma ‘āfinī fī badanī, allāhumma ‘āfinī fī sam‘ī, allāhumma ‘āfinī fī baṣarī, lā ilāha illā anta. (Ya Allah, jagalah badanku. Ya Allah, jagalah pendengaranku. Ya Allah, jagalah penglihatanku. Tidak ada sesembahan yang benar kecuali Engkau.)” Engkau mengulanginya sebanyak tiga kali ketika pagi dan tiga kali ketika sore.

Ayahku berkata: Sesungguhnya aku mendengar Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—berdoa dengan doa itu, lalu aku senang untuk mengikuti sunahnya.

‘Abbas berkata dalam riwayatnya: Engkau juga berdoa, “Allāhumma innī a‘ūżu bika minal kufri wal faqr, allāhumma innī a‘ūżu bika min ‘ażābil qabr, lā ilāha illā anta. (Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kekafiran dan kefakiran. Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari azab kubur. Tidak ada sesembahan yang benar kecuali Engkau.)” Engkau mengulanginya sebanyak tiga kali ketika pagi dan tiga kali ketika sore. Engkau berdoa dengannya, maka aku senang untuk mengikuti sunahnya.

(حسن) قَالَ: وَقَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: (دَعَوَاتُ الۡمَكۡرُوبِ: اللّٰهُمَّ رَحۡمَتَكَ أَرۡجُو، فَلَا تَكِلۡنِي إِلَى نَفۡسِي طَرۡفَةَ عَيۡنٍ، وَأَصۡلِحۡ لِي شَأۡنِي كُلَّهُ، لَا إِلٰهَ إِلَّا أَنۡتَ). وَبَعۡضُهُمۡ يَزِيدُ عَلَى صَاحِبِهِ. [(الكلم الطيب)(١٢١)].

[Hasan] Beliau berkata: Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—bersabda, “Doa-doa orang yang ditimpa kesulitan: Allāhumma raḥmataka arjū fa lā takilnī ilā nafsī ṭarfata ‘ain wa aṣliḥlī sya’nī kullahu, lā ilāha illā anta. (Ya Allah, rahmat-Mu lah yang aku harap, maka janganlah Engkau serahkan aku kepada diriku sekejap mata pun dan perbaikilah seluruh keadaanku. Tidak ada sesembahan yang benar kecuali Engkau.)”

Sebagian mereka memberi tambahan redaksi terhadap riwayat temannya.

Shahih Al-Bukhari hadis nomor 4660

٤٦٦٠ - حَدَّثَنَا قُتَيۡبَةُ بۡنُ سَعِيدٍ: حَدَّثَنَا جَرِيرٌ، عَنۡ حُصَيۡنٍ، عَنۡ زَيۡدِ بۡنِ وَهۡبٍ قَالَ: مَرَرۡتُ عَلَى أَبِي ذَرٍّ بِالرَّبَذَةِ، فَقُلۡتُ: مَا أَنۡزَلَكَ بِهٰذِهِ الۡأَرۡضِ؟ قَالَ: كُنَّا بِالشَّأۡمِ، فَقَرَأۡتُ: ﴿وَالَّذِينَ يَكۡنِزُونَ الذَّهَبَ وَالۡفِضَّةَ وَلَا يُنۡفِقُونَهَا فِي سَبِيلِ اللهِ فَبَشِّرۡهُمۡ بِعَذَابٍ أَلِيمٍ﴾. قَالَ مُعَاوِيَةُ: مَا هٰذِهِ فِينَا، مَا هٰذِهِ إِلَّا فِي أَهۡلِ الۡكِتَابِ، قَالَ: قُلۡتُ: إِنَّهَا لَفِينَا وَفِيهِمۡ. [طرفه في: ١٤٠٦].

4660. Qutaibah bin Sa’id telah menceritakan kepada kami: Jarir menceritakan kepada kami dari Hushain, dari Zaid bin Wahb. Beliau berkata:

Aku melewati Abu Dzarr di Rabadzah. Aku bertanya kepadanya, “Apa yang menyebabkan engkau berada di tempat tinggalmu ini?”

Abu Dzarr berkata: Dahulu aku berada di Syam. Aku membaca ayat, “Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak namun tidak menginfakkannya di jalan Allah, berilah mereka kabar akan azab yang pedih.”

Mu’awiyah berkata: Ayat ini bukan tentang kita. Ayat ini hanyalah tentang ahli kitab.

Abu Dzarr berkata: Aku berkata: Ayat ini turun tentang kita dan mereka.

Shahih Al-Bukhari hadis nomor 4661

٧ - بَابُ قَوۡلِهِ عَزَّ وَجَلَّ: ﴿يَوۡمَ يُحۡمَى عَلَيۡهَا فِي نَارِ جَهَنَّمَ فَتُكۡوَى بِهَا جِبَاهُهُمۡ وَجُنُوبُهُمۡ وَظُهُورُهُمۡ هٰذَا مَا كَنَزۡتُمۡ لأَنۡفُسِكُمۡ فَذُوقُوا مَا كُنۡتُمۡ تَكۡنِزُونَ﴾ [٣٥]
7. Bab Firman Allah—‘azza wa jalla—, “Pada hari harta itu dipanaskan di neraka Jahanam lalu dahi, lambung, dan punggung mereka dibakar dengannya (lalu dikatakan), ‘Ini harta yang kalian simpan untuk diri kalian sendiri, maka rasakanlah apa yang kalian simpan!’” (QS. At-Taubah: 35)


٤٦٦١ - وَقَالَ أَحۡمَدُ بۡنُ شَبِيبِ بۡنِ سَعِيدٍ: حَدَّثَنَا أَبِي، عَنۡ يُونُسَ، عَنِ ابۡنِ شِهَابٍ، عَنۡ خَالِدِ بۡنِ أَسۡلَمَ قَالَ: خَرَجۡنَا مَعَ عَبۡدِ اللهِ بۡنِ عُمَرَ فَقَالَ: هٰذَا قَبۡلَ أَنۡ تُنۡزَلَ الزَّكَاةُ، فَلَمَّا أُنۡزِلَتۡ جَعَلَهَا اللهُ طُهۡرًا لِلۡأَمۡوَالِ. [طرفه في: ١٤٠٤].

4661. Ahmad bin Syabib bin Sa’id berkata: Ayahku menceritakan kepada kami dari Yunus, dari Ibnu Syihab, dari Khalid bin Aslam. Beliau berkata: Kami keluar bersama ‘Abdullah bin ‘Umar, lalu beliau mengatakan: Ayat ini sebelum syariat zakat diturunkan. Ketika syariat zakat telah diturunkan, Allah menjadikan zakat sebagai penyuci harta.

Shahih Al-Bukhari hadis nomor 4659

٦ - بَابُ قَوۡلِهِ: ﴿وَالَّذِينَ يَكۡنِزُونَ الذَّهَبَ وَالۡفِضَّةَ وَلَا يُنۡفِقُونَهَا فِي سَبِيلِ اللهِ فَبَشِّرۡهُمۡ بِعَذَابٍ أَلِيمٍ﴾ [٣٤]
6. Bab Firman Allah, “Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak namun tidak menafkahkannya di jalan Allah, berilah mereka kabar akan azab yang pedih.” (QS. At-Taubah: 34)


٤٦٥٩ - حَدَّثَنَا الۡحَكَمُ بۡنُ نَافِعٍ: أَخۡبَرَنَا شُعَيۡبٌ: حَدَّثَنَا أَبُو الزِّنَادِ: أَنَّ عَبۡدَ الرَّحۡمٰنِ الۡأَعۡرَجَ حَدَّثَهُ أَنَّهُ قَالَ: حَدَّثَنِي أَبُو هُرَيۡرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ: أَنَّهُ سَمِعَ رَسُولَ اللهِ ﷺ يَقُولُ: (يَكُونُ كَنۡزُ أَحَدِكُمۡ يَوۡمَ الۡقِيَامَةِ شُجَاعًا أَقۡرَعَ). [طرفه في: ١٤٠٣].

4659. Al-Hakam bin Nafi’ telah menceritakan kepada kami: Syu’aib mengabarkan kepada kami: Abu Az-Zinad menceritakan kepada kami: ‘Abdurrahman Al-A’raj menceritakan kepadanya bahwa beliau berkata: Abu Hurairah—radhiyallahu ‘anhu—menceritakan kepadaku: Beliau mendengar Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—bersabda, “Harta simpanan (yang tidak dizakati) salah seorang kalian pada hari kiamat akan menjadi seekor ular berkepala gundul.”

Shahih Al-Bukhari hadis nomor 4565

١٤ - بَابُ ﴿وَلَا يَحۡسَبَنَّ ٱلَّذِينَ يَبۡخَلُونَ بِمَآ ءَاتَىٰهُمُ ٱللَّهُ مِن فَضۡلِهِۦ هُوَ خَيۡرًا لَّهُم ۖ بَلۡ هُوَ شَرٌّ لَّهُمۡ ۖ سَيُطَوَّقُونَ مَا بَخِلُوا۟ بِهِۦ يَوۡمَ ٱلۡقِيَٰمَةِ ۗ وَلِلَّهِ مِيرَٰثُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِ ۗ وَٱللَّهُ بِمَا تَعۡمَلُونَ خَبِيرٌ﴾ [١٨٠]
14. Bab “Janganlah orang-orang yang bakhil terhadap karunia yang Allah berikan kepada mereka sekali-kali mengira hal itu baik bagi mereka. Bahkan hal itu buruk bagi mereka. Harta yang mereka bakhilkan itu akan dikalungkan kepada mereka pada hari kiamat. Milik Allah saja segala warisan langit dan bumi. Allah Maha Mengetahui segala yang kalian kerjakan.” (QS. Ali ‘Imran: 180)


سَيُطَوَّقُونَ: كَقَوۡلِكَ طَوَّقۡتُهُ بِطَوۡقٍ.

Sayuṭawwaqūna adalah seperti ucapanmu ṭawwaqtuhu biṭauqin (aku mengalunginya dengan sesuatu yang melingkar).

