Cari Blog Ini

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 3977

٣٩٧٧ - حَدَّثَنَا الۡحُمَيۡدِيُّ: حَدَّثَنَا سُفۡيَانُ: حَدَّثَنَا عَمۡرٌو، عَنۡ عَطَاءٍ، عَنِ ابۡنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُمَا: ﴿الَّذِينَ بَدَّلُوا نِعۡمَةَ اللهِ كُفۡرًا﴾ [إبراهيم: ٢٨]، قَالَ: هُمۡ وَاللهِ كُفَّارُ قُرَيۡشٍ، قَالَ عَمۡرٌو: هُمۡ قُرَيۡشٌ، وَمُحَمَّدٌ ﷺ نِعۡمَةُ اللهِ، ﴿وَأَحَلُّوا قَوۡمَهُمۡ دَارَ الۡبَوَارِ﴾ [إبراهيم: ٢٨] قَالَ: النَّارَ يَوۡمَ بَدۡرٍ. [الحديث ٣٩٧٧ - طرفه في: ٤٧٠٠].

3977. Al-Humaidi telah menceritakan kepada kami: Sufyan menceritakan kepada kami: ‘Amr menceritakan kepada kami dari ‘Atha`, dari Ibnu ‘Abbas—radhiyallahu ‘anhuma—mengatakan tentang ayat “orang-orang yang menukar nikmat Allah dengan kekafiran” (QS. Ibrahim: 28), “Mereka, demi Allah, adalah orang-orang kafir Quraisy.”

‘Amr berkata: Mereka adalah Quraisy, sedangkan Muhammad—shallallahu ‘alaihi wa sallam—adalah nikmat Allah.

“Mereka menjatuhkan kaum mereka ke lembar kebinasaan.” (QS. Ibrahim: 28). ‘Amr berkata: yaitu neraka pada hari perang Badr.

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 4700

٣ - بَابٌ ‏﴿‏أَلَمۡ تَرَ إِلَى الَّذِينَ بَدَّلُوا نِعۡمَةَ اللهِ كُفۡرًا‏﴾‏ [٢٨]
3. Bab “Tidakkah engkau memperhatikan orang-orang yang menukar nikmat Allah dengan kekufuran” (QS. Ibrahim: 28)


أَلَمۡ تَعۡلَمۡ؟ كَقَوۡلِهِ: ﴿أَلَمۡ تَرَ كَيۡفَ﴾ [٢٤]. ﴿أَلَمۡ تَرَ إِلَى الَّذِينَ خَرَجُوا﴾ [البقرة: ٢٤٣]. ﴿الۡبَوَارُ﴾ [٢٨] الۡهَلَاكُ، بَارَ يَبُورُ بَوۡرًا ﴿قَوۡمًا بُورًا﴾ [الفرقان: ١٨]: هَالِكِينَ.

Alam tara” artinya “alam ta’lam” (Tidakkah engkau mengetahui) seperti firman Allah, “Tidakkah engkau mengetahui bagaimana…” (QS. Ibrahim: 24). “Tidakkah engkau mengetahui orang-orang yang keluar…” (QS. Al-Baqarah: 243).

Al-bawār” artinya kebinasaan. Bāra yabūru bauranqauman būran” (QS. Al-Furqan: 18) artinya kaum yang binasa.

٤٧٠٠ - حَدَّثَنَا عَلِيُّ بۡنُ عَبۡدِ اللهِ: حَدَّثَنَا سُفۡيَانُ، عَنۡ عَمۡرٍو، عَنۡ عَطَاءٍ: سَمِعَ ابۡنَ عَبَّاسٍ: ‏﴿‏أَلَمۡ تَرَ إِلَى الَّذِينَ بَدَّلُوا نِعۡمَةَ اللهِ كُفۡرًا‏﴾ [٢٨].‏ قَالَ: هُمۡ كُفَّارُ أَهۡلِ مَكَّةَ. [طرفه في: ٣٩٧٧].

4700. ‘Ali bin ‘Abdullah telah menceritakan kepada kami: Sufyan menceritakan kepada kami dari ‘Amr, dari ‘Atha`: Beliau mendengar Ibnu ‘Abbas mengatakan tentang ayat “Tidakkah engkau memperhatikan orang-orang yang menukar nikmat Allah dengan kekufuran” (QS. Ibrahim: 28), “Mereka adalah orang-orang kafir penduduk Makkah.”

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 4699

٢ - بَابٌ ‏﴿‏يُثَبِّتُ اللهُ الَّذِينَ آمَنُوا بِالۡقَوۡلِ الثَّابِتِ‏﴾‏ [٢٧]
2. Bab “Allah meneguhkan orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh” (QS. Ibrahim 27)


٤٦٩٩ - حَدَّثَنَا أَبُو الۡوَلِيدِ: حَدَّثَنَا شُعۡبَةُ قَالَ: أَخۡبَرَنِي عَلۡقَمَةُ بۡنُ مَرۡثَدٍ قَالَ: سَمِعۡتُ سَعۡدَ بۡنَ عُبَيۡدَةَ، عَنِ الۡبَرَاءِ بۡنِ عَازِبٍ: أَنَّ رَسُولَ اللهِ ﷺ قَالَ: (الۡمُسۡلِمُ إِذَا سُئِلَ فِي الۡقَبۡرِ: يَشۡهَدُ أَنۡ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ، وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللهِ. فَذٰلِكَ قَوۡلُهُ: ‏﴿‏يُثَبِّتُ اللهُ الَّذِينَ آمَنُوا بِالۡقَوۡلِ الثَّابِتِ فِي الۡحَيَاةِ الدُّنۡيَا وَفِي الۡآخِرَةِ﴾). [طرفه في: ١٣٦٩].

4699. Abu Al-Walid telah menceritakan kepada kami: Syu’bah menceritakan kepada kami. Beliau berkata: ‘Alqamah bin Martsad mengabarkan kepadaku. Beliau berkata: Aku mendengar Sa’d bin ‘Ubaidah dari Al-Bara` bin ‘Azib: Bahwa Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—bersabda, “Seorang muslim ketika dia ditanya di kubur, dia akan bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang benar kecuali Allah dan bahwa Muhammad adalah rasul Allah. Itu adalah maksud firman Allah, ‘Allah meneguhkan orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh di kehidupan dunia dan di akhirat.’”

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 2799 dan 2800

٨ - بَابُ فَضۡلِ مَنۡ يُصۡرَعُ فِي سَبِيلِ اللهِ فَمَاتَ فَهُوَ مِنۡهُمۡ
8. Bab keutamaan orang yang terjungkal di jalan Allah lalu meninggal, dia termasuk mereka


وَقَوۡلِ اللهِ تَعَالَى: ﴿وَمَنۡ يَخۡرُجۡ مِنۡ بَيۡتِهِ مُهَاجِرًا إِلَى اللهِ وَرَسُولِهِ ثُمَّ يُدۡرِكۡهُ الۡمَوۡتُ فَقَدۡ وَقَعَ أَجۡرُهُ عَلَى اللهِ﴾ [النساء: ١٠٠]. وَقَعَ: وَجَبَ.

Dan firman Allah taala, “Siapa saja yang keluar dari rumahnya dalam rangka berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian maut menjemputnya, pahalanya sudah ditetapkan oleh Allah.” (QS. An-Nisa`: 100). Waqa’a artinya wajaba (wajib).

٢٧٩٩، ٢٨٠٠ - حَدَّثَنَا عَبۡدُ اللهِ بۡنُ يُوسُفَ قَالَ: حَدَّثَنِي اللَّيۡثُ: حَدَّثَنَا يَحۡيَى، عَنۡ مُحَمَّدِ بۡنِ يَحۡيَى بۡنِ حَبَّانَ، عَنۡ أَنَسِ بۡنِ مَالِكٍ، عَنۡ خَالَتِهِ أُمِّ حَرَامٍ بِنۡتِ مِلۡحَانَ قَالَتۡ: نَامَ النَّبِيُّ ﷺ يَوۡمًا قَرِيبًا مِنِّي، ثُمَّ اسۡتَيۡقَظَ يَتَبَسَّمُ، فَقُلۡتُ: مَا أَضۡحَكَكَ؟ قَالَ: (أُنَاسٌ مِنۡ أُمَّتِي عُرِضُوا عَلَيَّ، يَرۡكَبُونَ هٰذَا الۡبَحۡرَ الۡأَخۡضَرَ، كَالۡمُلُوكِ عَلَى الۡأَسِرَّةِ). قَالَتۡ: فَادۡعُ اللهَ أَنۡ يَجۡعَلَنِي مِنۡهُمۡ، فَدَعَا لَهَا، ثُمَّ نَامَ الثَّانِيَةَ، فَفَعَلَ مِثۡلَهَا، فَقَالَتۡ مِثۡلَ قَوۡلِهَا، فَأَجَابَهَا مِثۡلَهَا، فَقَالَتۡ: ادۡعُ اللهَ أَنۡ يَجۡعَلَنِي مِنۡهُمۡ، فَقَالَ: (أَنۡتِ مِنَ الۡأَوَّلِينَ). فَخَرَجَتۡ مَعَ زَوۡجِهَا عُبَادَةَ بۡنِ الصَّامِتِ غَازِيًا، أَوَّلَ مَا رَكِبَ الۡمُسۡلِمُونَ الۡبَحۡرَ مَعَ مُعَاوِيَةَ، فَلَمَّا انۡصَرَفُوا مِنۡ غَزۡوِهِمۡ قَافِلِينَ فَنَزَلُوا الشَّأۡمَ، فَقُرِّبَتۡ إِلَيۡهَا دَابَّةٌ لِتَرۡكَبَهَا فَصَرَعَتۡهَا فَمَاتَتۡ. [طرفه في: ٢٧٨٨].

