١ - بَابُ دُخُولِ الۡخَلَاءِ وَالۡاِسۡتِطَابَةِ
1. Bab masuk kakus dan istinja
١٣ - عَنۡ أَنَسِ بۡنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ: أَنَّ النَّبِيَّ ﷺ كَانَ
إذَا دَخَلَ الۡخَلَاءَ قَالَ: (اللّٰهُمَّ إنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الۡخُبُثِ
وَالۡخَبَائِثِ).
13. Dari Anas bin Malik—radhiyallahu ‘anhu—: Bahwa Nabi—shallallahu ‘alaihi wa
sallam—apabila masuk kakus beliau berdoa, “Ya Allah, sesungguhnya aku
berlindung kepada-Mu dari setan jantan dan setan betina.”[1]
١٤ - عَنۡ أَبِي أَيُّوبَ الۡأَنۡصَارِيِّ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ قَالَ: قَالَ
رَسُولُ اللهِ ﷺ: (إذَا أَتَيۡتُمُ الۡغَائِطَ فَلَا تَسۡتَقۡبِلُوا
الۡقِبۡلَةَ بِغَائِطٍ وَلَا بَوۡلٍ، وَلَا تَسۡتَدۡبِرُوهَا. وَلَٰكِنۡ
شَرِّقُوا أَوۡ غَرِّبُوا).
قَالَ أَبُو أَيُّوبَ: (فَقَدِمۡنَا الشَّامَ، فَوَجَدۡنَا مَرَاحِيضَ قَدۡ
بُنِيَتۡ نَحۡوَ الۡكَعۡبَةِ، فَنَنۡحَرِفُ عَنۡهَا، وَنَسۡتَغۡفِرُ اللهَ
عَزَّ وَجَلَّ).
14. Dari Abu Ayyub Al-Anshari—radhiyallahu ‘anhu—. Beliau mengatakan:
Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—bersabda, “Apabila kalian mendatangi
kakus, jangan menghadap kiblat ketika kencing dan berak. Jangan pula
membelakanginya. Menghadaplah ke timur atau barat!”[2]
Abu Ayyub berkata: Kami tiba di Syam. Kami dapati tempat buang air kecil di
sana dibangun menghadap ke Kakbah. Maka kamipun menyerong darinya dan kami memohon
ampun kepada Allah—‘azza wa jalla.
١٥ - عَنۡ عَبۡدِ اللهِ بۡنِ عُمَرَ بۡنِ الۡخَطَّابِ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُمَا
قَالَ: (رَقِيۡتُ يَوۡمًا عَلَى بَيۡتِ حَفۡصَةَ، فَرَأَيۡتُ النَّبِيَّ ﷺ
يَقۡضِي حَاجَتَهُ مُسۡتَقۡبِلَ الشَّامِ، مُسۡتَدۡبِرَ
الۡكَعۡبَةِ).
15. Dari ‘Abdullah bin ‘Umar bin Al-Khaththab—radhiyallahu ‘anhuma—. Beliau
mengatakan: Suatu hari aku naik ke atas rumah Hafshah. Aku melihat
Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—membuang hajat menghadap Syam membelakangi
Kakbah.[3]
١٦ - عَنۡ أَنَسِ بۡنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ أَنَّهُ قَالَ: (كَانَ
رَسُولُ اللهِ ﷺ يَدۡخُلُ الۡخَلَاءَ، فَأَحۡمِلُ أَنَا وَغُلَامٌ نَحۡوِي
مَعِي إدَاوَةً مِنۡ مَاءٍ، وَعَنَزَةً، فَيَسۡتَنۡجِي
بِالۡمَاءِ).
الۡعَنَزَةُ: الۡحَرۡبَةُ الصَّغِيرَةُ. وَالۡإِدَاوَةُ: إِنَاءٌ صَغِيرٌ مِنۡ
جِلۡدٍ.
16. Dari Anas bin Malik—radhiyallahu ‘anhu—. Beliau mengatakan:
Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—pernah masuk kakus lalu aku dan
seorang anak sebayaku membawakan sebejana air dan sebuah tombak kecil. Beliau
beristinja menggunakan air.[4]
‘Anazah adalah tombak kecil. Idawah adalah bejana kecil dari
kulit.