٤٥٦٥ - حَدَّثَنِي عَبۡدُ اللهِ بۡنُ مُنِيرٍ: سَمِعَ أَبَا النَّضۡرِ: حَدَّثَنَا عَبۡدُ الرَّحۡمٰنِ، هُوَ ابۡنُ عَبۡدِ اللهِ بۡنِ دِينَارٍ، عَنۡ أَبِيهِ، عَنۡ أَبِي صَالِحٍ، عَنۡ أَبِي هُرَيۡرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: (مَنۡ آتَاهُ اللهُ مَالًا فَلَمۡ يُؤَدِّ زَكَاتَهُ مُثِّلَ لَهُ مَالُهُ شُجَاعًا أَقۡرَعَ، لَهُ زَبِيبَتَانِ، يُطَوَّقُهُ يَوۡمَ الۡقِيَامَةِ، يَأۡخُذُ بِلِهۡزِمَتَيۡهِ - يَعۡنِي بِشِدۡقَيۡهِ – يَقُولُ: أَنَا مَالُكَ أَنَا كَنۡزُكَ). ثُمَّ تَلَا هٰذِهِ الۡآيَةَ: ﴿وَلَا يَحۡسِبَنَّ الَّذِينَ يَبۡخَلُونَ بِمَا آتَاهُمُ اللهُ مِنۡ فَضۡلِهِ﴾ إِلَى آخِرِ الۡآيَةِ‏.‏ [طرفه في: ١٤٠٣].

4565. ‘Abdullah bin Munir telah menceritakan kepadaku. Beliau mendengar Abu An-Nadhr: ‘Abdurrahman bin ‘Abdullah bin Dinar menceritakan kepada kami dari ayahnya, dari Abu Shalih, dari Abu Hurairah. Beliau berkata:

Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—bersabda, “Barang siapa diberi harta oleh Allah lalu dia tidak menunaikan zakatnya, harta itu akan dijelmakan menjadi seekor ular berkepala gundul. Ular itu memiliki dua titik hitam di atas matanya. Ular itu akan dikalungkan kepadanya di hari kiamat. Kemudian ular itu menerkam dengan kedua rahangnya, lalu dia berkata, ‘Aku adalah hartamu. Aku adalah simpananmu.’”

Kemudian beliau membaca ayat, “Janganlah orang-orang yang bakhil terhadap karunia yang Allah berikan kepada mereka sekali-kali mengira...” (QS. Ali ‘Imran: 180).

Shahih Al-Bukhari hadis nomor 6957 dan 6958

٦٩٥٧ - حَدَّثَنِي إِسۡحَاقُ: حَدَّثَنَا عَبۡدُ الرَّزَّاقِ: حَدَّثَنَا مَعۡمَرٌ، عَنۡ هَمَّامٍ، عَنۡ أَبِي هُرَيۡرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: (يَكُونُ كَنۡزُ أَحَدِكُمۡ يَوۡمَ الۡقِيَامَةِ شُجَاعًا أَقۡرَعَ، يَفِرُّ مِنۡهُ صَاحِبُهُ، فَيَطۡلُبُهُ وَيَقُولُ: أَنَا كَنۡزُكَ، قَالَ: وَاللهِ لَنۡ يَزَالَ يَطۡلُبُهُ، حَتَّى يَبۡسُطَ يَدَهُ فَيُلۡقِمَهَا فَاهُ). [طرفه في: ١٤٠٣].

6957. Ishaq telah menceritakan kepadaku: ‘Abdurrazzaq menceritakan kepada kami: Ma’mar menceritakan kepada kami dari Hammam, dari Abu Hurairah—radhiyallahu ‘anhu—. Beliau mengatakan: Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—bersabda, “Harta simpanan (yang tidak dizakati) milik salah seorang kalian akan menjadi seekor ular berkepala gundul pada hari kiamat. Pemiliknya akan kabur darinya lalu ular itu mengejarnya dan berkata, ‘Aku adalah harta simpananmu.’ Demi Allah, ular itu akan terus mengejarnya sampai ketika pemiliknya menjulurkan tangannya, mulut ular itu akan menelan tangannya.”

٦٩٥٨ - وَقَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: (إِذَا مَا رَبُّ النَّعَمِ لَمۡ يُعۡطِ حَقَّهَا تُسَلَّطُ عَلَيۡهِ يَوۡمَ الۡقِيَامَةِ، تَخۡبِطُ وَجۡهَهُ بِأَخۡفَافِهَا). وَقَالَ بَعۡضُ النَّاسِ فِي رَجُلٍ لَهُ إِبِلٌ، فَخَافَ أَنۡ تَجِبَ عَلَيۡهِ الصَّدَقَةُ، فَبَاعَهَا بِإِبِلٍ مِثۡلِهَا أَوۡ بِغَنَمٍ أَوۡ بِبَقَرٍ أَوۡ بِدَرَاهِمَ، فِرَارًا مِنَ الصَّدَقَةِ بِيَوۡمٍ احۡتِيَالًا، فَلَا بَأۡسَ عَلَيۡهِ. وَهُوَ يَقُولُ: إِنۡ زَكَّى إِبِلَهُ قَبۡلَ أَنۡ يَحُولَ الۡحَوۡلُ بِيَوۡمٍ أَوۡ بِسَنَةٍ جَازَتۡ عَنۡهُ. [طرفه في: ١٤٠٢].

6958. Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—bersabda, “Jika pemilik hewan ternak tidak memberikan haknya, hewannya akan menguasainya pada hari kiamat. Hewan itu akan memukul wajah pemiliknya dengan tapak kakinya.”

Sebagian orang berpendapat tentang seseorang yang memiliki unta-unta lalu dia khawatir terkena wajib zakat lalu sehari sebelum satu haul, dia bersiasat menjualnya dengan unta-unta lain semisal itu atau dengan kambing atau sapi atau dirham-dirham dalam rangka lari dari kewajiban zakat, dia tidak berdosa. Sebagian orang tersebut juga berpendapat bahwa jika seseorang mengeluarkan zakat untanya sebelum lewat satu haul, baik sehari atau setahun, hal tersebut sah.

Shahih Al-Bukhari hadis nomor 2378

١٧ - بَابُ حَلَبِ الۡإِبِلِ عَلَى الۡمَاءِ
17. Bab Memerah Unta di Sumber Air Tempat Unta itu Minum


٢٣٧٨ - حَدَّثَنَا إِبۡرَاهِيمُ بۡنُ الۡمُنۡذِرِ: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بۡنُ فُلَيۡحٍ قَالَ: حَدَّثَنِي أَبِي، عَنۡ هِلَالِ بۡنِ عَلِيٍّ، عَنۡ عَبۡدِ الرَّحۡمٰنِ بۡنِ أَبِي عَمۡرَةَ، عَنۡ أَبِي هُرَيۡرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ قَالَ: (مِنۡ حَقِّ الۡإِبِلِ أَنۡ تُحۡلَبَ عَلَى الۡمَاءِ). [طرفه في: ١٤٠٢].

2378. Ibrahim bin Al-Mundzir telah menceritakan kepada kami: Muhammad bin Fulaih menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Ayahku menceritakan kepadaku dari Hilal bin ‘Ali, dari ‘Abdurrahman bin Abu ‘Amrah, dari Abu Hurairah—radhiyallahu ‘anhu—, dari Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—. Beliau bersabda, “Di antara hak unta adalah diperah di sumber air tempat unta itu minum.”

Shahih Al-Bukhari hadis nomor 7284 dan 7285

٧٢٨٤، ٧٢٨٥ - حَدَّثَنَا قُتَيۡبَةُ بۡنُ سَعِيدٍ: حَدَّثَنَا لَيۡثٌ، عَنۡ عُقَيۡلٍ، عَنِ الزُّهۡرِيِّ: أَخۡبَرَنِي عُبَيۡدُ اللهِ بۡنُ عَبۡدِ اللهِ بۡنِ عُتۡبَةَ، عَنۡ أَبِي هُرَيۡرَةَ قَالَ: لَمَّا تُوُفِّيَ رَسُولُ اللهِ ﷺ وَاسۡتُخۡلِفَ أَبُو بَكۡرٍ بَعۡدَهُ، وَكَفَرَ مَنۡ كَفَرَ مِنَ الۡعَرَبِ، قَالَ عُمَرُ لِأَبِي بَكۡرٍ: كَيۡفَ تُقَاتِلُ النَّاسَ، وَقَدۡ قَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: (أُمِرۡتُ أَنۡ أُقَاتِلَ النَّاسَ حَتَّى يَقُولُوا لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ، فَمَنۡ قَالَ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ عَصَمَ مِنِّي مَالَهُ وَنَفۡسَهُ إِلَّا بِحَقِّهِ وَحِسَابُهُ عَلَى اللهِ)؟ فَقَالَ: وَاللهِ لَأُقَاتِلَنَّ مَنۡ فَرَّقَ بَيۡنَ الصَّلَاةِ وَالزَّكَاةِ، فَإِنَّ الزَّكَاةَ حَقُّ الۡمَالِ، وَاللهِ لَوۡ مَنَعُونِي عِقَالًا كَانُوا يُؤَدُّونَهُ إِلَى رَسُولِ اللهِ ﷺ لَقَاتَلۡتُهُمۡ عَلَى مَنۡعِهِ. فَقَالَ عُمَرُ: فَوَاللهِ مَا هُوَ إِلَّا أَنۡ رَأَيۡتُ اللهَ قَدۡ شَرَحَ صَدۡرَ أَبِي بَكۡرٍ لِلۡقِتَالِ فَعَرَفۡتُ أَنَّهُ الۡحَقُّ. قَالَ ابۡنُ بُكَيۡرٍ وَعَبۡدُ اللهِ، عَنِ اللَّيۡثِ: عَنَاقًا، وَهۡوَ أَصَحُّ. [طرفاه في: ١٣٩٩، ١٤٠٠].

7284, 7285. Qutaibah bin Sa’id telah menceritakan kepada kami: Laits menceritakan kepada kami dari ‘Uqail, dari Az-Zuhri: ‘Ubaidullah bin ‘Abdullah bin ‘Utbah mengabarkan kepadaku dari Abu Hurairah. Beliau mengatakan:

Ketika Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—wafat, ketika Abu Bakr diangkat menjadi khalifah sepeninggal beliau, dan ketika ada sebagian orang-orang Arab yang kembali kafir, ‘Umar berkata kepada Abu Bakr: Bagaimana engkau akan memerangi orang-orang itu sementara Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—bersabda, “Aku diperintahkan memerangi orang-orang hingga mereka mengucapkan ‘lā ilāha illallāh (tidak ada sesembahan yang benar kecuali Allah)’. Barang siapa telah mengucapkan ‘lā ilāha illallāh’, maka dia telah menjadikan harta dan jiwanya terlindung dariku kecuali dengan haknya. Adapun hisabnya diserahkan kepada Allah.”?

Abu Bakr berkata, “Demi Allah, aku pasti akan memerangi siapa saja yang membeda-bedakan antara (kewajiban) salat dengan (kewajiban) zakat karena zakat adalah kewajiban terhadap harta. Demi Allah, andai mereka tidak menyerahkan seutas tali pengikat unta yang dahulu mereka serahkan kepada Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—, pasti aku perangi mereka bila tidak menyerahkannya.