2799, 2800. ‘Abdullah bin Yusuf telah menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Al-Laits menceritakan kepadaku: Yahya menceritakan kepada kami dari Muhammad bin Yahya bin Habban, dari Anas bin Malik, dari bibinya, yaitu Umu Haram binti Milhan. Beliau mengatakan:

Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—suatu hari tidur dekat dariku. Kemudian beliau terbangun dalam keadaan tersenyum. Aku bertanya, “Apa yang membuatmu tertawa?”

Beliau menjawab, “Ada orang-orang dari umatku yang diperlihatkan kepadaku. Mereka mengarungi lautan hijau ini seperti raja-raja di atas ranjang.”

Umu Haram berkata, “Berdoalah kepada Allah agar menjadikan aku termasuk mereka.”

Nabi mendoakannya. Kemudian beliau tidur kedua kalinya, lalu melakukan semisal tadi. Umu Haram menanyakan semisal pertanyaan tadi, lalu beliau menjawab semisal jawaban tadi. Umu Haram berkata, “Berdoalah kepada Allah agar menjadikan aku termasuk mereka.”

Nabi bersabda, “Engkau termasuk kelompok pertama.”

Umu Haram keluar berperang bersama suaminya, yaitu ‘Ubadah bin Ash-Shamit sebagai kaum muslimin pertama yang mengarungi lautan bersama Mu’awiyah. Ketika mereka selesai perang dalam perjalanan pulang, mereka singgah di Syam. Lalu seekor binatang tunggangan didekatkan ke Umu Haram untuk dinaiki. Lalu binatang itu menjungkalkannya sehingga Umu Haram meninggal.

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 2790

٤ - بَابُ دَرَجَاتِ الۡمُجَاهِدِينَ فِي سَبِيلِ اللهِ
4. Bab tingkatan mujahidin di jalan Allah


يُقَالُ: هٰذِهِ سَبِيلِي وَهٰذَا سَبِيلِي.

Boleh dikatakan: hādzihi sabīlī atau hādzā sabīlī.

٢٧٩٠ - حَدَّثَنَا يَحۡيَى بۡنُ صَالِحٍ: حَدَّثَنَا فُلَيۡحٌ، عَنۡ هِلَالِ بۡنِ عَلِيٍّ، عَنۡ عَطَاءِ بۡنِ يَسَارٍ، عَنۡ أَبِي هُرَيۡرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: (مَنۡ آمَنَ بِاللهِ وَبِرَسُولِهِ، وَأَقَامَ الصَّلَاةَ، وَصَامَ رَمَضَانَ، كَانَ حَقًّا عَلَى اللهِ أَنۡ يُدۡخِلَهُ الۡجَنَّةَ، جَاهَدَ فِي سَبِيلِ اللهِ، أَوۡ جَلَسَ فِي أَرۡضِهِ الَّتِي وُلِدَ فِيهَا). فَقَالُوا: يَا رَسُولَ اللهِ، أَفَلَا نُبَشِّرُ النَّاسَ؟ قَالَ: (إِنَّ فِي الۡجَنَّةِ مِائَةَ دَرَجَةٍ، أَعَدَّهَا اللهُ لِلۡمُجَاهِدِينَ فِي سَبِيلِ اللهِ، مَا بَيۡنَ الدَّرَجَتَيۡنِ كَمَا بَيۡنَ السَّمَاءِ وَالۡأَرۡضِ، فَإِذَا سَأَلۡتُمُ اللهَ فَاسۡأَلُوهُ الۡفِرۡدَوۡسَ، فَإِنَّهُ أَوۡسَطُ الۡجَنَّةِ وَأَعۡلَى الۡجَنَّةِ - أُرَاهُ - فَوۡقَهُ عَرۡشُ الرَّحۡمٰنِ، وَمِنۡهُ تَفَجَّرُ أَنۡهَارُ الۡجَنَّةِ).

قَالَ مُحَمَّدُ بۡنُ فُلَيۡحٍ، عَنۡ أَبِيهِ: (وَفَوۡقَهُ عَرۡشُ الرَّحۡمٰنِ).

[الحديث ٢٧٩٠ - طرفه في: ٧٤٢٣].

2790. Yahya bin Shalih telah menceritakan kepada kami: Fulaih menceritakan kepada kami dari Hilal bin ‘Ali, dari ‘Atha` bin Yasar, dari Abu Hurairah—radhiyallahu ‘anhu—. Beliau mengatakan:

Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—bersabda, “Siapa saja yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, menegakkan salat, dan berpuasa Ramadan, wajib bagi Allah untuk memasukkannya ke janah, baik dia berjihad di jalan Allah atau tinggal di tanah kelahirannya.”

Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, apa boleh kami beritakan kabar gembira ini kepada orang-orang?”

Beliau bersabda, “Sesungguhnya di dalam janah ada seratus tingkatan yang Allah siapkan untuk mujahidin di jalan Allah. Jarak antara dua tingkatan tersebut seperti antara langit dan bumi. Jika kalian meminta Allah, mintalah Firdaus, karena itulah janah bagian paling tengah dan paling tinggi.—Aku mengira beliau berkata—Di atas Firdaus ada arasy Ar-Rahman dan sungai-sungai janah memancar dari situ.”

Muhammad bin Fulaih berkata dari ayahnya, “Di atas Firdaus ada arasy Ar-Rahman.”

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 2788 dan 2789

٣ - بَابُ الدُّعَاءِ بِالۡجِهَادِ وَالشَّهَادَةِ لِلرِّجَالِ وَالنِّسَاءِ
3. Bab doa untuk berjihad dan mati syahid bagi pria dan wanita


وَقَالَ عُمَرُ: ارۡزُقۡنِي شَهَادَةً فِي بَلَدِ رَسُولِكَ.

‘Umar berdoa, “Berilah aku rezeki mati syahid di negeri rasul-Mu.”

٢٧٨٨، ٢٧٨٩ - حَدَّثَنَا عَبۡدُ اللهِ بۡنُ يُوسُفَ، عَنۡ مَالِكٍ، عَنۡ إِسۡحَاقَ بۡنِ عَبۡدِ اللهِ بۡنِ أَبِي طَلۡحَةَ، عَنۡ أَنَسِ بۡنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ أَنَّهُ سَمِعَهُ يَقُولُ: كَانَ رَسُولُ اللهِ ﷺ يَدۡخُلُ عَلَى أُمِّ حَرَامٍ بِنۡتِ مِلۡحَانَ فَتُطۡعِمُهُ، وَكَانَتۡ أُمُّ حَرَامٍ تَحۡتَ عُبَادَةَ بۡنِ الصَّامِتِ، فَدَخَلَ عَلَيۡهَا رَسُولُ اللهِ ﷺ فَأَطۡعَمَتۡهُ، وَجَعَلَتۡ تَفۡلِي رَأۡسَهُ، فَنَامَ رَسُولُ اللهِ ﷺ ثُمَّ اسۡتَيۡقَظَ وَهُوَ يَضۡحَكُ، قَالَتۡ: فَقُلۡتُ: وَمَا يُضۡحِكُكَ يَا رَسُولَ اللهِ؟ قَالَ: (نَاسٌ مِنۡ أُمَّتِي، عُرِضُوا عَلَيَّ غُزَاةً فِي سَبِيلِ اللهِ، يَرۡكَبُونَ ثَبَجَ هٰذَا الۡبَحۡرِ مُلُوكًا عَلَى الۡأَسِرَّةِ)، أَوۡ: (مِثۡلُ الۡمُلُوكِ عَلَى الۡأَسِرَّةِ). شَكَّ إِسۡحَاقُ،

2788, 2789. ‘Abdullah bin Yusuf telah menceritakan kepada kami dari Malik, dari Ishaq bin ‘Abdullah bin Abu Thalhah, dari Anas bin Malik—radhiyallahu ‘anhu—bahwa Ishaq mendengar Anas mengatakan:

Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—pernah masuk ke tempat Umu Haram binti Milhan lalu dia menghidangkan makanan untuk beliau. Saat itu, Umu Haram adalah istri ‘Ubadah bin Ash-Shamit. Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—masuk ke tempatnya lalu dia menghidangkan makanan untuk beliau. Lalu dia mencari kutu rambut kepala beliau. Lalu Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—tidur kemudian terbangun dalam keadaan tertawa. Umu Haram berkata: Aku bertanya, “Apa yang membuatmu tertawa wahai Rasulullah?”

Beliau bersabda, “Ada orang-orang dari kalangan umatku yang diperlihatkan kepadaku berperang di jalan Allah. Mereka mengarungi tengah lautan ini layaknya raja-raja di atas ranjang-ranjang.” Atau, “semisal raja-raja di atas ranjang-ranjang.” Ishaq ragu.

قَالَتۡ: فَقُلۡتُ: يَا رَسُولَ اللهِ، ادۡعُ اللهَ أَنۡ يَجۡعَلَنِي مِنۡهُمۡ، فَدَعَا لَهَا رَسُولُ اللهِ ﷺ، ثُمَّ وَضَعَ رَأۡسَهُ ثُمَّ اسۡتَيۡقَظَ وَهُوَ يَضۡحَكُ، فَقُلۡتُ: وَمَا يُضۡحِكُكَ يَا رَسُولَ اللهِ؟ قَالَ: (نَاسٌ مِنۡ أُمَّتِي عُرِضُوا عَلَيَّ غُزَاةً فِي سَبِيلِ اللهِ). كَمَا قَالَ فِي الۡأَوَّلِ، قَالَتۡ: فَقُلۡتُ: يَا رَسُولَ اللهِ، ادۡعُ اللهَ أَنۡ يَجۡعَلَنِي مِنۡهُمۡ، قَالَ: (أَنۡتِ مِنَ الۡأَوَّلِينَ). فَرَكِبَتِ الۡبَحۡرَ فِي زَمَانِ مُعَاوِيَةَ بۡنِ أَبِي سُفۡيَانَ، فَصُرِعَتۡ عَنۡ دَابَّتِهَا حِينَ خَرَجَتۡ مِنَ الۡبَحۡرِ، فَهَلَكَتۡ.