١٧ - عَنۡ أَبِي قَتَادَةَ الۡحَارِثِ بۡنِ رِبۡعِيٍّ الۡأَنۡصَارِيِّ رَضِيَ
اللهُ عَنۡهُ، أَنَّ النَّبِيَّ ﷺ قَالَ: (لَا يُمۡسِكَنَّ أَحَدُكُمۡ ذَكَرَهُ
بِيَمِينِهِ وَهُوَ يَبُولُ. وَلَا يَتَمَسَّحۡ مِنۡ الۡخَلَاءِ بِيَمِينِهِ،
وَلَا يَتَنَفَّسۡ فِي الۡإِنَاءِ).
17. Dari Abu Qatadah Al-Harits bin Rib’i Al-Anshari—radhiyallahu ‘anhu—, bahwa
Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—bersabda, “Jangan sampai salah seorang
kalian memegang zakarnya dengan tangan kanannya ketika kencing! Jangan cebok dengan tangan kanannya! Jangan pula bernafas di dalam bejana!”[5]
١٨ - عَنۡ عَبۡدِ اللهِ بۡنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُمَا قَالَ: مَرَّ
النَّبِيُّ ﷺ بِقَبۡرَيۡنِ، فَقَالَ: (إنَّهُمَا لَيُعَذَّبَانِ، وَمَا
يُعَذَّبَانِ فِي كَبِيرٍ، أَمَّا أَحَدُهُمَا، فَكَانَ لَا يَسۡتَتِرُ مِنۡ
الۡبَوۡلِ، وَأَمَّا الۡآخَرُ فَكَانَ يَمۡشِي بِالنَّمِيمَةِ) فَأَخَذَ
جَرِيدَةً رَطۡبَةً، فَشَقَّهَا نِصۡفَيۡنِ، فَغَرَزَ فِي كُلِّ قَبۡرٍ
وَاحِدَةً، فَقَالُوا: يَا رَسُولَ اللهِ، لِمَ فَعَلۡتَ هَٰذَا؟ قَالَ:
(لَعَلَّهُ يُخَفَّفُ عَنۡهُمَا مَا لَمۡ يَيۡبَسَا).
18. Dari ‘Abdullah bin ‘Abbas—radhiyallahu ‘anhuma—. Beliau mengatakan:
Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—melewati dua kuburan lalu bersabda,
“Sesungguhnya kedua penghuni kubur ini sedang diazab dan keduanya tidak diazab
dalam urusan yang besar. Adapun salah satu dari dua orang itu, dahulu dia
tidak bertabir ketika kencing. Adapun satu orang lainnya, dahulu dia suka
mengadu domba.”
Lalu beliau mengambil sebatang pelepah kurma yang masih basah. Beliau belah
menjadi dua paruh. Beliau tancapkan satu ke masing-masing kuburan itu.
Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, mengapa engkau melakukan ini?”
Beliau bersabda, “Semoga azab keduanya diringankan selama kedua pelepah itu
belum kering.”[6]
[1]
HR.
Al-Bukhari nomor 142,
6322
dan
Muslim nomor 375. Diriwayatkan pula oleh
Abu Dawud nomor 4,
An-Nasa`i nomor 19,
Ibnu Majah nomor 298, dan
Ad-Darimi nomor 669.
[2]
HR.
Al-Bukhari nomor 394,
Muslim nomor 264,
Abu Dawud nomor 9,
At-Tirmidzi nomor 8,
An-Nasa`i nomor 20,
21,
22, dan
Ad-Darimi nomor 665.
[3]
HR.
Al-Bukhari nomor 148
dan
Muslim nomor 266. Diriwayatkan pula oleh
At-Tirmidzi nomor 11.
[4]
HR.
Al-Bukhari nomor 152
dan
Muslim nomor 271. Diriwayatkan pula oleh
An-Nasa`i nomor 45.
[5]
HR.
Al-Bukhari nomor 154
dan
Muslim nomor 267. Diriwayatkan pula oleh
Abu Dawud nomor 31
dan
An-Nasa`i nomor 47, 48.
[6]
HR.
Al-Bukhari nomor 216
dan
Muslim nomor 292. Diriwayatkan pula oleh
Abu Dawud nomor 20,
At-Tirmidzi nomor 70,
An-Nasa`i nomor 31,
Ibnu Majah nomor 347, dan
Ad-Darimi nomor 739.