‘Umar berkata, “Demi Allah, tidaklah keadaan saat itu kecuali aku memandang bahwa Allah telah melapangkan dada Abu Bakr untuk berperang. Lalu aku mengetahui bahwa langkah beliau memang tepat.”

Ibnu Bukair dan ‘Abdullah berkata, dari Al-Laits: (bukan ‘iqālan, tetapi) ‘anāqan (seekor anak kambing). Lafaz ini lebih sahih.

Shahih Al-Bukhari hadis nomor 6924 dan 6925

٣ - بَابُ قَتۡلِ مَنۡ أَبَى قَبُولَ الۡفَرَائِضِ وَمَا نُسِبُوا إِلَى الرِّدَّةِ
3. Bab Memerangi Orang yang Enggan Menerima Kewajiban-Kewajiban dan Mereka Digolongkan Sebagai Murtad


٦٩٢٤ - حَدَّثَنَا يَحۡيَى بۡنُ بُكَيۡرٍ: حَدَّثَنَا اللَّيۡثُ، عَنۡ عُقَيۡلٍ، عَنِ ابۡنِ شِهَابٍ: أَخۡبَرَنِي عُبَيۡدُ اللهِ بۡنُ عَبۡدِ اللهِ بۡنِ عُتۡبَةَ: أَنَّ أَبَا هُرَيۡرَةَ قَالَ: لَمَّا تُوُفِّيَ النَّبِيُّ ﷺ وَاسۡتُخۡلِفَ أَبُو بَكۡرٍ، وَكَفَرَ مَنۡ كَفَرَ مِنَ الۡعَرَبِ، قَالَ عُمَرُ: يَا أَبَا بَكۡرٍ، كَيۡفَ تُقَاتِلُ النَّاسَ، وَقَدۡ قَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: (أُمِرۡتُ أَنۡ أُقَاتِلَ النَّاسَ حَتَّى يَقُولُوا: لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ، فَمَنۡ قَالَ: لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ، عَصَمَ مِنِّي مَالَهُ وَنَفۡسَهُ إِلَّا بِحَقِّهِ، وَحِسَابُهُ عَلَى اللهِ). [طرفه في: ١٣٩٩].

6924. Yahya bin Bukair telah menceritakan kepada kami: Al-Laits menceritakan kepada kami dari ‘Uqail, dari Ibnu Syihab: ‘Ubaidullah bin ‘Abdullah bin ‘Utbah mengabarkan kepadaku: Abu Hurairah mengatakan:

Ketika Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—wafat, ketika Abu Bakr diangkat menjadi khalifah, dan ketika ada sebagian orang-orang Arab yang kembali kafir, ‘Umar berkata: Wahai Abu Bakr, bagaimana engkau akan memerangi orang-orang itu sementara Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—bersabda, “Aku diperintahkan memerangi orang-orang hingga mereka mengucapkan ‘lā ilāha illallāh (tidak ada sesembahan yang benar kecuali Allah)’. Barang siapa telah mengucapkan ‘lā ilāha illallāh’, maka dia telah menjadikan harta dan jiwanya terlindung dariku kecuali dengan haknya. Adapun hisabnya diserahkan kepada Allah.”?

٦٩٢٥ - قَالَ أَبُو بَكۡرٍ: وَاللهِ لَأُقَاتِلَنَّ مَنۡ فَرَّقَ بَيۡنَ الصَّلَاةِ وَالزَّكَاةِ، فَإِنَّ الزَّكَاةَ حَقُّ الۡمَالِ، وَاللهِ لَوۡ مَنَعُونِي عَنَاقًا كَانُوا يُؤَدُّونَهَا إِلَى رَسُولِ اللهِ ﷺ لَقَاتَلۡتُهُمۡ عَلَى مَنۡعِهَا. قَالَ عُمَرُ: فَوَاللهِ مَا هُوَ إِلَّا أَنۡ رَأَيۡتُ أَنۡ قَدۡ شَرَحَ اللهُ صَدۡرَ أَبِي بَكۡرٍ لِلۡقِتَالِ، فَعَرَفۡتُ أَنَّهُ الۡحَقُّ. [طرفه في: ١٤٠٠].

6925. Abu Bakr berkata, “Demi Allah, aku pasti akan memerangi siapa saja yang membeda-bedakan antara (kewajiban) salat dengan (kewajiban) zakat karena zakat adalah kewajiban terhadap harta. Demi Allah, andai mereka tidak menyerahkan seekor anak kambing yang dahulu mereka tunaikan kepada Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—, pasti aku perangi mereka bila tidak menyerahkannya.

‘Umar berkata, “Demi Allah, tidaklah keadaan saat itu kecuali aku memandang bahwa Allah telah melapangkan dada Abu Bakr untuk berperang. Lalu aku mengetahui bahwa langkah beliau memang tepat.”

Shahih Al-Bukhari hadis nomor 5982 dan 5983

١٠ - بَابُ فَضۡلِ صِلَةِ الرَّحِمِ
10. Bab Keutamaan Silaturahmi (Menyambung Hubungan Kekeluargaan)


٥٩٨٢ – حَدَّثَنَا أَبُو الۡوَلِيدِ: حَدَّثَنَا شُعۡبَةُ قَالَ: أَخۡبَرَنِي ابۡنُ عُثۡمَانَ قَالَ: سَمِعۡتُ مُوسَى بۡنَ طَلۡحَةَ، عَنۡ أَبِي أَيُّوبَ، قَالَ: قِيلَ يَا رَسُولَ اللهِ، أَخۡبِرۡنِي بِعَمَلٍ يُدۡخِلُنِي الۡجَنَّةَ (ح).

5982. Abu Al-Walid telah menceritakan kepada kami: Syu’bah menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Ibnu ‘Utsman mengabarkan kepada kami. Beliau berkata: Aku mendengar Musa bin Thalhah dari Abu Ayyub. Beliau berkata: Ada yang berkata kepada Rasulullah, “Kabarkan kepada saya tentang suatu amalan yang dapat memasukkan saya ke dalam janah.”

٥٩٨٣ - حَدَّثَنِي عَبۡدُ الرَّحۡمٰنِ: حَدَّثَنَا بَهۡزٌ: حَدَّثَنَا شُعۡبَةُ: حَدَّثَنَا ابۡنُ عُثۡمَانَ بۡنِ عَبۡدِ اللهِ بۡنِ مَوۡهَبٍ وَأَبُوهُ عُثۡمَانُ بۡنُ عَبۡدِ اللهِ: أَنَّهُمَا سَمِعَا مُوسَى بۡنَ طَلۡحَةَ، عَنۡ أَبِي أَيُّوبَ الۡأَنۡصَارِيِّ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ: أَنَّ رَجُلًا قَالَ: يَا رَسُولَ اللهِ، أَخۡبِرۡنِي بِعَمَلٍ يُدۡخِلُنِي الۡجَنَّةَ، فَقَالَ الۡقَوۡمُ: مَا لَهُ مَا لَهُ؟ فَقَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: (أَرَبٌ مَا لَهُ). فَقَالَ النَّبِيُّ ﷺ: (تَعۡبُدُ اللهَ لَا تُشۡرِكُ بِهِ شَيۡئًا، وَتُقِيمُ الصَّلَاةَ، وَتُؤۡتِي الزَّكَاةَ، وَتَصِلُ الرَّحِمَ، ذَرۡهَا). قَالَ: كَأَنَّهُ كَانَ عَلَى رَاحِلَتِهِ. [طرفه في: ١٣٩٦].

5983. ‘Abdurrahman telah menceritakan kepadaku: Bahz menceritakan kepada kami: Syu’bah menceritakan kepada kami: Ibnu ‘Utsman bin ‘Abdullah bin Mauhab dan ayahnya, yaitu ‘Utsman bin ‘Abdullah, menceritakan kepada kami: Mereka berdua mendengar Musa bin Thalhah dari Abu Ayyub Al-Anshari—radhiyallahu ‘anhu—:

Seorang lelaki berkata, “Wahai Rasulullah, kabarkan kepada saya suatu amalan yang dapat memasukkan saya ke dalam janah.”

Orang-orang berkata, “Alangkah besar pertanyaannya, alangkah besar pertanyaannya.”

Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—berkata, “Dia memiliki keperluan untuk menanyakannya.”

Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—berkata, “Engkau beribadah kepada Allah dan tidak mempersekutukan sesuatupun dengan-Nya, menegakkan salat, menunaikan zakat, dan menyambung silaturahmi. Biarkanlah tungganganmu!”

Perawi berkata: Sepertinya dia saat itu berada di atas tunggangannya.

Shahih Al-Bukhari hadis nomor 7280

٧٢٨٠ - حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بۡنُ سِنَانٍ: حَدَّثَنَا فُلَيۡحٌ: حَدَّثَنَا هِلَالُ بۡنُ عَلِيٍّ، عَنۡ عَطَاءِ بۡنِ يَسَارٍ، عَنۡ أَبِي هُرَيۡرَةَ: أَنَّ رَسُولَ اللهِ ﷺ قَالَ: (كُلُّ أُمَّتِي يَدۡخُلُونَ الۡجَنَّةَ، إِلَّا مَنۡ أَبَى). قَالُوا: يَا رَسُولَ اللهِ، وَمَنۡ يَأۡبَى؟ قَالَ: (مَنۡ أَطَاعَنِي دَخَلَ الۡجَنَّةَ، وَمَنۡ عَصَانِي فَقَدۡ أَبَى).

7280. Muhammad bin Sinan telah menceritakan kepada kami: Fulaih menceritakan kepada kami: Hilal bin ‘Ali menceritakan kepada kami dari ‘Atha` bin Yasar, dari Abu Hurairah:

Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—bersabda, “Seluruh umatku akan masuk janah kecuali orang yang enggan.”

Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, siapakah orang yang enggan?”

Rasulullah menjawab, “Siapa saja yang menaatiku, niscaya dia akan masuk janah. Siapa saja yang membangkangku, berarti dia enggan.”