[الحديث ٢٧٨٨ - أطرافه في: ٢٧٩٩، ٢٨٧٧، ٢٨٩٤، ٦٢٨٢، ٧٠٠١].

[الحديث ٢٧٨٩ - أطرافه في: ٢٨٠٠، ٢٨٧٨، ٢٨٩٥، ٢٩٢٤، ٦٢٨٣، ٧٠٠٢].

Umu Haram berkata: Aku berkata, “Wahai Rasulullah, berdoalah kepada Allah agar menjadikan aku di antara mereka.”

Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—pun mendoakannya. Kemudian beliau kembali meletakkan kepalanya lalu terbangun dalam keadaan tertawa. Aku bertanya, “Apa yang membuatmu tertawa wahai Rasulullah?”

Beliau bersabda, “Ada orang-orang dari kalangan umatku yang diperlihatkan kepadaku berperang di jalan Allah.” Sebagaimana yang beliau katakan di awal.

Umu Haram berkata: Aku berkata, “Wahai Rasulullah, berdoalah kepada Allah agar menjadikanku termasuk mereka.”

Beliau bersabda, “Engkau termasuk kelompok pertama.”

Umu Haram pun mengarungi lautan di zaman kepemimpinan Mu’awiyah bin Abu Sufyan, lalu dia terjungkal dari tunggangannya ketika keluar dari lautan, kemudian meninggal.

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 3000

٣٠٠٠ - حَدَّثَنَا سَعِيدُ بۡنُ أَبِي مَرۡيَمَ: أَخۡبَرَنَا مُحَمَّدُ بۡنُ جَعۡفَرٍ قَالَ: أَخۡبَرَنِي زَيۡدٌ - هُوَ ابۡنُ أَسۡلَمَ - عَنۡ أَبِيهِ قَالَ: كُنۡتُ مَعَ عَبۡدِ اللهِ بۡنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُمَا بِطَرِيقِ مَكَّةَ، فَبَلَغَهُ عَنۡ صَفِيَّةَ بِنۡتِ أَبِي عُبَيۡدٍ شِدَّةُ وَجَعٍ، فَأَسۡرَعَ السَّيۡرَ، حَتَّى إِذَا كَانَ بَعۡدَ غُرُوبِ الشَّفَقِ، ثُمَّ نَزَلَ فَصَلَّى الۡمَغۡرِبَ وَالۡعَتَمَةَ يَجۡمَعُ بَيۡنَهُمَا وَقَالَ: إِنِّي رَأَيۡتُ النَّبِيَّ ﷺ إِذَا جَدَّ بِهِ السَّيۡرُ أَخَّرَ الۡمَغۡرِبَ وَجَمَعَ بَيۡنَهُمَا. [طرفه في: ١٠٩١].

3000. Sa’id bin Abu Maryam telah menceritakan kepada kami: Muhammad bin Ja’far mengabarkan kepada kami. Beliau berkata: Zaid bin Aslam mengabarkan kepadaku dari ayahnya. Beliau berkata: Aku pernah bersama ‘Abdullah bin ‘Umar—radhiyallahu ‘anhuma—di tengah perjalanan menuju Makkah. Kabar sampai kepada beliau bahwa Shafiyyah binti Abu ‘Ubaid sedang sakit keras. Beliau mempercepat perjalanan hingga ketika cahaya senja sudah tenggelam, beliau turun lalu salat Magrib dan Isya dengan cara jamak. Beliau berkata, “Sesungguhnya aku melihat Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—ketika mempercepat perjalanan, beliau mengakhirkan salat Magrib dan menjamak salat Magrib dengan Isya.”

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 2997 dan 2998

١٣٥ - بَابُ السَّيۡرِ وَحۡدَهُ
135. Bab melakukan perjalanan sendirian


٢٩٩٧ - حَدَّثَنَا الۡحُمَيۡدِيُّ: حَدَّثَنَا سُفۡيَانُ: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بۡنُ الۡمُنۡكَدِرِ قَالَ: سَمِعۡتُ جَابِرَ بۡنَ عَبۡدِ اللهِ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُمَا يَقُولُ: نَدَبَ النَّبِيُّ ﷺ النَّاسَ يَوۡمَ الۡخَنۡدَقِ، فَانۡتَدَبَ الزُّبَيۡرُ، ثُمَّ نَدَبَهُمۡ فَانۡتَدَبَ الزُّبَيۡرُ، ثُمَّ نَدَبَهُمۡ فَانۡتَدَبَ الزُّبَيۡرُ، قَالَ النَّبِيُّ ﷺ: (إِنَّ لِكُلِّ نَبِيٍّ حَوَارِيًّا، وَحَوَارِيَّ الزُّبَيۡرُ). قَالَ سُفۡيَانُ: الۡحَوَارِيُّ النَّاصِرُ. [طرفه في: ٢٨٤٦].

2997. Al-Humaidi telah menceritakan kepada kami: Sufyan menceritakan kepada kami: Muhammad bin Al-Munkadir menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Aku mendengar Jabir bin ‘Abdullah—radhiyallahu ‘anhuma—mengatakan:

Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—menawarkan tugas (untuk menjadi mata-mata) kepada para sahabat pada hari perang Khandaq, lalu Az-Zubair menyambut tawaran tersebut. Kemudian beliau kembali menawari mereka, lalu Az-Zubair menyambut tawaran tersebut. Kemudian beliau menawari mereka lagi, lalu Az-Zubair menyambut tawaran tersebut. Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—bersabda, “Sesungguhnya setiap nabi memiliki seorang hawari dan hawariku adalah Az-Zubair.”

Sufyan berkata: Hawari adalah penolong.

٢٩٩٨ - حَدَّثَنَا أَبُو الۡوَلِيدِ: حَدَّثَنَا عَاصِمُ بۡنُ مُحَمَّدٍ قَالَ: حَدَّثَنِي أَبِي، عَنِ ابۡنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُمَا، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ. ح.

حَدَّثَنَا أَبُو نُعَيۡمٍ: حَدَّثَنَا عَاصِمُ بۡنُ مُحَمَّدِ بۡنِ زَيۡدِ بۡنِ عَبۡدِ اللهِ بۡنِ عُمَرَ، عَنۡ أَبِيهِ، عَنِ ابۡنِ عُمَرَ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ قَالَ: (لَوۡ يَعۡلَمُ النَّاسُ مَا فِي الۡوَحۡدَةِ مَا أَعۡلَمُ، مَا سَارَ رَاكِبٌ بِلَيۡلٍ وَحۡدَهُ).

2998. Abu Al-Walid telah menceritakan kepada kami: ‘Ashim bin Muhammad menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Ayahku menceritakan kepadaku dari Ibnu ‘Umar—radhiyallahu ‘anhuma—, dari Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—. (Dalam riwayat lain) Abu Nu’aim telah menceritakan kepada kami: ‘Ashim bin Muhammad bin Zaid bin ‘Abdullah bin ‘Umar menceritakan kepada kami dari ayahnya, dari Ibnu ‘Umar, dari Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—. Beliau bersabda, “Andai manusia mengetahui apa yang aku ketahui tentang kesendirian, niscaya tidak ada orang yang melakukan perjalanan sendirian di malam hari.”

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 2873 dan 2874

٦٠ - بَابُ الۡغَزۡوِ عَلَى الۡحَمِيرِ
60. Bab berperang di atas keledai
٦١ - بَابُ بَغۡلَةِ النَّبِيِّ ﷺ الۡبَيۡضَاءِ
61. Bab bagal Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—yang putih


قَالَهُ أَنَسٌ. وَقَالَ أَبُو حُمَيۡدٍ: أَهۡدَى مَلِكُ أَيۡلَةَ لِلنَّبِيِّ ﷺ بَغۡلَةً بَيۡضَاءَ.

Anas mengucapkannya. Abu Humaid berkata: Raja Ailah menghadiahkan seekor bagal putih kepada Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam.

٢٨٧٣ - حَدَّثَنَا عَمۡرُو بۡنُ عَلِيٍّ: حَدَّثَنَا يَحۡيَى: حَدَّثَنَا سُفۡيَانُ قَالَ: حَدَّثَنِي أَبُو إِسۡحَاقَ قَالَ: سَمِعۡتُ عَمۡرَو بۡنَ الۡحَارِثِ قَالَ: مَا تَرَكَ النَّبِيُّ ﷺ إِلَّا بَغۡلَتَهُ الۡبَيۡضَاءَ، وَسِلَاحَهُ، وَأَرۡضًا تَرَكَهَا صَدَقَةً. [طرفه في: ٢٧٣٩].

2873. ‘Amr bin ‘Ali telah menceritakan kepada kami: Yahya menceritakan kepada kami: Sufyan menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Abu Ishaq menceritakan kepadaku. Beliau berkata: Aku mendengar ‘Amr bin Al-Harits berkata: Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—tidaklah meninggalkan kecuali bagalnya yang putih, senjatanya, dan sebidang tanah yang beliau tinggalkan untuk sedekah.