Shahih Al-Bukhari hadis nomor 4347

٤٣٤٧ - حَدَّثَنِي حِبَّانُ: أَخۡبَرَنَا عَبۡدُ اللهِ، عَنۡ زَكَرِيَّاءَ بۡنِ إِسۡحَاقَ، عَنۡ يَحۡيَى بۡنِ عَبۡدِ اللهِ بۡنِ صَيۡفِيٍّ، عَنۡ أَبِي مَعۡبَدٍ مَوۡلَى ابۡنِ عَبَّاسٍ، عَنِ ابۡنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُمَا قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ لِمُعَاذِ بۡنِ جَبَلٍ حِينَ بَعَثَهُ إِلَى الۡيَمَنِ: (إِنَّكَ سَتَأۡتِي قَوۡمًا مِنۡ أَهۡلِ الۡكِتَابِ، فَإِذَا جِئۡتَهُمۡ فَادۡعُهُمۡ إِلَى أَنۡ يَشۡهَدُوا أَنۡ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللهِ، فَإِنۡ هُمۡ أَطَاعُوا لَكَ بِذٰلِكَ، فَأَخۡبِرۡهُمۡ أَنَّ اللهَ قَدۡ فَرَضَ عَلَيۡهِمۡ خَمۡسَ صَلَوَاتٍ فِي كُلِّ يَوۡمٍ وَلَيۡلَةٍ، فَإِنۡ هُمۡ أَطَاعُوا لَكَ بِذٰلِكَ، فَأَخۡبِرۡهُمۡ أَنَّ اللهَ قَدۡ فَرَضَ عَلَيۡكُمۡ صَدَقَةً، تُؤۡخَذُ مِنۡ أَغۡنِيَائِهِمۡ، فَتُرَدُّ عَلَى فُقَرَائِهِمۡ، فَإِنۡ هُمۡ أَطَاعُوا لَكَ بِذٰلِكَ، فَإِيَّاكَ وَكَرَائِمَ أَمۡوَالِهِمۡ، وَاتَّقِ دَعۡوَةَ الۡمَظۡلُومِ، فَإِنَّهُ لَيۡسَ بَيۡنَهُ وَبَيۡنَ اللهِ حِجَابٌ).

قَالَ أَبُو عَبۡدِ اللهِ: طَوَّعَتۡ طَاعَتۡ وَأَطَاعَتۡ لُغَةٌ، طِعۡتُ وَطُعۡتُ وَأَطَعۡتُ. [طرفه في: ١٣٩٥].

4347. Hibban telah menceritakan kepadaku: ‘Abdullah mengabarkan kepada kami dari Zakariyya` bin Ishaq, dari Yahya bin ‘Abdullah bin Shaifi, dari Abu Ma’bad maula Ibnu ‘Abbas, dari Ibnu ‘Abbas—radhiyallahu ‘anhuma—. Beliau mengatakan:

Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—bersabda kepada Mu’adz bin Jabal ketika mengutusnya ke Yaman, “Sesungguhnya engkau akan mendatangi suatu kaum ahli kitab. Jika engkau telah mendatangi mereka, ajaklah mereka untuk bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang benar selain Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah. Jika mereka mentaatimu dalam hal itu, maka beritahu mereka bahwa Allah telah mewajibkan kepada mereka lima salat dalam sehari semalam. Jika mereka mentaatimu dalam hal itu, maka beritahu mereka bahwa Allah telah mewajibkan zakat kepada mereka, yang diambil dari orang-orang kaya lalu diberikan kepada orang-orang fakir mereka. Jika mereka menaatimu dalam hal itu, hati-hatilah engkau dari (mengambil) harta-harta mereka yang sangat bernilai dan takutlah dari doa orang yang terzalimi karena tidak ada penghalang antara dia dengan Allah.”

Abu ‘Abdullah berkata: ṭawwa‘at, ṭā‘at, dan aṭā‘at memiliki makna sama. (Jika diungkapkan dalam bentuk fiil dengan pelaku orang pertama tunggal menjadi) ṭi‘tu, ṭu‘tu, dan aṭa‘tu.

Shahih Al-Bukhari - 24. Kitab Zakat

 

Kitab Zakat

  1. Bab kewajiban zakat
    1. Hadis nomor 1395
    2. Hadis nomor 1396
    3. Hadis nomor 1397
    4. Hadis nomor 1398
    5. Hadis nomor 1399 dan 1400
  2. Bab baiat untuk menunaikan zakat
    1. Hadis nomor 1401
  3. Bab dosa orang yang tidak berzakat
    1. Hadis nomor 1402
    2. Hadis nomor 1403
  4. Bab harta yang telah ditunaikan zakatnya tidak dinamakan kanz (harta simpanan)
    1. Hadis nomor 1404, 1405, dan 1406
    2. Hadis nomor 1407 dan 1408
  5. Bab membelanjakan harta pada sasaran yang benar
    1. Hadis nomor 1409
  6. Bab ria dalam sedekah
  7. Bab Allah tidak menerima sedekah dari harta hasil khianat dan Allah tidak menerima kecuali dari hasil usaha yang baik
  8. Bab sedekah dari hasil usaha yang baik
    1. Hadis nomor 1410
  9. Bab sedekah sebelum ditolak
    1. Hadis nomor 1411
    2. Hadis nomor 1412
    3. Hadis nomor 1413 dan 1414
  10. Bab takutlah dari neraka walau dengan sedekah separuh kurma dan sedekah yang sedikit
    1. Hadis nomor 1415 dan 1416
    2. Hadis nomor 1417
    3. Hadis nomor 1418
  11. Bab jenis sedekah yang paling utama dan sedekah orang yang dalam keadaan kikir dan sehat
    1. Hadis nomor 1419
  12. Bab
    1. Hadis nomor 1420
  13. Bab sedekah secara terang-terangan
  14. Bab sedekah secara sembunyi-sembunyi
  15. Bab apabila bersedekah kepada orang kaya dalam keadaan dia tidak tahu
    1. Hadis nomor 1421
  16. Bab apabila ada yang bersedekah kepada putranya sendiri tanpa diketahuinya
    1. Hadis nomor 1422
  17. Bab sedekah dengan tangan kanan
    1. Hadis nomor 1423
    2. Hadis nomor 1424
  18. Bab barang siapa memerintahkan pelayannya memberikan sedekah dan tidak dia sendiri yang memberikannya
    1. Hadis nomor 1425
  19. Bab tidak ada sedekah kecuali dari sisa harta untuk mencukupi kebutuhan hidup
    1. Hadis nomor 1426, 1427, dan 1428
    2. Hadis nomor 1429
  20. Bab Orang yang Mengungkit Pemberiannya
  21. Bab barang siapa suka untuk menyegerakan sedekah di hari harta itu diperoleh
    1. Hadis nomor 1430
  22. Bab anjuran bersedekah dan memperantarai dalam hal itu
    1. Hadis nomor 1431
    2. Hadis nomor 1432 dan 1433
  23. Bab sedekah dalam perkara yang dia mampu
    1. Hadis nomor 1434
  24. Bab sedekah menghapus kesalahan
    1. Hadis nomor 1435
  25. Bab barang siapa bersedekah ketika masih musyrik kemudian masuk Islam
    1. Hadis nomor 1436
  26. Bab pahala pelayan apabila dia bersedekah dengan perintah pemilik harta tanpa berlebihan
    1. Hadis nomor 1437 dan 1438
  27. Bab pahala istri apabila dia bersedekah atau memberi makan dari rumah suaminya tanpa berlebihan
    1. Hadis nomor 1439, 1440, dan 1441
  28. Bab firman Allah taala, “Adapun orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah), bertakwa, dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (janah), kelak Kami akan mudahkan dia kepada jalan kemudahan. Adapun orang yang bakhil, merasa tidak butuh (pahala), dan mendustakan pahala terbaik, kelak Kami akan mudahkan dia kepada jalan kesulitan.” (QS. Al-Lail: 5-10)
    1. Hadis nomor 1442
  29. Bab perumpamaan orang yang bersedekah dan orang yang bakhil
    1. Hadis nomor 1443 dan 1444
  30. Bab sedekah hasil usaha dan perdagangan
  31. Bab setiap muslim disunahkan bersedekah, barang siapa tidak mendapati, dia bisa beramal kebaikan
    1. Hadis nomor 1445
  32. Bab berapa kadar zakat dan sedekah yang akan diberikan dan barang siapa yang memberi seekor kambing
    1. Hadis nomor 1446
  33. Bab zakat perak
    1. Hadis nomor 1447
  34. Bab harta benda (selain dinar dan dirham) untuk zakat
    1. Hadis nomor 1448
    2. Hadis nomor 1449
  35. Bab tidak dikumpulkan antara yang terpisah dan tidak dipisahkan antara yang terkumpul
    1. Hadis nomor 1450
  36. Bab harta yang berasal dari dua harta yang bercampur, maka pembagian zakatnya kembali kepada keduanya dengan pembagian yang rata
    1. Hadis nomor 1451
  37. Bab zakat unta
    1. Hadis nomor 1452
  38. Bab barangsiapa yang telah wajib zakat bintu makhadh, namun dia tidak memilikinya
    1. Hadis nomor 1453
  39. Bab zakat kambing
    1. Hadis nomor 1454
  40. Bab hewan ternak yang sudah tua, atau cacat, atau kambing jantan tidak diambil untuk zakat kecuali petugas pengambil zakat menghendakinya
    1. Hadis nomor 1455
  41. Bab mengambil anak kambing untuk zakat
    1. Hadis nomor 1456 dan 1457
  42. Bab tidak boleh diambil harta kaum muslimin yang sangat bernilai untuk zakat
    1. Hadis nomor 1458
  43. Bab tidak ada zakat pada unta yang berjumlah kurang dari lima ekor
    1. Hadis nomor 1459
  44. Bab zakat sapi
    1. Hadis nomor 1460
  45. Bab zakat kepada kerabat
    1. Hadis nomor 1461
    2. Hadis nomor 1462
  46. Bab tidak ada zakat atas seorang muslim pada kudanya
    1. Hadis nomor 1463
  47. Bab tidak ada kewajiban zakat bagi seorang muslim pada budaknya
    1. Hadis nomor 1464
  48. Bab sedekah kepada anak yatim
    1. Hadis nomor 1465
  49. Bab zakat kepada suami dan anak-anak yatim yang diasuh
    1. Hadis nomor 1466 dan 1467
  50. Bab firman Allah taala, “Untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berutang, untuk jalan Allah” (QS. At-Taubah: 60)
    1. Hadis nomor 1468
  51. Bab menjaga diri dari perbuatan meminta-minta
    1. Hadis nomor 1469 dan 1470
    2. Hadis nomor 1471 dan 1472
  52. Bab barangsiapa yang Allah memberinya sesuatu tanpa meminta-minta dan berambisi mendapatkannya (Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bagian) [Adz-Dzariyat: 19]
    1. Hadis nomor 1473
  53. Bab Barang Siapa Meminta-Minta kepada Manusia untuk Memperbanyak Harta
    1. Hadis nomor 1474 dan 1475
  54. Bab Firman Allah Taala, “Mereka tidak meminta-minta kepada manusia secara mendesak.” (QS. Al-Baqarah: 273) dan Kadar Kecukupan
    1. Hadis nomor 1476
    2. Hadis nomor 1477
    3. Hadis nomor 1478
    4. Hadis nomor 1479 dan 1480
  55. Bab memperkirakan hasil panen kurma
    1. Hadis nomor 1481 dan 1482
  56. Bab sepersepuluh pada tanaman yang diairi hujan dan air mengalir
    1. Hadis nomor 1483
  57. Bab Tidak Ada Zakat pada Hasil Tanaman Makanan Pokok yang Kurang dari Lima Wasak
    1. Hadis nomor 1484
  58. Bab mengambil zakat kurma ketika sudah waktunya dipetik dan apakah anak kecil dibiarkan sehingga bisa memegang kurma sedekah
    1. Hadis nomor 1485
  59. Bab Barang Siapa Menjual Panenan Buah, Kebun Kurma, Tanah, atau Ladangnya dalam Keadaan Wajib Dizakati Sepuluh Persen, lalu Dia Menunaikan Zakat dari Hartanya yang Lain; atau Menjual Panenan Buahnya dalam Keadaan Belum Wajib Dizakati
    1. Hadis nomor 1486, 1487, dan 1488
  60. Bab apakah boleh membeli barang yang sudah disedekahkan?
    1. Hadis nomor 1489 dan 1490
  61. Bab Apa yang Disebutkan tentang Sedekah untuk Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam
    1. Hadis nomor 1491
  62. Bab Sedekah kepada Bekas Budak yang Dimerdekakan oleh Istri Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam
    1. Hadis nomor 1492
    2. Hadis nomor 1493
  63. Bab Apabila Sedekah Sudah Beralih Status
    1. Hadis nomor 1494 dan 1495
  64. Bab Mengambil Zakat dari Orang-Orang Kaya dan Menyerahkannya kepada Orang-Orang Fakir di Mana Saja Mereka Berada
    1. Hadis nomor 1496
  65. Bab Doa Pemimpin bagi Orang yang Bersedekah
    1. Hadis nomor 1497
  66. Bab Sesuatu yang Dikeluarkan dari Laut
    1. Hadis nomor 1498
  67. Bab seperlima pada rikaz
    1. Hadis nomor 1499
  68. Bab firman Allah taala, “Dan petugas zakat” (QS. At-Taubah: 60); dan pemeriksaan hasil kerja orang yang memungut zakat oleh pemimpin
    1. Hadis nomor 1500
  69. Bab penggunaan unta sedekah dan susunya untuk ibnusabil
    1. Hadis nomor 1501
  70. Bab Pemimpin Mengecap Unta Sedekah dengan Tangannya
    1. Hadis nomor 1502
  71. Bab kewajiban zakat fithri
    1. Hadis nomor 1503
  72. Bab Zakat Fitrah Wajib atas Budak dan Muslim Selainnya
    1. Hadis nomor 1504
  73. Bab Satu Sha’ Barli
    1. Hadis nomor 1505
  74. Bab zakat fithr seukuran satu sha' makanan
    1. Hadis nomor 1506
  75. Bab Zakat Fitrah Berupa Satu Sha’ Kurma
    1. Hadis nomor 1507
  76. Bab satu sha' kismis
    1. Hadis nomor 1508
  77. Bab Zakat Fitrah Sebelum (Keluarnya Kaum Muslimin untuk Salat) Id
    1. Hadis nomor 1509
    2. Hadis nomor 1510
  78. Bab Zakat Fitrah Wajib bagi Orang yang Merdeka dan Budak
    1. Hadis nomor 1511
  79. Bab Kewajiban Zakat Fitrah bagi Anak Kecil dan Orang Tua
    1. Hadis nomor 1512