٢٨٧٤ - حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بۡنُ الۡمُثَنَّى: حَدَّثَنَا يَحۡيَى بۡنُ سَعِيدٍ، عَنۡ سُفۡيَانَ قَالَ: حَدَّثَنِي أَبُو إِسۡحَاقَ، عَنِ الۡبَرَاءِ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ، قَالَ لَهُ رَجُلٌ: يَا أَبَا عُمَارَةَ وَلَّيۡتُمۡ يَوۡمَ حُنَيۡنٍ؟ قَالَ: لَا وَاللهِ مَا وَلَّى النَّبِيُّ ﷺ، وَلٰكِنۡ وَلَّى سَرَعَانُ النَّاسِ، فَلَقِيَهُمۡ هَوَازِنُ بِالنَّبۡلِ، وَالنَّبِيُّ ﷺ عَلَى بَغۡلَتِهِ الۡبَيۡضَاءِ، وَأَبُو سُفۡيَانَ بۡنُ الۡحَارِثِ آخِذٌ بِلِجَامِهَا، وَالنَّبِيُّ ﷺ يَقُولُ: (أَنَا النَّبِيُّ لَا كَذِبۡ، أَنَا ابۡنُ عَبۡدِ الۡمُطَّلِبۡ). [طرفه في: ٢٨٦٤].

2874. Muhammad bin Al-Mutsanna telah menceritakan kepada kami: Yahya bin Sa’id menceritakan kepada kami dari Sufyan. Beliau berkata: Abu Ishaq menceritakan kepadaku dari Al-Bara`—radhiyallahu ‘anhu—.

Seseorang bertanya kepada beliau, “Wahai Abu ‘Umarah, apakah kalian lari ke belakang pada hari Hunain?”

Beliau menjawab:

Tidak. Demi Allah, Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—tidak lari ke belakang. Tetapi ada sebagian orang yang tergesa-gesa yang lari ke belakang, lalu suku Hawazin menyambut mereka dengan anak panah. Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—berada di atas bagalnya yang putih, sementara Abu Sufyan bin Al-Harits memegangi tali kekangnya. Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—bersabda, “Aku adalah nabi, tidak dusta. Aku adalah putra ‘Abdul Muththalib.”

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 2871 dan 2872

٥٩ - بَابُ نَاقَةِ النَّبِيِّ ﷺ
59. Bab unta Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam


قَالَ ابۡنُ عُمَرَ: أَرۡدَفَ النَّبِيُّ ﷺ أُسَامَةَ عَلَى الۡقَصۡوَاءِ.

Ibnu ‘Umar berkata: Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—memboncengkan Usamah di atas unta Al-Qashwa`.

وَقَالَ الۡمِسۡوَرُ: قَالَ النَّبِيُّ ﷺ: (مَا خَلَأَتِ الۡقَصۡوَاءُ).

Al-Miswar berkata: Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—berkata, “Al-Qashwa` tidak bandel.”

٢٨٧١ - حَدَّثَنَا عَبۡدُ اللهِ بۡنُ مُحَمَّدٍ: حَدَّثَنَا مُعَاوِيَةُ: حَدَّثَنَا أَبُو إِسۡحَاقَ، عَنۡ حُمَيۡدٍ قَالَ: سَمِعۡتُ أَنَسًا رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ يَقُولُ: كَانَتۡ نَاقَةُ النَّبِيِّ ﷺ يُقَالُ لَهَا الۡعَضۡبَاءُ. [الحديث ٢٨٧١ - طرفه في: ٢٨٧٢].

2871. ‘Abdullah bin Muhammad telah menceritakan kepada kami: Mu’awiyah menceritakan kepada kami: Abu Ishaq menceritakan kepada kami dari Humaid. Beliau berkata: Aku memdengar Anas—radhiyallahu ‘anhu—mengatakan: Dahulu, ada unta Nabi—shallallahu ’alaihi wa sallam—yang diberi nama Al-‘Adhba`.

٢٨٧٢ - حَدَّثَنَا مَالِكُ بۡنُ إِسۡمَاعِيلَ: حَدَّثَنَا زُهَيۡرٌ، عَنۡ حُمَيۡدٍ، عَنۡ أَنَسٍ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ قَالَ: كَانَ لِلنَّبِيِّ ﷺ نَاقَةٌ تُسَمَّى الۡعَضۡبَاءَ، لَا تُسۡبَقُ، قَالَ حُمَيۡدٌ: أَوۡ لَا تَكَادُ تُسۡبَقُ، فَجَاءَ أَعۡرَابِيٌّ عَلَى قَعُودٍ فَسَبَقَهَا، فَشَقَّ ذٰلِكَ عَلَى الۡمُسۡلِمِينَ حَتَّى عَرَفَهُ، فَقَالَ: (حَقٌّ عَلَى اللهِ أَنۡ لَا يَرۡتَفِعَ شَيۡءٌ مِنَ الدُّنۡيَا إِلَّا وَضَعَهُ). طَوَّلَهُ مُوسَى، عَنۡ حَمَّادٍ، عَنۡ ثَابِتٍ، عَنۡ أَنَسٍ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ. [طرفه في: ٢٨٧١].

2872. Malik bin Isma’il telah menceritakan kepada kami: Zuhair menceritakan kepada kami dari Humaid, dari Anas—radhiyallahu ‘anhu—. Beliau mengatakan:

Dahulu Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—memiliki seekor unta yang diberi nama Al-‘Adhba` yang tidak bisa disalip. Humaid berkata: Atau hampir tidak bisa disalip. Lalu ada seorang badui Arab datang mengendarai unta jantan muda lalu menyalipnya. Hal itu menyesakkan perasaan kaum muslimin hingga Nabi mengetahuinya, lantas beliau bersabda, “Hak bagi Allah untuk tidak mengangkat sesuatupun dari dunia kecuali Dia menurunkannya.”

Musa meriwayatkannya secara panjang dari Hammad, dari Tsabit, dari Anas, dari Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 2824

٢٦ - بَابُ مَنۡ حَدَّثَ بِمَشَاهِدِهِ فِي الۡحَرۡبِ
26. Bab barang siapa yang menceritakan keikutsertaannya dalam peperangan


قَالَهُ أَبُو عُثۡمَانَ، عَنۡ سَعۡدٍ.

Abu ‘Utsman mengatakannya dari Sa’d.

٢٨٢٤ - حَدَّثَنَا قُتَيۡبَةُ بۡنُ سَعِيدٍ: حَدَّثَنَا حَاتِمٌ، عَنۡ مُحَمَّدِ بۡنِ يُوسُفَ، عَنِ السَّائِبِ بۡنِ يَزِيدَ قَالَ: صَحِبۡتُ طَلۡحَةَ بۡنَ عُبَيۡدِ اللهِ، وَسَعۡدًا، وَالۡمِقۡدَادَ بۡنَ الۡأَسۡوَدِ، وَعَبۡدَ الرَّحۡمٰنِ بۡنَ عَوۡفٍ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُمۡ، فَمَا سَمِعۡتُ أَحَدًا مِنۡهُمۡ يُحَدِّثُ عَنۡ رَسُولِ اللهِ ﷺ، إِلَّا أَنِّي سَمِعۡتُ طَلۡحَةَ يُحَدِّثُ عَنۡ يَوۡمِ أُحُدٍ. [الحديث ٢٨٢٤ - طرفه في: ٤٠٦٢].

2824. Qutaibah bin Sa’id telah menceritakan kepada kami: Hatim menceritakan kepada kami dari Muhammad bin Yusuf, dari As-Sa`ib bin Yazid. Beliau berkata: Aku menyertai Thalhah bin ‘Ubaidullah, Sa’d, Al-Miqdad bin Al-Aswad, dan ‘Abdurrahman bin ‘Auf—radhiyallahu ‘anhum—, aku tidak mendengar seorang pun dari mereka menceritakan dari Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—kecuali aku mendengar Thalhah bercerita tentang hari Uhud.

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 2822 dan 2823

٢٥ - بَابُ مَا يُتَعَوَّذُ مِنَ الۡجُبۡنِ
25. Bab keterangan tentang perlindungan dari sifat pengecut


٢٨٢٢ - حَدَّثَنَا مُوسَى بۡنُ إِسۡمَاعِيلَ: حَدَّثَنَا أَبُو عَوَانَةَ: حَدَّثَنَا عَبۡدُ الۡمَلِكِ بۡنُ عُمَيۡرٍ: سَمِعۡتُ عَمۡرَو بۡنَ مَيۡمُونٍ الۡأَوۡدِيَّ قَالَ: كَانَ سَعۡدٌ يُعَلِّمُ بَنِيهِ هَؤُلَاءِ الۡكَلِمَاتِ، كَمَا يُعَلِّمُ الۡمُعَلِّمُ الۡغِلۡمَانَ الۡكِتَابَةَ، وَيَقُولُ: إِنَّ رَسُولَ اللهِ ﷺ كَانَ يَتَعَوَّذُ مِنۡهُنَّ دُبُرَ الصَّلَاةِ: (اللّٰهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الۡجُبۡنِ، وَأَعُوذُ بِكَ أَنۡ أُرَدَّ إِلَى أَرۡذَلِ الۡعُمُرِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنۡ فِتۡنَةِ الدُّنۡيَا وَأَعُوذُ بِكَ مِنۡ عَذَابِ الۡقَبۡرِ). فَحَدَّثۡتُ بِهِ مُصۡعَبًا فَصَدَّقَهُ.

[الحديث ٢٨٢٢ - أطرافه في: ٦٣٦٥، ٦٣٧٠، ٦٣٧٤، ٦٣٩٠].

2822. Musa bin Isma’il telah menceritakan kepada kami: Abu ‘Awanah menceritakan kepada kami: ‘Abdul Malik bin ‘Umair menceritakan kepada kami: Aku mendengar ‘Amr bin Maimun Al-Audi berkata:

Dahulu, Sa’d (bin Abu Waqqash) mengajari anak-anaknya kalimat berikut, sebagaimana pengajar mengajari anak-anak menulis dan beliau berkata: Sesungguhnya Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—berlindung darinya di penghujung salat, “Ya Allah, sungguh aku berlindung kepada-Mu dari kekecutan. Aku berlindung kepada-Mu dari dikembalikan ke umur yang paling lemah (pikun). Aku berlindung kepada-Mu dari ujian dunia dan aku berlindung kepada-Mu dari azab kubur.”

Aku menceritakannya kepada Mush’ab, lalu beliau membenarkannya.

٢٨٢٣ - حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ: حَدَّثَنَا مُعۡتَمِرٌ قَالَ: سَمِعۡتُ أَبِي قَالَ: سَمِعۡتُ أَنَسَ بۡنَ مَالِكٍ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ قَالَ: كَانَ النَّبِيُّ ﷺ يَقُولُ: (اللّٰهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الۡعَجۡزِ وَالۡكَسَلِ، وَالۡجُبۡنِ وَالۡهَرَمِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنۡ فِتۡنَةِ الۡمَحۡيَا وَالۡمَمَاتِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنۡ عَذَابِ الۡقَبۡرِ). [الحديث ٢٨٢٣ - أطرافه في: ٤٧٠٧، ٦٣٦٧، ٦٣٧١].

2823. Musaddad telah menceritakan kepada kami: Mu’tamir menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Aku mendengar ayahku berkata: Aku mendengar Anas bin Malik—radhiyallahu ‘anhu—mengatakan: Dahulu Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—biasa berdoa, “Ya Allah, sungguh aku berlindung kepada-Mu dari kelemahan, kemalasan, kekecutan, dan ketuarentaan. Aku berlindung kepada-Mu dari ujian kehidupan dan kematian. Aku berlindung kepada-Mu dari azab kubur.”

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 2809

١٤ - بَابُ مَنۡ أَتَاهُ سَهۡمٌ غَرۡبٌ فَقَتَلَهُ
14. Bab barang siapa yang terkena oleh panah yang tidak diketahui pelemparnya kemudian terbunuh olehnya


٢٨٠٩ - حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بۡنُ عَبۡدِ اللهِ: حَدَّثَنَا حُسَيۡنُ بۡنُ مُحَمَّدٍ أَبُو أَحۡمَدَ: حَدَّثَنَا شَيۡبَانُ، عَنۡ قَتَادَةَ: حَدَّثَنَا أَنَسُ بۡنُ مَالِكٍ: أَنَّ أُمَّ الرُّبَيِّعِ بِنۡتَ الۡبَرَاءِ، وَهِيَ أُمُّ حَارِثَةَ بۡنِ سُرَاقَةَ، أَتَتِ النَّبِيَّ ﷺ فَقَالَتۡ: يَا نَبِيَّ اللهِ، أَلَا تُحَدِّثُنِي عَنۡ حَارِثَةَ وَكَانَ قُتِلَ يَوۡمَ بَدۡرٍ، أَصَابَهُ سَهۡمٌ غَرۡبٌ، فَإِنۡ كَانَ فِي الۡجَنَّةِ صَبَرۡتُ، وَإِنۡ كَانَ غَيۡرَ ذٰلِكَ، اجۡتَهَدۡتُ عَلَيۡهِ فِي الۡبُكَاءِ؟ قَالَ: (يَا أُمَّ حَارِثَةَ، إِنَّهَا جِنَانٌ فِي الۡجَنَّةِ، وَإِنَّ ابۡنَكِ أَصَابَ الۡفِرۡدَوۡسَ الۡأَعۡلَى). [الحديث ٢٨٠٩ - أطرافه في: ٣٩٨٢، ٦٥٥٠، ٦٥٦٧].

2809. Muhammad bin ‘Abdullah telah menceritakan kepada kami: Husain bin Muhammad Abu Ahmad menceritakan kepada kami: Syaiban menceritakan kepada kami dari Qatadah: Anas bin Malik menceritakan kepada kami:

Bahwa Umu Ar-Rubayyi’ binti Al-Bara`, ibu dari Haritsah bin Suraqah, mendatangi Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—seraya berkata, “Wahai Nabi, tidakkah engkau menceritakan kepadaku kabar tentang Haritsah? Dia terbunuh di hari Badr terkena panah yang tidak diketahui pelemparnya. Jika dia di janah, aku akan bersabar. Jika tidak, aku sungguh akan menangisinya.”

Nabi bersabda, “Wahai Umu Haritsah, sesungguhnya di janah ada banyak taman janah dan sesungguhnya putramu mendapatkan janah Firdaus yang paling tinggi.”

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 2820 dan 2821

٢٤ - بَابُ الشَّجَاعَةِ فِي الۡحَرۡبِ وَالۡجُبۡنِ
24. Bab keberanian dan kekecutan dalam peperangan


٢٨٢٠ - حَدَّثَنَا أَحۡمَدُ بۡنُ عَبۡدِ الۡمَلِكِ بۡنِ وَاقِدٍ: حَدَّثَنَا حَمَّادُ بۡنُ زَيۡدٍ، عَنۡ ثَابِتٍ، عَنۡ أَنَسٍ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ قَالَ: كَانَ النَّبِيُّ ﷺ أَحۡسَنَ النَّاسِ وَأَشۡجَعَ النَّاسِ وَأَجۡوَدَ النَّاسِ، وَلَقَدۡ فَزِعَ أَهۡلُ الۡمَدِينَةِ، فَكَانَ النَّبِيُّ ﷺ سَبَقَهُمۡ عَلَى فَرَسٍ، وَقَالَ: (وَجَدۡنَاهُ بَحۡرًا). [طرفه في: ٢٦٢٧].

2820. Ahmad bin ‘Abdul Malik bin Waqid telah menceritakan kepada kami: Hammad bin Zaid menceritakan kepada kami dari Tsabit, dari Anas—radhiyallahu ‘anhu—. Beliau berkata:

Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—adalah orang yang paling baik, paling berani, dan paling murah hati. Sungguh penduduk Madinah pernah panik, lalu Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—menyalip mereka di atas seekor kuda dan berkata, “Kami mendapati kuda ini kuat larinya.”

٢٨٢١ - حَدَّثَنَا أَبُو الۡيَمَانِ: أَخۡبَرَنَا شُعَيۡبٌ، عَنِ الزُّهۡرِيِّ قَالَ: أَخۡبَرَنِي عُمَرُ بۡنُ مُحَمَّدِ بۡنِ جُبَيۡرِ بۡنِ مُطۡعِمٍ أَنَّ مُحَمَّدَ بۡنَ جُبَيۡرٍ قَالَ: أَخۡبَرَنِي جُبَيۡرُ بۡنُ مُطۡعِمٍ: أَنَّهُ بَيۡنَمَا هُوَ يَسِيرُ مَعَ رَسُولِ اللهِ ﷺ وَمَعَهُ النَّاسُ، مَقۡفَلَهُ مِنۡ حُنَيۡنٍ، فَعَلِقَهُ النَّاسُ يَسۡأَلُونَهُ، حَتَّى اضۡطَرُّوهُ إِلَى سَمُرَةٍ فَخَطِفَتۡ رِدَاءَهُ، فَوَقَفَ النَّبِيُّ ﷺ فَقَالَ: (أَعۡطُونِي رِدَائِي، لَوۡ كَانَ لِي عَدَدُ هٰذِهِ الۡعِضَاهِ نَعَمًا لَقَسَمۡتُهُ بَيۡنَكُمۡ، ثُمَّ لَا تَجِدُونِي بَخِيلًا، وَلَا كَذُوبًا، وَلَا جَبَانًا). [الحديث ٢٨٢١ - طرفه في: ٣١٤٨].

2821. Abu Al-Yaman telah menceritakan kepada kami: Syu’aib mengabarkan kepada kami dari Az-Zuhri. Beliau berkata: ‘Umar bin Muhammad bin Jubair bin Muth’im mengabarkan kepadaku bahwa Muhammad bin Jubair berkata: Jubair bin Muth’im mengabarkan kepadaku:

Bahwa ketika dia melakukan perjalanan bersama Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—dengan kaum muslimin sepulang dari Hunain, sebagian orang menggandeng beliau dan meminta harta kepada beliau hingga mereka mendesak beliau ke sebatang pohon berduri sehingga pakaian atasnya tersangkut.

Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—berhenti lalu bersabda, “Berikan pakaian atasku kepadaku! Kalau saja aku memiliki binatang ternak sejumlah pohon berduri ini, pasti aku akan membagi-bagikannya kepada kalian. Kemudian kalian tidak akan mendapatiku sebagai orang yang bakhil, pendusta, atau pengecut.”

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 2819

٢٣ - بَابُ مَنۡ طَلَبَ الۡوَلَدَ لِلۡجِهَادِ
23. Bab barang siapa berusaha mendapatkan keturunan untuk berjihad


٢٨١٩ - وَقَالَ اللَّيۡثُ: حَدَّثَنِي جَعۡفَرُ بۡنُ رَبِيعَةَ، عَنۡ عَبۡدِ الرَّحۡمٰنِ بۡنِ هُرۡمُزَ قَالَ: سَمِعۡتُ أَبَا هُرَيۡرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ، عَنۡ رَسُولِ اللهِ ﷺ قَالَ: (قَالَ سُلَيۡمَانُ بۡنُ دَاوُدَ عَلَيۡهِمَا السَّلَامُ: لَأَطُوفَنَّ اللَّيۡلَةَ عَلَى مِائَةِ امۡرَأَةٍ، أَوۡ تِسۡعٍ وَتِسۡعِينَ، كُلُّهُنَّ يَأۡتِي بِفَارِسٍ يُجَاهِدُ فِي سَبِيلِ اللهِ، فَقَالَ لَهُ صَاحِبُهُ: قُلۡ إِنۡ شَاءَ اللهُ، فَلَمۡ يَقُلۡ إِنۡ شَاءَ اللهُ، فَلَمۡ يَحۡمِلۡ مِنۡهُنَّ إِلَّا امۡرَأَةٌ وَاحِدَةٌ، جَاءَتۡ بِشِقِّ رَجُلٍ، وَالَّذِي نَفۡسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ، لَوۡ قَالَ: إِنۡ شَاءَ اللهُ، لَجَاهَدُوا فِي سَبِيلِ اللهِ فُرۡسَانًا أَجۡمَعُونَ).