    Shahih Al-Bukhari hadis nomor 2448

    ٩ - بَابُ الۡاِتِّقَاءِ وَالۡحَذَرِ مِنۡ دَعۡوَةِ الۡمَظۡلُومِ
    9. Bab Berhati-Hati dan Waspada dari Doa Orang yang Dizalimi


    ٢٤٤٨ - حَدَّثَنَا يَحۡيَى بۡنُ مُوسَى: حَدَّثَنَا وَكِيعٌ: حَدَّثَنَا زَكَرِيَّاءُ بۡنُ إِسۡحَاقَ الۡمَكِّيُّ، عَنۡ يَحۡيَى بۡنِ عَبۡدِ اللهِ بۡنِ صَيۡفِيٍّ، عَنۡ أَبِي مَعۡبَدٍ مَوۡلَى ابۡنِ عَبَّاسٍ، عَنِ ابۡنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُمَا: أَنَّ النَّبِيَّ ﷺ بَعَثَ مُعَاذًا إِلَى الۡيَمَنِ، فَقَالَ: (اتَّقِ دَعۡوَةَ الۡمَظۡلُومِ، فَإِنَّهَا لَيۡسَ بَيۡنَهَا وَبَيۡنَ اللهِ حِجَابٌ). [طرفه في: ١٣٩٥].

    2448. Yahya bin Musa telah menceritakan kepada kami: Waki’ menceritakan kepada kami: Zakariyya` bin Ishaq Al-Makki menceritakan kepada kami dari Yahya bin ‘Abdullah bin Shaifi, dari Abu Ma’bad maula Ibnu ‘Abbas, dari Ibnu ‘Abbas—radhiyallahu ‘anhuma—: Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—mengutus Mu’adz ke Yaman, lalu bersabda, “Hati-hatilah dari doa orang yang terzalimi karena tidak ada penghalang antara dia dengan Allah.”

    Shahih Al-Bukhari hadis nomor 1512

    ٧٩ - بَابُ صَدَقَةِ الۡفِطۡرِ عَلَى الصَّغِيرِ وَالۡكَبِيرِ
    79. Bab Kewajiban Zakat Fitrah bagi Anak Kecil dan Orang Tua


    ١٥١٢ - حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ: حَدَّثَنَا يَحۡيَى، عَنۡ عُبَيۡدِ اللهِ قَالَ: حَدَّثَنِي نَافِعٌ، عَنِ ابۡنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ قَالَ: فَرَضَ رَسُولُ اللهِ ﷺ صَدَقَةَ الۡفِطۡرِ، صَاعًا مِنۡ شَعِيرٍ، أَوۡ صَاعًا مِنۡ تَمۡرٍ، عَلَى الصَّغِيرِ وَالۡكَبِيرِ، وَالۡحُرِّ وَالۡمَمۡلُوكِ. [طرفه في: ١٥٠٣].

    1512. Musaddad telah menceritakan kepada kami: Yahya menceritakan kepada kami dari ‘Ubaidullah. Beliau berkata: Nafi’ menceritakan kepadaku dari Ibnu ‘Umar—radhiyallahu ‘anhu—. Beliau mengatakan: Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—mewajibkan zakat fitrah berupa satu sha’ barli atau satu sha’ kurma kepada anak kecil, orang tua, orang merdeka, dan budak.

    Shahih Al-Bukhari hadis nomor 1511

    ٧٨ - بَابُ صَدَقَةِ الۡفِطۡرِ عَلَى الۡحُرِّ وَالۡمَمۡلُوكِ
    78. Bab Zakat Fitrah Wajib bagi Orang yang Merdeka dan Budak


    وَقَالَ الزُّهۡرِيُّ، فِي الۡمَمۡلُوكِينَ لِلتِّجَارَةِ: يُزَكَّى فِي التِّجَارَةِ، وَيُزَكَّى فِي الۡفِطۡرِ.

    Az-Zuhri berkata tentang hamba-hamba sahaya yang diperdagangkan: Dizakati dalam perdagangan dan dizakati dalam zakat fitrah.

    ١٥١١ - حَدَّثَنَا أَبُو النُّعۡمَانِ: حَدَّثَنَا حَمَّادُ بۡنُ زَيۡدٍ: حَدَّثَنَا أَيُّوبُ، عَنۡ نَافِعٍ، عَنِ ابۡنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُمَا قَالَ: فَرَضَ النَّبِيُّ ﷺ صَدَقَةَ الۡفِطۡرِ - أَوۡ قَالَ: رَمَضَانَ - عَلَى الذَّكَرِ وَالۡأُنۡثَى، وَالۡحُرِّ وَالۡمَمۡلُوكِ، صَاعًا مِنۡ تَمۡرٍ أَوۡ صَاعًا مِنۡ شَعِيرٍ، فَعَدَلَ النَّاسُ بِهِ نِصۡفَ صَاعٍ مِنۡ بُرٍّ، فَكَانَ ابۡنُ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُمَا يُعۡطِي التَّمۡرَ، فَأَعۡوَزَ أَهۡلُ الۡمَدِينَةِ مِنَ التَّمۡرِ، فَأَعۡطَى شَعِيرًا. فَكَانَ ابۡنُ عُمَرَ يُعۡطِي عَنِ الصَّغِيرِ وَالۡكَبِيرِ، حَتَّى إِنۡ كَانَ يُعۡطِي عَنۡ بَنِيَّ. وَكَانَ ابۡنُ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُمَا يُعۡطِيهَا الَّذِينَ يَقۡبَلُونَهَا، وَكَانُوا يُعۡطُونَ قَبۡلَ الۡفِطۡرِ بِيَوۡمٍ أَوۡ يَوۡمَيۡنِ. [طرفه في: ١٥٠٣].

    1511. Abu An-Nu’man telah menceritakan kepada kami: Hammad bin Zaid menceritakan kepada kami: Ayyub menceritakan kepada kami dari Nafi’, dari Ibnu ‘Umar—radhiyallahu ‘anhuma—. Beliau mengatakan: Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—mewajibkan zakat fitrah—atau beliau mengatakan: Ramadan—kepada muslim laki-laki dan perempuan, merdeka dan budak, berupa satu sha’ kurma atau satu sha’ barli. Lalu sebagian orang menyetarakannya dengan setengah sha’ gandum.

    Dahulu Ibnu ‘Umar—radhiyallahu ‘anhuma—biasa memberi (zakat) berupa kurma, lalu penduduk Madinah sulit mendapatkan kurma, lalu beliau memberikan barli (untuk zakat). Ibnu ‘Umar membayarkan zakat dari anak kecil dan orang tua, sampai-sampai beliau membayarkan zakat anak-anakku (yakni anak-anak Nafi’).

    Ibnu ‘Umar—radhiyallahu ‘anhuma—memberikan zakat fitrah kepada orang-orang yang menerimanya. Dahulu kaum muslimin memberikan (zakat fitrah) sehari atau dua hari sebelum Idulfitri.

    Shahih Al-Bukhari hadis nomor 1507

    ٧٥ - بَابُ صَدَقَةِ الۡفِطۡرِ صَاعًا مِنۡ تَمۡرٍ
    75. Bab Zakat Fitrah Berupa Satu Sha’ Kurma


    ١٥٠٧ - حَدَّثَنَا أَحۡمَدُ بۡنُ يُونُسَ: حَدَّثَنَا اللَّيۡثُ، عَنۡ نَافِعٍ: أَنَّ عَبۡدَ اللهِ قَالَ: أَمَرَ النَّبِيُّ ﷺ بِزَكَاةِ الۡفِطۡرِ صَاعًا مِنۡ تَمۡرٍ أَوۡ صَاعًا مِنۡ شَعِيرٍ. قَالَ عَبۡدُ اللهِ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ: فَجَعَلَ النَّاسُ عِدۡلَهُ مُدَّيۡنِ مِنۡ حِنۡطَةٍ. [طرفه في: ١٥٠٣].

    1507. Ahmad bin Yunus telah menceritakan kepada kami: Al-Laits menceritakan kepada kami dari Nafi’: ‘Abdullah berkata: Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—memerintahkan menunaikan zakat fitrah berupa satu sha’ kurma atau satu sha’ barli.

    ‘Abdullah—radhiyallahu ‘anhu—berkata: Kemudian sebagian orang menyetarakannya dengan dua mud gandum.

    Ibnu Qudamah Al-Maqdisi

    تَرۡجَمَةُ الۡمُؤَلِّفِ
    Biografi Mualif


    هُوَ الشَّيۡخُ الۡإِمَامُ الۡقُدۡوَةُ الۡعَلَّامَةُ الۡمُجۡتَهِدُ شَيۡخُ الۡإِسۡلَامِ مُوَفَّقُ الدِّينِ أَبُو مُحَمَّدٍ عَبۡدُ اللهِ بۡنُ أَحۡمَدَ بۡنِ مُحَمَّدِ بۡنِ قُدَامَةَ بۡنِ مِقۡدَامِ بۡنِ نَصۡرٍ الۡمَقۡدِسِيُّ الۡجَمَّاعِيلِيُّ ثُمَّ الدِّمَشۡقِىُّ الصَّالِحِىُّ الۡحَنۡبَلِىُّ صَاحِبُ (الۡمُغۡنِى).

    Beliau adalah syekh, sang imam, sang panutan, sang alamah, sang mujtahid, syekh Islam Muwaffaq Ad-Din Abu Muhammad ‘Abdullah bin Ahmad bin Muhammad bin Qudamah bin Miqdam bin Nashr Al-Maqdisi Al-Jamma’ili kemudian Ad-Dimasyqi, Ash-Shalihi, bermazhab Hambali. Penulis kitab Al-Mughni.

    مَوۡلِدُهُ بِجَمَّاعِيلَ مِنۡ أَعۡمَالِ نَابُلُسَ سَنَةَ إِحۡدَى وَأَرۡبَعِينَ وَخَمۡسِمِائَةَ فِي شَعۡبَانَ وَهَاجَرَ مَعَ أَهۡلِ بَيۡتِهِ وَأَقَارِبِهِ، وَلَهُ عَشۡرُ سِنِينَ وَحَفِظَ الۡقُرۡآنَ وَلَزِمَ الۡاِشۡتِغَالَ مِنۡ صِغَرِهِ، وَكَتَبَ الۡخَطَّ الۡمَلِيحَ، وَكَانَ مِنۡ بُحُورِ الۡعِلۡمِ وَأَذۡكِيَاءِ الۡعَالَمِ، وَرَحَلَ هُوَ وَابۡنُ خَالِهِ الۡحَافِظُ عَبۡدُ الۡغَنِىِّ فِى أَوَّلِ سَنَةِ إِحۡدَى وَسِتِّينَ فِى طَلَبِ الۡعِلۡمِ، وَسَمِعَا مِنۡ أَبِى الۡفَتۡحِ بۡنِ الۡبَطِّىِّ، وَأَبِي زُرۡعَةَ بۡنِ طَاهِرٍ، وَيَحۡيَى بۡنِ ثَابِتٍ وَطَائِفَةٍ، وَتَلَا بِحَرۡفِ نَافِعٍ عَلَى أَبِي الۡحَسَنِ الۡبَطَائِحِىِّ، وَبِحَرۡفِ أَبِي عَمۡرٍو عَلَى أُسۡتَاذِهِ أَبِى الۡفَتۡحِ بۡنِ الۡمَنِيِّ.

    Beliau dilahirkan di Jamma’il, salah satu kota di Nablus, pada tahun 541 H bulan Syakban. Lalu beliau berhijrah bersama keluarga dan kerabatnya ketika berumur sepuluh tahun. Beliau telah menghafal Alquran dan biasa bekerja sejak kecil. Beliau menulis khat yang indah. Beliau termasuk lautan ilmu dan orang paling cerdas di dunia.

    Beliau dan sepupunya, yaitu Al-Hafizh ‘Abdul Ghani merantau mencari ilmu di awal tahun 561 H. Keduanya mendengar ilmu dari Abu Al-Fath bin Al-Baththi, Abu Zur'ah bin Thahir, Yahya bin Tsabit, dan sejumlah ulama lain. Beliau membaca Alquran dengan qiraah Nafi’ di hadapan Abu Al-Hasan Al-Bathaihi dan dengan qiraah Abu ‘Amr di hadapan ustaznya, yaitu Abu Al-Fath bin Al-Manni.

    حَدَّثَ عَنۡهُ الۡبَهَاءُ عَبۡدُ الرَّحۡمٰنِ، وَابۡنُ نُقۡطَةَ، وَابۡنُ خَلِيلٍ، وَالضِّيَاءُ، وَأَبُو شَامَةَ وَابۡنُ النَّجَّارِ، وَخَلۡقٌ، وَكَانَ عَالِمَ أَهۡلِ الشَّامِ فِي زَمَانِهِ قَالَ ابۡنُ النَّجَّارِ: كَانَ إِمَامَ الۡحَنَابِلَةِ بِجَامِعِ دِمَشۡقَ وَكَانَ ثِقَةً حُجَّةً نَبِيلًا، غَزِيرَ الۡفَضۡلِ، نَزۡهًا، وَرَعًا عَابِدًا عَلَى قَانُونِ السَّلَفِ، عَلَيۡهِ النُّورُ وَالۡوَقَارُ يَنۡتَفِعُ الرَّجُلُ بِرُؤۡيَتِهِ قَبۡلَ أَنۡ يَسۡمَعَ كَلَامَهُ.

    Al-Baha` ‘Abdurrahman, Ibnu Nuqthah, Ibnu Khalil, Adh-Dhiya`, Abu Syamah, Ibnu An-Najjar, dan yang lain meriwayatkan dari beliau. Beliau adalah seorang alim penduduk Syam pada zamannya.

    Ibnu An-Najjar berkata: Beliau adalah imam bermazhab Hambali di masjid jamik Damaskus. Beliau adalah seorang yang tepercaya, menjadi hujah, mulia, berlimpah keutamaan, menjauhi keburukan, warak, ahli ibadah yang mencocoki ajaran salaf. Beliau memiliki pancaran ilmu dan ketenangan sehingga orang lain sudah bisa mengambil manfaat dengan melihat beliau sebelum mendengar ucapannya.

    وَقَالَ عُمَرُ بۡنُ الۡحَاجِبِ: هُوَ إِمَامُ الۡأَئِمَّةِ، وَمُفۡتِى الۡأُمَّةِ.

    ‘Umar bin Al-Hajib berkata: Beliau adalah pemimpin para imam dan mufti umat Islam.

    صَنَّفَ (الۡمُغۡنِى) عَشۡرَ مُجَلَّدَاتٍ، وَ (الۡكَافِى) أَرۡبَعَةَ، وَ(الۡمُقۡنِع) مُجَلَّدًا، وَأَشۡيَاءَ.

    Beliau menulis kitab Al-Mughni sebanyak sepuluh jilid, Al-Kafi empat jilid, Al-Muqni’ satu jilid, dll.

    قَالَ الضِّيَاءُ: كَانَ رَحِمَهُ اللهُ إِمَامًا فِي التَّفۡسِيرِ وَفِى الۡحَدِيثِ وَمُشۡكِلَاتِهِ، إِمَامًا فِي الۡفِقۡهِ، بَلۡ أَوۡحَدَ زَمَانِهِ فِيهِ، إِمَامًا فِى عِلۡمِ الۡخِلَافِ، أَوۡحَدَ زَمَانِهِ فِي الۡفَرَائِضِ، إِمَامًا فِي أُصُولِ الۡفِقۡهِ، إِمَامًا فِى النَّحۡوِ وَالۡحِسَابِ وَالۡأَنۡجُمِ السَّيَّارَةِ وَالۡمَنَازِلِ تُوُفِّىَ يَوۡمَ الۡفِطۡرِ سَنَةَ عِشۡرِينَ وَسِتِّمِائَةِ.

    Adh-Dhiya` berkata: Beliau—rahimahullah—adalah seorang imam dalam bidang ilmu tafsir dan dalam bidang ilmu hadis dan berbagai kemuskilannya. Beliau juga seorang imam dalam fikih tanpa tanding di zamannya. Beliau adalah imam dalam ilmu khilaf, satu-satunya imam di zamannya dalam masalah waris, satu-satunya imam dalam bidang dasar-dasar fikih, imam dalam bidang ilmu nahu, hisab, perbintangan (astronomi) yang bergerak dan yang tetap.

    Beliau wafat di hari Idulfitri pada tahun 620 H.

    Shahih Al-Bukhari hadis nomor 1505

    ٧٣ - بَابُ صَاعٍ مِنۡ شَعِيرٍ
    73. Bab Satu Sha’ Barli


    ١٥٠٥ - حَدَّثَنَا قَبِيصَةُ: حَدَّثَنَا سُفۡيَانُ، عَنۡ زَيۡدِ بۡنِ أَسۡلَمَ، عَنۡ عِيَاضِ بۡنِ عَبۡدِ اللهِ، عَنۡ أَبِي سَعِيدٍ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ قَالَ: كُنَّا نُطۡعِمُ الصَّدَقَةَ صَاعًا مِنۡ شَعِيرٍ.

    [الحديث ١٥٠٥ - أطرافه في: ١٥٠٦، ١٥٠٨، ١٥١٠].