[الحديث ٢٨١٩ - أطرافه في: ٣٤٢٤، ٥٢٤٢، ٦٦٢٩، ٦٧٢٠، ٧٤٦٩].

2819. Al-Laits berkata: Ja’far bin Rabi’ah menceritakan kepadaku dari ‘Abdurrahman bin Hurmuz. Beliau berkata: Aku mendengar Abu Hurairah—radhiyallahu ‘anhu—dari Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—. Beliau bersabda:

Sulaiman bin Dawud—‘alaihimas salam—berkata, “Aku malam ini sungguh akan berkeliling ke seratus atau sembilan puluh sembilan wanita, lalu mereka semuanya akan melahirkan penunggang kuda yang berjihad di jalan Allah.”

Sahabatnya berkata kepadanya, “Katakan: insya Allah!”

Namun beliau tidak mengucapkan insya Allah. Tidak ada di antara mereka yang hamil kecuali seorang wanita yang melahirkan separuh bayi laki-laki. Demi Allah yang jiwa Muhammad ada di tangan-Nya, andai beliau mengucapkan insya Allah, niscaya anak-anaknya semua akan berjihad di jalan Allah dengan menunggang kuda.

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 2818

٢٢ - بَابٌ الۡجَنَّةُ تَحۡتَ بَارِقَةِ السُّيُوفِ
22. Bab janah di bawah kilatan pedang


وَقَالَ الۡمُغِيرَةُ بۡنُ شُعۡبَةَ: أَخۡبَرَنَا نَبِيُّنَا ﷺ، عَنۡ رِسَالَةِ رَبِّنَا: (مَنۡ قُتِلَ مِنَّا صَارَ إِلَى الۡجَنَّةِ).

Al-Mughirah bin Syu’bah berkata: Nabi kita—shallallahu ‘alaihi wa sallam—mengabarkan kepada kami dari risalah Tuhannya, “Siapa saja di antara kita yang terbunuh (dalam jihad di jalan Allah), dia akan ke janah.”

وَقَالَ عُمَرُ لِلنَّبِيِّ ﷺ: أَلَيۡسَ قَتۡلَانَا فِي الۡجَنَّةِ وَقَتۡلَاهُمۡ فِي النَّارِ؟ قَالَ: (بَلَى).

‘Umar bertanya kepada Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—, “Bukankah orang kita yang terbunuh di dalam janah dan orang mereka yang terbunuh di dalam neraka?”

Nabi menjawab, “Benar.”

٢٨١٨ - حَدَّثَنَا عَبۡدُ اللهِ بۡنُ مُحَمَّدٍ: حَدَّثَنَا مُعَاوِيَةُ بۡنُ عَمۡرٍو: حَدَّثَنَا أَبُو إِسۡحَاقَ، عَنۡ مُوسَى بۡنِ عُقۡبَةَ، عَنۡ سَالِمٍ أَبِي النَّضۡرِ مَوۡلَى عُمَرَ بۡنِ عُبَيۡدِ اللهِ، وَكَانَ كَاتِبَهُ، قَالَ: كَتَبَ إِلَيۡهِ عَبۡدُ اللهِ بۡنُ أَبِي أَوۡفَى رَضِيَ اللهُ عَنۡهُمَا: إِنَّ رَسُولَ اللهِ ﷺ قَالَ: (وَاعۡلَمُوا أَنَّ الۡجَنَّةَ تَحۡتَ ظِلَالِ السُّيُوفِ).

تَابَعَهُ الۡأُوَيۡسِيُّ، عَنِ ابۡنِ أَبِي الزِّنَادِ، عَنۡ مُوسَى بۡنِ عُقۡبَةَ.

[الحديث ٢٨١٨ - أطرافه في: ٢٨٣٣، ٢٩٦٦، ٣٠٣٤، ٧٢٢٧].

2818. ‘Abdullah bin Muhammad telah menceritakan kepada kami: Mu’awiyah bin ‘Amr menceritakan kepada kami: Abu Ishaq menceritakan kepada kami dari Musa bin ‘Uqbah, dari Salim Abu An-Nadhr maula ‘Umar bin ‘Ubaidullah. Dahulu Salim adalah juru tulis ‘Umar. Salim berkata: ‘Abdullah bin Abu Aufa—radhiyallahu ‘anhuma—menulis surat kepada ‘Umar bahwa Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—bersabda, “Ketahuilah bahwa janah di bawah naungan pedang!”

Al-Uwaisi mengiringi Mu’awiyah bin ‘Amr dari Ibnu Abu Az-Zinad, dari Musa bin ‘Uqbah.

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 2817

٢١ - بَابٌ تَمَنِّي الۡمُجَاهِدِ أَنۡ يَرۡجِعَ إِلَى الدُّنۡيَا
21. Bab angan-angan mujahid untuk kembali ke dunia


٢٨١٧ - حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بۡنُ بَشَّارٍ: حَدَّثَنَا غُنۡدَرٌ: حَدَّثَنَا شُعۡبَةُ قَالَ: سَمِعۡتُ قَتَادَةَ قَالَ: سَمِعۡتُ أَنَسَ بۡنَ مَالِكٍ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ: عَنِ النَّبِيِّ ﷺ قَالَ: (مَا أَحَدٌ يَدۡخُلُ الۡجَنَّةَ، يُحِبُّ أَنۡ يَرۡجِعَ إِلَى الدُّنۡيَا، وَلَهُ مَا عَلَى الۡأَرۡضِ مِنۡ شَيۡءٍ إِلَّا الشَّهِيدُ، يَتَمَنَّى أَنۡ يَرۡجِعَ إِلَى الدُّنۡيَا فَيُقۡتَلَ عَشۡرَ مَرَّاتٍ، لِمَا يَرَى مِنَ الۡكَرَامَةِ). [طرفه في: ٢٧٩٥].

2817. Muhammad bin Basysyar telah menceritakan kepada kami: Ghundar menceritakan kepada kami: Syu’bah menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Aku mendengar Qatadah berkata: Aku mendengar Anas bin Malik—radhiyallahu ‘anhu—, dari Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—. Beliau bersabda, “Tidak ada seorang pun yang masuk janah senang untuk kembali ke dunia dalam keadaan dia memiliki segala yang ada di atas bumi kecuali syahid. Dia berangan-angan agar kembali ke dunia lalu terbunuh sepuluh kali lagi karena karamah yang dia lihat.”

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 2798

٢٧٩٨ - حَدَّثَنَا يُوسُفُ بۡنُ يَعۡقُوبَ الصَّفَّارُ: حَدَّثَنَا إِسۡمَاعِيلُ ابۡنُ عُلَيَّةَ، عَنۡ أَيُّوبَ، عَنۡ حُمَيۡدِ بۡنِ هِلَالٍ، عَنۡ أَنَسِ بۡنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ قَالَ: خَطَبَ النَّبِيُّ ﷺ فَقَالَ: (أَخَذَ الرَّايَةَ زَيۡدٌ فَأُصِيبَ، ثُمَّ أَخَذَهَا جَعۡفَرٌ فَأُصِيبَ، ثُمَّ أَخَذَهَا عَبۡدُ اللهِ بۡنُ رَوَاحَةَ فَأُصِيبَ، ثُمَّ أَخَذَهَا خَالِدُ بۡنُ الۡوَلِيدِ عَنۡ غَيۡرِ إِمۡرَةٍ فَفُتِحَ لَهُ)، وَقَالَ: (مَا يَسُرُّنَا أَنَّهُمۡ عِنۡدَنَا). قَالَ أَيُّوبُ: أَوۡ قَالَ: (مَا يَسُرُّهُمۡ أَنَّهُمۡ عِنۡدَنَا). وَعَيۡنَاهُ تَذۡرِفَانِ. [طرفه في: ١٢٤٦].

2798. Yusuf bin Ya’qub Ash-Shaffar telah menceritakan kepada kami: Isma’il bin ‘Ulayyah menceritakan kepada kami dari Ayyub, dari Humaid bin Hilal, dari Anas bin Malik—radhiyallahu ‘anhu—. Beliau mengatakan:

Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—berkhotbah. Beliau bersabda, “Zaid mengambil panji lalu dia terbunuh. Kemudian ‘Abdullah bin Rawahah mengambilnya lalu dia terbunuh. Kemudian Khalid bin Al-Walid mengambilnya tanpa ada perintah. Lalu dia diberi kemenangan.”

Dan beliau bersabda, “Keberadaan mereka di sisi kami sekarang tidaklah menggembirakan kami.” Ayyub berkata: Atau beliau bersabda, “Keberadaan mereka di sisi kami sekarang tidaklah menggembirakan mereka.” Dalam keadaan kedua mata beliau berlinang air mata.

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 2795 dan 2796

٦ - بَابُ الۡحُورِ الۡعِينِ وَصِفَتِهِنَّ
6. Bab bidadari bermata indah dan sifat mereka


يَحَارُ فِيهَا الطَّرۡفُ، شَدِيدَةُ سَوَادِ الۡعَيۡنِ، شَدِيدَةُ بَيَاضِ الۡعَيۡنِ. ﴿وَزَوَّجۡنَاهُمۡ﴾ [الدخان: ٥٤] أَنۡكَحۡنَاهُمۡ.