    1505. Qabishah telah menceritakan kepada kami: Sufyan menceritakan kepada kami dari Zaid bin Aslam, dari ‘Iyadh bin ‘Abdullah, dari Abu Sa’id—radhiyallahu ‘anhu—. Beliau mengatakan: Dahulu kami memberikan makanan sebagai zakat berupa satu sha’ barli.

    Shahih Al-Bukhari hadis nomor 1504

    ٧٢ - بَابُ صَدَقَةِ الۡفِطۡرِ عَلَى الۡعَبۡدِ وَغَيۡرِهِ مِنَ الۡمُسۡلِمِينَ
    72. Bab Zakat Fitrah Wajib atas Budak dan Muslim Selainnya


    ١٥٠٤ - حَدَّثَنَا عَبۡدُ اللهِ بۡنُ يُوسُفَ: أَخۡبَرَنَا مَالِكٌ، عَنۡ نَافِعٍ، عَنِ ابۡنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُمَا: أَنَّ رَسُولَ اللهِ ﷺ فَرَضَ زَكَاةَ الۡفِطۡرِ صَاعًا مِنۡ تَمۡرٍ أَوۡ صَاعًا مِنۡ شَعِيرٍ، عَلَى كُلِّ حُرٍّ أَوۡ عَبۡدٍ، ذَكَرٍ أَوۡ أُنۡثَى، مِنَ الۡمُسۡلِمِينَ. [طرفه في: ١٥٠٣].

    1504. ‘Abdullah bin Yusuf telah menceritakan kepada kami: Malik mengabarkan kepada kami dari Nafi’, dari Ibnu ‘Umar—radhiyallahu ‘anhuma—: Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—mewajibkan zakat fitrah berupa satu sha’ kurma atau satu sha’ barli (sya’ir) kepada setiap muslim yang merdeka atau budak, laki-laki maupun wanita.

    Perbedaan dalam Masalah Furuk

    Syaikhul Islam Ibnu Qudamah Al-Maqdisi rahimahullah (wafat tahun 620 H) di dalam kitab beliau Lum'atul I'tiqad berkata:
    ٢٩ - وَأَمَّا النِّسۡبَةُ إِلَى إِمَامٍ فِى فُرُوعِ الدِّينِ كَالطَّوَائِفِ الۡأَرۡبَعِ فَلَيۡسَ بِمَذۡمُومٍ، فَإِنَّ الۡاِخۡتِلَافَ فِى الۡفُرُوعِ رَحۡمَةٌ، وَالۡمُخۡتَلِفُونَ فِيهِ مَحۡمُودُونَ فِى اخۡتِلَافِهِمۡ، مُثَابُونَ عَلَى اجۡتِهَادِهِمۡ، وَاخۡتِلَافُهُمۡ رَحۡمَةٌ وَاسِعَةٌ، وَاتِّفَاقُهُمۡ حُجَّةٌ قَاطِعَةٌ.
    29. Adapun menyatakan diri mengikuti seorang imam dalam cabang agama (furuk) seperti imam empat mazhab, tidaklah tercela karena keberagaman dalam furuk adalah rahmat. Orang-orang yang beragam dalam masalah furuk ini dipuji dalam keberagaman mereka. Mereka diganjar karena ijtihad mereka. Keberagaman mereka adalah rahmat yang luas sedangkan kesepakatan mereka adalah hujah yang memuaskan.
    نَسۡأَلُ اللهَ أَنۡ يَعۡصِمَنَا مِنَ الۡبِدَعِ وَالۡفِتۡنَةِ، وَيُحۡيِينَا عَلَى الۡإِسۡلَامِ وَالسُّنَّةِ، وَيَجۡعَلَنَا مِمَّنۡ يَتَّبِعُ رَسُولَ اللهِ ﷺ فِى الۡحَيَاةِ، وَيَحۡشُرَنَا فِى زُمۡرَتِهِ بَعۡدَ الۡمَمَاتِ، بِرَحۡمَتِهِ وَفَضۡلِهِ آمِينَ.
    Kita meminta kepada Allah agar melindungi kita dari bidah-bidah dan ujian, agar menghidupkan kita di atas Islam dan sunah, agar menjadikan kita termasuk orang-orang yang mengikuti Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—semasa hidup, dan agar mengumpulkan kita dalam rombongan beliau setelah meninggal, dengan rahmat dan karunia-Nya. Amin.
    وَهَٰذَا آخِرُ الۡمُعۡتَقَدِ.
    وَالۡحَمۡدُ لِلهِ وَحۡدَهُ، وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَآلِهِ وَصَحۡبِهِ وَسَلَّمَ تَسۡلِيمًا.
    Ini adalah akhir pembahasan akidah. Segala puji bagi Allah semata. Semoga selawat dan salam tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad, keluarga, dan sahabatnya.[1]


    Syekh Muhammad bin Shalih Al-'Utsaimin (wafat 1421 H) rahimahullah di dalam syarahnya berkata,

    [1] الۡخِلَافُ فِى الۡفُرُوعِ:

    Perbedaan dalam masalah furuk:

    الۡفُرُوعُ: جَمۡعُ فَرۡعٍ، وَهُوَ لُغَةً: مَا بُنِىَ عَلَى غَيۡرِهِ، وَاصۡطِلَاحًا: مَا لَا يَتَعَلَّقُ بِالۡعَقَائِدِ كَمَسَائِلِ الطَّهَارَةِ وَالصَّلَاةِ وَنَحۡوِهَا.

    Furuk (furu’) adalah bentuk jamak dari kata far’. Secara bahasa Arab artinya: sesuatu yang dibangun di atas selainnya. Secara istilah artinya perkara yang tidak berkaitan dengan akidah, seperti permasalahan taharah, salat, dan yang semacam itu.

    وَالۡاِخۡتِلَافُ فِيهَا لَيۡسَ بِمَذۡمُومٍ حَيۡثُ كَانَ صَادِرًا عَنۡ نِيَّةٍ خَالِصَةٍ وَاجۡتِهَادٍ لَا عَنۡ هَوًى وَتَعَصُّبٍ؛ لِأَنَّهُ وَقَعَ فِى عَهۡدِ النَّبِىِّ ﷺ وَلَمۡ يُنۡكِرۡهُ حَيۡثُ قَالَ فِى غَزۡوَةِ بَنِى قُرَيۡظَةَ: (لَا يُصَلِّيَنَّ أَحَدٌ الۡعَصۡرَ إِلَّا فِى بَنِى قُرَيۡظَةَ) فَحَضَرَتِ الصَّلَاةُ قَبۡلَ وُصُولِهِمۡ فَأَخَّرَ بَعۡضُهُمُ الصَّلَاةَ حَتَّى وَصَلُوا بَنِى قُرَيۡظَةَ، وَصَلَّى بَعۡضُهُمۡ حِينَ خَافَوۡا خُرُوجَ الۡوَقۡتِ، وَلَمۡ يُنۡكِرِ النَّبِىُّ ﷺ عَلَى وَاحِدٍ مِنۡهُمۡ. رَوَاهُ الۡبُخَارِىُّ. وَلِأَنَّ الۡاِخۡتِلَافَ فِيهَا مَوۡجُودٌ فِى الصَّحَابَةِ وَهَمۡ خَيۡرُ الۡقُرُونِ، وَلِأَنَّهُ لَا يُورِثُ عَدَاوَةً وَلَا بَغۡضَاءَ وَلَا تَفَرُّقَ كَلِمَةٍ بِخِلَافِ الۡاِخۡتِلَافِ فِى الۡأُصُولِ.

    Perbedaan dalam masalah ini tidak dicela apabila muncul dari niat yang bersih dan kesungguh-sungguhan, bukan dilandasi hawa nafsu dan fanatisme. Perbedaan dalam hal ini pernah terjadi di masa Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—dan beliau tidak mengingkarinya.

    Saat perang bani Quraizhah beliau berkata, “Jangan sampai seorang pun salat Asar kecuali di bani Quraizhah.”

    Waktu salat tiba sebelum mereka sampai. Sebagian mereka menunda salat hingga tiba di bani Quraizhah. Sebagian lagi salat ketika mereka khawatir waktu salat akan habis. Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—tidak mengingkari salah satu dari mereka. (HR. Al-Bukhari nomor 946).

    (Tidak dicelanya perselisihan dalam masalah furuk ini) karena sesungguhnya perselisihan ini pernah terjadi pada sahabat padahal mereka generasi terbaik. Juga karena perselisihan tersebut tidak mewariskan permusuhan, kebencian, dan perpecahan persatuan. Lain halnya perselisihan dalam perkara prinsip.

    وَقَوۡلُ الۡمُؤَلِّفِ: (الۡمُخۡتَلِفُونَ فِيهِ مَحۡمُودُونَ فِى اخۡتِلَافِهِمۡ): لَيۡسَ ثَنَاءً عَلَى الۡاِخۡتِلَافِ فَإِنَّ الۡاِتِّفَاقَ خَيۡرٌ مِنۡهُ، وَإِنَّمَا الۡمُرَادُ بِهِ نَفۡىُ الذَّمِّ عَنۡهُ وَأَنَّ كُلَّ وَاحِدٍ مَحۡمُودٌ عَلَى مَا قَالَ؛ لِأَنَّهُ مُجۡتَهِدٌ فِيهِ مُرِيدٌ لِلۡحَقِّ فَهُوَ مَحۡمُودٌ عَلَى اجۡتِهَادِهِ وَاتِّبَاعِ مَا ظَهَرَ لَهُ مِنَ الۡحَقِّ وَإِنۡ كَانَ قَدۡ لَا يُصِيبُ الۡحَقَّ.

    Ucapan mualif, “Orang yang berselisih dalam perkara furuk dipuji dalam keberagaman mereka” ini bukan bermaksud memuji perselisihan karena kesepakatan jelas lebih baik daripada perselisihan. Yang dimaukan dengan ucapan tersebut hanyalah bahwa perselisihan dalam hal furuk tidak dicela dan bahwa masing-masingnya dipuji atas pendapatnya karena dia bersungguh-sungguh dan menginginkan untuk mencocoki kebenaran. Dia dipuji atas kesungguhannya dan sikap mengikuti kebenaran yang tampak baginya meskipun kadang dia tidak mencocoki kebenaran.