Memandanginya membuat terperangah. Biji matanya sangat hitam dan skleranya sangat putih.

Wa zawwajnahum” (QS. Ad-Dukhan: 54) artinya Kami nikahkan mereka.

٢٧٩٥ - حَدَّثَنَا عَبۡدُ اللهِ بۡنُ مُحَمَّدٍ: حَدَّثَنَا مُعَاوِيَةُ بۡنُ عَمۡرٍو: حَدَّثَنَا أَبُو إِسۡحَاقَ، عَنۡ حُمَيۡدٍ قَالَ: سَمِعۡتُ أَنَسَ بۡنَ مَالِكٍ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ قَالَ: (مَا مِنۡ عَبۡدٍ يَمُوتُ، لَهُ عِنۡدَ اللهِ خَيۡرٌ، يَسُرُّهُ أَنۡ يَرۡجِعَ إِلَى الدُّنۡيَا، وَأَنَّ لَهُ الدُّنۡيَا وَمَا فِيهَا، إِلَّا الشَّهِيدَ، لِمَا يَرَى مِنۡ فَضۡلِ الشَّهَادَةِ، فَإِنَّهُ يَسُرُّهُ أَنۡ يَرۡجِعَ إِلَى الدُّنۡيَا، فَيُقۡتَلَ مَرَّةً أُخۡرَى). [الحديث ٢٧٩٥ - طرفه في: ٢٨١٧].

2795. ‘Abdullah bin Muhammad telah menceritakan kepada kami: Mu’awiyah bin ‘Amr menceritakan kepada kami: Abu Ishaq menceritakan kepada kami dari Humaid. Beliau berkata: Aku mendengar Anas bin Malik—radhiyallahu ‘anhu—, dari Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—. Beliau bersabda, “Tidak ada seorang hamba pun yang meninggal, yang dia memiliki kebaikan di sisi Allah, senang untuk kembali ke dunia meskipun dia memiliki dunia seisinya, kecuali syahid. Hal itu karena dia melihat keutamaan mati syahid sehingga dia senang untuk kembali ke dunia lalu dia terbunuh lagi.”

٢٧٩٦ – قَالَ: وَسَمِعۡتُ أَنَسَ بۡنَ مَالِكٍ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ: (لَرَوۡحَةٌ فِي سَبِيلِ اللهِ، أَوۡ غَدۡوَةٌ، خَيۡرٌ مِنَ الدُّنۡيَا وَمَا فِيهَا، وَلَقَابُ قَوۡسِ أَحَدِكُمۡ مِنَ الۡجَنَّةِ، أَوۡ مَوۡضِعُ قِيدٍ - يَعۡنِي سَوۡطَهُ - خَيۡرٌ مِنَ الدُّنۡيَا وَمَا فِيهَا، وَلَوۡ أَنَّ امۡرَأَةً مِنۡ أَهۡلِ الۡجَنَّةِ اطَّلَعَتۡ إِلَى أَهۡلِ الۡأَرۡضِ لَأَضَاءَتۡ مَا بَيۡنَهُمَا، وَلَمَلَأَتۡهُ رِيحًا، وَلَنَصِيفُهَا عَلَى رَأۡسِهَا خَيۡرٌ مِنَ الدُّنۡيَا وَمَا فِيهَا). [طرفه في: ٢٧٩٢].

2796. Humaid berkata: Aku juga mendengar Anas bin Malik, dari Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—, “Keberangkatan di jalan Allah pada akhir siang atau awal siang lebih baik daripada dunia seisinya. Janah seukuran separuh busur panah salah seorang kalian atau tempat cemetinya benar-benar lebih baik daripada dunia seisinya. Kalau saja seorang wanita dari penduduk janah menampakkan diri kepada penduduk bumi niscaya akan menyinari segala yang ada di antara langit dan bumi dan akan memenuhinya dengan semerbak wanginya. Bahkan kerudung kepalanya benar-benar lebih baik daripada dunia seisinya.”

Shahih Al-Bukhari hadits nomor 2792, 2793, dan 2794

٥ - بَابُ الۡغَدۡوَةِ وَالرَّوۡحَةِ فِي سَبِيلِ اللهِ، وَقَابُ قَوۡسِ أَحَدِكُمۡ مِنَ الۡجَنَّةِ
5. Bab keberangkatan di jalan Allah pada awal atau akhir siang dan janah seukuran separuh busur panah salah seorang kalian


٢٧٩٢ - حَدَّثَنَا مُعَلَّى بۡنُ أَسَدٍ: حَدَّثَنَا وُهَيۡبٌ: حَدَّثَنَا حُمَيۡدٌ، عَنۡ أَنَسِ بۡنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ قَالَ: (لَغَدۡوَةٌ فِي سَبِيلِ اللهِ أَوۡ رَوۡحَةٌ خَيۡرٌ مِنَ الدُّنۡيَا وَمَا فِيهَا). [الحديث ٢٧٩٢ - طرفاه في: ٢٧٩٦، ٦٥٦٨].

2792. Mu’alla bin Asad telah menceritakan kepada kami: Wuhaib menceritakan kepada kami: Humaid menceritakan kepada kami dari Anas bin Malik—radhiyallahu ‘anhu—, dari Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—. Beliau bersabda, “Keberangkatan di jalan Allah pada awal atau akhir siang benar-benar lebih baik daripada dunia seisinya.”

٢٧٩٣ - حَدَّثَنَا إِبۡرَاهِيمُ بۡنُ الۡمُنۡذِرِ: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بۡنُ فُلَيۡحٍ قَالَ: حَدَّثَنِي أَبِي، عَنۡ هِلَالِ بۡنِ عَلِيٍّ، عَنۡ عَبۡدِ الرَّحۡمٰنِ بۡنِ أَبِي عَمۡرَةَ، عَنۡ أَبِي هُرَيۡرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ قَالَ: (لَقَابُ قَوۡسٍ فِي الۡجَنَّةِ خَيۡرٌ مِمَّا تَطۡلُعُ عَلَيۡهِ الشَّمۡسُ وَتَغۡرُبُ). وَقَالَ: (لَغَدۡوَةٌ أَوۡ رَوۡحَةٌ فِي سَبِيلِ اللهِ خَيۡرٌ مِمَّا تَطۡلُعُ عَلَيۡهِ الشَّمۡسُ وَتَغۡرُبُ). [الحديث ٢٧٩٣ - طرفه في: ٣٢٥٣].

2793. Ibrahim bin Al-Mundzir telah menceritakan kepada kami: Muhammad bin Fulaih menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Ayahku menceritakan kepadaku dari Hilal bin ‘Ali, dari ‘Abdurrahman bin Abu ‘Amrah, dari Abu Hurairah—radhiyallahu ‘anhu—, dari Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—.

Beliau bersabda, “Tempat seukuran separuh busur panah di janah benar-benar lebih baik daripada yang dilalui oleh matahari dari terbit hingga tenggelam.”

Beliau juga berkata, “Keberangkatan di jalan Allah pada awal atau akhir siang benar-benar lebih baik daripada yang dilalui oleh matahari dari terbit hingga tenggelam.”

٢٧٩٤ - حَدَّثَنَا قَبِيصَةُ: حَدَّثَنَا سُفۡيَانُ، عَنۡ أَبِي حَازِمٍ، عَنۡ سَهۡلِ بۡنِ سَعۡدٍ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ قَالَ: (الرَّوۡحَةُ وَالۡغَدۡوَةُ فِي سَبِيلِ اللهِ أَفۡضَلُ مِنَ الدُّنۡيَا وَمَا فِيهَا). [الحديث ٢٧٩٤ - أطرافه في: ٢٨٩٢، ٣٢٥٠، ٦٤١٥].

2794. Qabishah telah menceritakan kepada kami: Sufyan menceritakan kepada kami dari Abu Hazim, dari Sahl bin Sa’d—radhiyallahu ‘anhu—, dari Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—. Beliau bersabda, “Keberangkatan di jalan Allah pada awal atau akhir siang lebih utama daripada dunia seisinya.”

Shahih Al-Bukhari - 15. Kitab Meminta Hujan

 

Kitab Meminta Hujan

  1. Bab meminta hujan dan keluarnya Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—ketika meminta hujan
    1. Hadis nomor 1005
  2. Bab doa Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—, “Jadikanlah siksaan dengan tahun-tahun (kemarau) seperti tahun-tahun Nabi Yusuf”
    1. Hadis nomor 1006
    2. Hadis nomor 1007
  3. Bab permintaan masyarakat kepada pemimpin untuk berdoa meminta hujan ketika dilanda kekeringan
    1. Hadis nomor 1008
    2. Hadis nomor 1009
    3. Hadis nomor 1010
  4. Bab membalik pakaian atas ketika berdoa meminta hujan
    1. Hadis nomor 1011 dan 1012
  5. Bab berdoa meminta hujan di masjid jami
    1. Hadis nomor 1013
  6. Bab meminta hujan ketika khotbah Jumat tanpa menghadap kiblat
    1. Hadis nomor 1014
  7. Bab meminta hujan ketika sedang di mimbar
    1. Hadis nomor 1015
  8. Bab barang siapa mencukupkan dengan salat Jumat ketika minta hujan
    1. Hadis nomor 1016
  9. Bab doa ketika jalan-jalan telah terputus saking seringnya hujan
    1. Hadis nomor 1017
  10. Bab apa yang dikatakan bahwa Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—tidak memindah pakaian atasnya ketika meminta hujan di hari Jumat
    1. Hadis nomor 1018
  11. Bab jika rakyat meminta pemimpin agar berdoa kepada Allah meminta hujan untuk mereka, pemimpin itu jangan menolaknya
    1. Hadis nomor 1019
  12. Bab ketika orang-orang musyrik meminta bantuan kaum muslimin ketika kekeringan
    1. Hadis nomor 1020
  13. Bab doa ketika curah hujan tinggi, “Ke sekeliling kami dan jangan ke tempat kami”
    1. Hadis nomor 1021
  14. Bab berdoa minta hujan dengan berdiri
    1. Hadis nomor 1022
    2. Hadis nomor 1023
  15. Bab menjaharkan qiraah dalam salat istiska
    1. Hadis nomor 1024
  16. Bab bagaimana Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—membalikkan punggungnya ke arah orang-orang
    1. Hadis nomor 1025
  17. Bab salat istiska dua rakaat
    1. Hadis nomor 1026
  18. Bab meminta hujan di lapangan
    1. Hadis nomor 1027
  19. Bab menghadap kiblat ketika meminta hujan
    1. Hadis nomor 1028
  20. Bab kaum muslimin mengangkat tangan mereka bersama imam ketika berdoa meminta hujan
    1. Hadis nomor 1029
    2. Hadis nomor 1030
  21. Bab imam mengangkat tangan ketika meminta hujan
    1. Hadis nomor 1031
  22. Bab yang diucapkan ketika turun hujan
    1. Hadis nomor 1032
  23. Bab barang siapa berhujan-hujan hingga air hujan turun ke jenggotnya
    1. Hadis nomor 1033
  24. Bab apabila angin bertiup kencang
    1. Hadis nomor 1034
  25. Bab sabda Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—, “Aku ditolong dengan angin Shaba”
    1. Hadis nomor 1035
  26. Bab apa yang dikatakan tentang gempa dan tanda-tanda hari kiamat
    1. Hadis nomor 1036
    2. Hadis nomor 1037
  27. Bab firman Allah taala, “Kalian mengungkapkan (rasa syukur terhadap) rezeki kalian dengan mendustakan (Allah)” (QS. Al-Waqi’ah: 82)
    1. Hadis nomor 1038
  28. Bab tidak ada yang mengetahui kapan hujan akan datang kecuali Allah
    1. Hadis nomor 1039

Shahih Al-Bukhari - 34. Kitab Jual Beli

 

Kitab Jual Beli

1. Bab riwayat tentang firman Allah taala:
2. Bab yang halal itu jelas dan yang haram itu jelas sedangkan di antara keduanya adalah perkara syubhat
3. Bab memperjelas hal yang masih samar
5. Bab barangsiapa tidak memperdulikan waswas dan yang semisalnya dari perkara syubhat
6. Bab firman Allah taala, “Apabila mereka melihat suatu perdagangan atau permainan, mereka bubar untuk mendatanginya” (QS. Al-Jumu’ah: 11)
11. Bab “Apabila mereka melihat suatu perdagangan atau permainan, mereka bubar untuk mendatanginya” (QS. Al-Jumu’ah: 11)
12. Bab Firman Allah Taala, “Infakkanlah sebagian hasil usaha kalian yang baik!” (QS. Al-Baqarah: 267)
  • Hadis nomor 2065
14. Bab pembelian yang dilakukan oleh Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—secara kredit
19. Bab apabila pihak yang berjual beli menerangkan, tidak menyembunyikan cacat, dan berbuat jujur
22. Bab perbuatan dusta dan menyembunyikan cacat barang dagangan akan menghilangkan keberkahan dalam jual beli
24. Bab pemakan riba, saksinya, dan penulisnya
32. Bab tukang kayu
34. Bab membeli dabat (binatang) dan himar dan apabila membeli dabat atau unta dalam keadaan si penjual masih menaikinya, apakah transaksi itu menjadikan barang yang dibelinya sudah dikuasai sebelum penjual turun
35. Bab pasar-pasar yang sudah ada di masa jahiliah lalu orang-orang masih tetap berjual beli di sana di masa Islam
36. Bab menjual unta yang berpenyakit haus atau kudis
39. Bab penyebutan tukang bekam
40. Bab perdagangan pakaian yang dibenci untuk dipakai bagi pria dan wanita
41. Bab pemilik dagangan lebih berhak menentukan harga
44. Bab kedua pihak yang berjual beli punya hak khiar selama belum berpisah
48. Bab dibencinya penipuan dalam jual beli
50. Bab dibencinya berteriak-teriak di pasar
53. Bab keberkahan sha’ dan mudd Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
57. Bab apabila seseorang membeli barang atau binatang lalu meletakkannya di tempat penjual atau binatang itu mati sebelum diambil
61. Bab jual beli tanpa kejelasan dan habalil habalah
  • Hadis nomor 2143
62. Bab jual beli al-mulaamasah
63. Bab jual beli munabadzah
67. Bab jual beli bersama para wanita
68. Bab apakah orang kota boleh menjualkan barang dagangan orang desa dengan tanpa upah? Dan apakah boleh membantu atau menasihatinya?
73. Bab apabila menentukan syarat-syarat yang tidak halal dalam jual beli
94. Bab jual beli jantung pohon kurma dan memakannya
95. Bab barang siapa yang memberlakukan urusan penduduk suatu kota dengan aturan yang sudah umum di antara mereka dalam masalah jual beli, ijarah, takaran, dan timbangan; dan dengan tradisi mereka sesuai niat dan mazhab mereka yang masyhur
98. Bab jika membeli sesuatu untuk orang lain tanpa ijinnya, lalu orang itu ridha
100. Bab menjual budak yang diperoleh dari peperangan, menghibahkannya, dan memerdekakannya
  • Hadis nomor 2217
  • Hadis nomor 2220
102. Bab membunuh babi
105. Bab pengharaman perdagangan khamar
106. Bab dosa orang yang menjual orang merdeka
107. Bab perintah Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—kepada Yahudi untuk menjual tanah mereka ketika beliau mengusir mereka
108. Bab menjual budak dan binatang dengan binatang secara nontunai
111. Bab apakah boleh safar dengan budak wanita sebelum istibra (memastikan bersihnya rahim)
112. Bab jual beli bangkai dan berhala
113. Bab harga anjing

Shahih Al-Bukhari - 62. Kitab Keutamaan Para Sahabat Nabi

 

Kitab Keutamaan-keutamaan Para Sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam

Shahih Al-Bukhari - 60. Kitab Cerita Para Nabi

Kitab Cerita Para Nabi

1. Bab penciptaan Adam dan keturunannya
3. Bab firman Allah—’azza wa jalla—, “Sungguh Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya” (QS. Hud: 25)
4. Bab firman Allah taala, “Sesungguhnya Kami mengutus Nuh kepada kaumnya (dengan memerintahkan): Berilah peringatan kepada kaummu sebelum azab yang pedih datang kepada mereka…” sampai akhir surah (QS. Nuh: 1-28)
6. Bab penyebutan Idris—‘alaihis salam—; beliau adalah kakek dari ayahnya Nabi Nuh; ada yang berpendapat bahwa beliau adalah kakek Nabi Nuh—‘alaihimas salam
8. Bab kisah Yakjuj wa Makjuj
9. Bab firman Allah taala, “Dan Allah menjadikan Ibrahim sebagai kesayangan-Nya.” (QS. An-Nisa`: 125)
13. Bab firman Allah taala, “Ceritakanlah kisah Ismail (yang tersebut) di dalam Alquran! Sesungguhnya beliau adalah seorang yang benar janjinya” (QS. Maryam: 54)
21. Bab firman Allah taala, “Dan Nabi Ayyub, ketika beliau berdoa kepada Tuhannya: Sesungguhnya aku ditimpa kemudaratan dan Engkau ada Yang Maha Penyayang.” (QS. Al-Anbiya`: 83)
23. Bab “Dan seorang laki-laki yang beriman di antara pengikut-pengikut Fir'aun yang menyembunyikan imannya berkata” sampai firman-Nya “orang-orang yang melampaui batas lagi pendusta”
29. Bab cerita Al-Khadhir bersama Musa—‘alaihimas salam
30. Bab
31. Bab firman Allah yang artinya, “yang tetap menyembah berhala mereka.” (QS. Al-A’raf: 138)
32. Bab firman Allah yang artinya, “Dan (ingatlah), ketika Musa berkata kepada kaumnya: Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyembelih seekor sapi betina.” (QS. Al-Baqarah: 67), sampai akhir ayat
33. Bab wafatnya Nabi Musa dan penyebutan beliau setelah itu
34. Bab firman Allah taala
35 Bab firman Allah yang artinya, “Sesungguhnya Qarun adalah termasuk kaum Musa,” (QS. Al-Qashash: 76) sampai akhir ayat
36. Bab firman Allah taala yang artinya, “Dan kepada (penduduk) Madyan (Kami utus) saudara mereka, Syu'aib.” (QS. Hud: 84)
40. Bab salat yang paling Allah cintai adalah salat Nabi Dawud dan puasa yang paling Allah cintai adalah puasa Nabi Dawud: Dahulu, beliau tidur separuh malam, salat malam sepertiganya, dan tidur seperenamnya; dan beliau berpuasa sehari dan tidak berpuasa sehari
42. Bab firman Allah taala, “Dan Kami karuniakan Sulaiman kepada Dawud, dia adalah sebaik-baik hamba. Sesungguhnya dia adalah orang yang banyak bertobat.” (Awwab) artinya yang kembali, yang bertobat
43. Bab firman Allah taala yang artinya, “Dan sungguh telah Kami berikan hikmat kepada Luqman, yaitu: bersyukurlah kepada Allah,” sampai firman-Nya, “Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.” (QS. Luqman: 12-18)
49. Bab firman Allah azza wajalla
50. Bab “Ceritakanlah (kisah) Maryam di dalam Alquran, yaitu ketika dia menjauhkan diri dari keluarganya” (QS. Maryam: 16)
56. Bab