    وَقَوۡلُهُ: (إِنَّ الۡاِخۡتِلَافَ فِى الۡفُرُوعِ رَحۡمَةٌ وَإِنَّ اخۡتِلَافَهُمۡ رَحۡمَةٌ وَاسِعَةٌ): أَىۡ دَاخِلٌ فِى رَحۡمَةِ اللهِ وَعَفۡوِهِ حَيۡثُ لَمۡ يُكَلِّفۡهُمۡ أَكۡثَرَ مِمَّا يَسۡتَطِيعُونَ وَلَمۡ يُلۡزِمۡهُمۡ بِأَكۡثَرَ مِمَّا ظَهَرَ لَهُمۡ، فَلَيۡسَ عَلَيۡهِمۡ حَرَجٌ فِى هَٰذَا الۡاِخۡتِلَافِ بَلۡ هُمۡ فِيهِ دَاخِلُونَ تَحۡتَ رَحۡمَةِ اللهِ وَعَفۡوِهِ إِنۡ أَصَابُوا فَلَهُمۡ أَجۡرَانِ وَإِنۡ أَخۡطَأُوا فَلَهُمۡ أَجۡرٌ وَاحِدٌ.

    Ucapan mualif, “Sesungguhnya keragaman dalam perkara furuk adalah rahmat dan sesungguhnya keberagaman mereka adalah rahmat yang luas” artinya hal tersebut masuk di dalam rahmat Allah dan pemaafan-Nya. Yaitu Allah tidak membebani mereka di luar kemampuan mereka dan tidak mengharuskan mereka suatu pendapat di luar daya pikir mereka. Sehingga mereka tidak berdosa dalam perselisihan ini, bahkan mereka masuk dalam naungan rahmat dan pemaafan Allah. Jika mereka mencocoki kebenaran, mendapat dua pahala dan jika keliru, mendapat satu pahala.

    الۡإِجۡمَاعُ وَحُكۡمُهُ:

    Ijmak dan hukumnya.

    الۡإِجۡمَاعُ لُغَةً: الۡعَزۡمُ وَالۡاِتِّفَاقُ.

    وَاصۡطِلَاحًا: اتِّفَاقُ الۡعُلَمَاءِ الۡمُجۡتَهِدِينَ مِنۡ أُمَّةِ مُحَمَّدٍ ﷺ عَلَى حُكۡمٍ شَرۡعِىٍّ بَعۡدَ النَّبِىِّ ﷺ.

    وَهُوَ حُجَّةٌ لِقَوۡلِهِ تَعَالَى: ﴿فَإِن تَنَٰزَعۡتُمۡ فِى شَىۡءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى ٱللَّهِ وَٱلرَّسُولِ﴾ [النساء: ٥٩].

    Ijmak secara bahasa Arab artinya tekad dan kesepakatan. Secara istilah artinya kesepakatan ulama mujtahid dari kalangan umat Muhammad—shallallahu ‘alaihi wa sallam—terhadap suatu hukum syariat sepeninggal Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam.

    Ijmak adalah hujah (dasar argumen yang sah) berdasarkan firman Allah taala, “Jika kalian berselisih dalam suatu perkara, kembalikanlah kepada Allah dan Rasul.” (QS. An-Nisa`: 59).

    وَقَوۡلِ النَّبِىِّ ﷺ: (لَا تَجۡتَمِعُ أُمَّتِى عَلَى ضَلَالَةٍ). رَوَاهُ التِّرۡمِذِىُّ.

    Dan sabda Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—, “Umatku tidak akan bersatu di atas kesesatan.” (HR. At-Tirmidzi).

    التَّقۡلِيدُ:

    Taklid.

    التَّقۡلِيدُ لُغَةً: وَضۡعُ الۡقِلَادَةِ فِى الۡعُنُقِ، وَاصۡطِلَاحًا: اتِّبَاعُ قَوۡلِ الۡغَيۡرِ بِلَا حُجَّةٍ.

    Taklid secara bahasa Arab artinya meletakkan kalung di leher. Secara istilah artinya mengikuti pendapat orang lain tanpa hujah.

    وَهُوَ جَائِزٌ لِمَنۡ لَا يَصِلُ إِلَى الۡعِلۡمِ بِنَفۡسِهِ لِقَوۡلِهِ تَعَالَى: ﴿فَسۡـءَلُوٓا۟ أَهۡلَ ٱلذِّكۡرِ إِن كُنتُمۡ لَا تَعۡلَمُونَ﴾ [النحل: ٤٣].

    Taklid dibolehkan bagi siapa saja yang tidak bisa mencapai ilmu dengan kemampuan dirinya berdasarkan firman Allah taala, “Bertanyalah kepada ulama jika kalian tidak mengetahui!” (QS. An-Nahl: 43).

    وَالۡمَذَاهِبُ الۡمَشۡهُورَةُ أَرۡبَعَةٌ:

    Mazhab yang terkenal ada empat.

    الۡمَذۡهَبُ الۡحَنَفِىُّ: وَإِمَامُهُ أَبُو حَنِيفَةَ النُّعۡمَانُ بۡنُ ثَابِتٍ، إِمَامُ أَهۡلِ الۡعِرَاقِ وُلِدَ سَنَةَ ٨٠هـ وَتُوُفِّىَ سَنَةَ ١٥٠هـ.

    Mazhab Hanafi: imamnya adalah Abu Hanifah An-Nu’man bin Tsabit. Imamnya penduduk Irak. Beliau lahir tahun 80 H dan wafat tahun 150 H.

    الۡمَالِكِىُّ: وَإِمَامُهُ أَبُو عَبۡدِ اللهِ مَالِكُ بۡنُ أَنَسٍ، إِمَامُ دَارِ الۡهِجۡرَةِ وُلِدَ سَنَةَ ٩٣هـ وَتُوُفِّىَ سَنَةَ ١٧٩هـ.

    Mazhab Maliki: imamnya adalah Abu ‘Abdullah Malik bin Anas. Imamnya negeri hijrah. Lahir tahun 93 H dan wafat tahun 179 H.

    الشَّافِعِىُّ: وَإِمَامُهُ أَبُو عَبۡدِ اللهِ مُحَمَّدُ بۡنُ إِدۡرِيسَ الشَّافِعِىُّ، وُلِدَ سَنَةَ ١٥٠هـ وَتُوُفِّىَ سَنَةَ ٢٠٤هـ.

    Mazhab Syafi’i: imamnya adalah Abu ‘Abdullah Muhammad bin Idris Asy-Syafi’i. Lahir tahun 150 H dan wafat tahun 204 H.

    الۡحَنۡبَلِىُّ: وَإِمَامُهُ أَبُو عَبۡدِ اللهِ أَحۡمَدُ بۡنُ مُحَمَّدِ بۡنِ حَنۡبَلٍ وُلِدَ سَنَةَ ١٦٤هـ وَتُوُفِّىَ سَنَةَ ٢٤١هـ.

    Mazhab Hambali: imamnya adalah Abu ‘Abdullah Ahmad bin Muhammad bin Hanbal. Lahir tahun 164 H dan wafat tahun 241 H.

    وَهُنَاكَ مَذَاهِبُ أُخۡرَى كَمَذۡهَبِ الظَّاهِرِيَّةِ وَالزَّيۡدِيَّةِ وَالسُّفۡيَانِيَّةِ وَغَيۡرِهِمۡ.

    وَكُلٌّ يُؤۡخَذُ مِنۡ قَوۡلِهِ مَا كَانَ صَوَابًا، وَيُتۡرَكُ مِنۡ قَوۡلِهِ مَا كَانَ خَطَأً، وَلَا عِصۡمَةَ إِلَّا فِى كِتَابِ اللهِ وَسُنَّةِ رَسُولِهِ ﷺ.

    Di sana ada mazhab-mazhab lain seperti mazhab Zhahiriyyah, Zaidiyyah, Sufyaniyyah, dan selain mereka. Semua mazhab tersebut, pendapatnya diambil selama pendapatnya benar dan pendapatnya ditinggalkan apabila keliru. Tidak ada yang terpelihara dari kesalahan kecuali yang terdapat pada Alquran dan sunah Rasul-Nya—shallallahu ‘alaihi wa sallam.

    نَسۡأَلُ اللهَ أَنۡ يَجۡعَلَنَا مِنَ الۡمُتَمَسِّكِينَ بِكِتَابِهِ وَسُنَّةِ رَسُولِهِ ﷺ ظَاهِرًا وَبَاطِنًا، وَأَنۡ يَتَوَفَّانَا عَلَى ذٰلِكَ وَأَنۡ يَتَوَلَّانَا فِى الدُّنۡيَا وَالۡآخِرَةِ، وَأَنۡ لَا يُزِيغَ قُلُوبَنَا بَعۡدَ إِذۡ هَدَانَا، وَأۡنۡ يَهَبَ لَنَا مِنۡهُ رَحۡمَةً إِنَّهُ هُوَ الۡوَهَّابُ.

    Kita meminta kepada Allah agar menjadikan kita termasuk orang-orang yang berpegang teguh dengan kitab-Nya dan sunah Rasul-Nya—shallallahu ‘alaihi wa sallam—lahir batin, agar Dia mewafatkan kita dalam keadaan tersebut, agar Dia menjaga kita di dunia dan akhirat, agar Dia tidak menyimpangkan hati kita setelah memberi hidayah kepada kita, dan agar Dia mengaruniakan rahmat-Nya kepada kita sesungguhnya Dia adalah Maha Pemberi.

    وَالۡحَمۡدُ لِلهِ كَثِيرًا كَمَا يُحِبُّ رَبُّنَا وَيَرۡضَى، وَكَمَا يَنۡبَغِى لِكَرَمِ وَجۡهِهِ عَزَّ جَلَالُهُ، وَالۡحَمۡدُ لِلهِ الَّذِى بِنِعۡمَتِهِ تَتِمُّ الصَّالِحَاتُ، وَصَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَآلِهِ وَصَحۡبِهِ.

    Segala puji bagi Allah. Pujian yang banyak sebagaimana pujian yang dicintai dan diridai oleh Tuhan kita. Sebagaimana yang layak bagi kemuliaan wajah-Nya—‘azza jalaluh. Segala puji bagi Allah yang dengan nikmat-Nya, amalan saleh dapat sempurna. Semoga Allah mencurahkan selawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad, keluarga beliau, dan sahabat beliau.

    تَمَّ فِى عَصۡرِ الۡجُمۡعَةِ الۡمُوَافَقُ ١٠/١/١٣٩٢هـ.

    Tamat di waktu Asar hari Jumat bertepatan tanggal 10 Al-Muharram 1392 H.

    بِقَلَمِ مُؤَلِّفِهِ الۡفَقِيرِ إِلَى اللهِ تَعَالَى

    مُحَمَّدُ بۡنُ صَالِحٍ الۡعُثَيۡمِينُ

    Dengan pena mualifnya yang sangat butuh kepada Allah taala: Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin.