Cari Blog Ini

Shahih Al-Bukhari hadis nomor 6029

٣٨ - بَابٌ لَمۡ يَكُنِ النَّبِيُّ ﷺ فَاحِشًا وَلَا مُتَفَحِّشًا
38. Bab Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—bukanlah orang yang bertabiat dan berbuat keji


٦٠٢٩ - حَدَّثَنَا حَفۡصُ بۡنُ عُمَرَ: حَدَّثَنَا شُعۡبَةُ، عَنۡ سُلَيۡمَانَ: سَمِعۡتُ أَبَا وَائِلٍ: سَمِعۡتُ مَسۡرُوقًا قَالَ: قَالَ عَبۡدُ اللهِ بۡنُ عَمۡرٍو (ح). وَحَدَّثَنَا قُتَيۡبَةُ: حَدَّثَنَا جَرِيرٌ، عَنِ الۡأَعۡمَشِ، عَنۡ شَقِيقِ بۡنِ سَلَمَةَ، عَنۡ مَسۡرُوقٍ قَالَ: دَخَلۡنَا عَلَى عَبۡدِ اللهِ بۡنِ عَمۡرٍو حِينَ قَدِمَ مَعَ مُعَاوِيَةَ إِلَى الۡكُوفَةِ، فَذَكَرَ رَسُولَ اللهِ ﷺ، فَقَالَ: لَمۡ يَكُنۡ فَاحِشًا وَلَا مُتَفَحِّشًا، وَقَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: (إِنَّ مِنۡ أَخۡيَرِكُمۡ أَحۡسَنَكُمۡ خُلُقًا). [طرفه في: ٣٥٥٩].

6029. Hafsh bin ‘Umar telah menceritakan kepada kami: Syu’bah menceritakan kepada kami dari Sulaiman: Aku mendengar Abu Wa`il: Aku mendengar Masruq. Beliau berkata: ‘Abdullah bin ‘Amr mengatakan. (Dalam riwayat lain) Qutaibah telah menceritakan kepada kami: Jarir menceritakan kepada kami dari Al-A’masy, dari Syaqiq bin Salamah, dari Masruq. Beliau berkata:

Kami masuk ke tempat ‘Abdullah bin ‘Amr ketika beliau sampai ke Kufah bersama Mu’awiyah. Beliau menyebut tentang Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—. ‘Abdullah bin ‘Amr mengatakan: Beliau bukanlah orang yang bertabiat dan berbuat keji. ‘Abdullah bin ‘Amr juga mengatakan: Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—bersabda, “Sesungguhnya yang terbaik dari kalian adalah orang yang paling baik akhlaknya.”

Sunan Abu Dawud hadis nomor 4800

٤٨٠٠ - (حسن) حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بۡنُ عُثۡمَانَ الدِّمَشۡقِيُّ أَبُو الۡجَمَاهِرِ قَالَ: نا أَبُو كَعۡبٍ أَيُّوبُ بۡنُ مُحَمَّدٍ السَّعۡدِيُّ [قَالَ:] حَدَّثَنِي سُلَيۡمَانُ بۡنُ حَبِيبٍ الۡمُحَارِبِيُّ، عَنۡ أَبِي أُمَامَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: (أَنَا زَعِيمٌ بِبَيۡتٍ فِي رَبَضِ الۡجَنَّةِ لِمَنۡ تَرَكَ الۡمِرَاءَ وَإِنۡ كَانَ مُحِقًّا، وَبِبَيۡتٍ فِي وَسَطِ الۡجَنَّةِ لِمَنۡ تَرَكَ الۡكَذِبَ وَإِنۡ كَانَ مَازِحًا، وَبِبَيۡتٍ فِي أَعۡلَى الۡجَنَّةِ لِمَنۡ حَسَّنَ خُلُقَهُ). [(الصحيحة)(٢٧٣)].

4800. [Hasan] Muhammad bin ‘Utsman Ad-Dimasyqi Abu Al-Jamahir telah menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Abu Ka’b Ayyub bin Muhammad As-Sa’di menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Sulaiman bin Habib Al-Muharibi menceritakan kepadaku dari Abu Umamah. Beliau mengatakan: Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—bersabda, “Aku menjamin sebuah rumah di pinggir janah bagi siapa saja yang meninggalkan perdebatan walaupun dia berada di atas kebenaran, sebuah rumah di tengah janah bagi siapa saja yang meninggalkan dusta walaupun dalam keadaan bercanda, dan sebuah rumah di janah tertinggi bagi siapa saja yang membaguskan akhlaknya.”

Sunan An-Nasa`i hadis nomor 4990

٥ - بَابُ نَعۡتِ الۡإِسۡلَامِ
5. Bab Sifat Islam


٤٩٩٠ - (صحيح) أَخۡبَرَنَا إِسۡحَاقُ بۡنُ إِبۡرَاهِيمَ، قَالَ: حَدَّثَنَا النَّضۡرُ بۡنُ شُمَيۡلٍ، قَالَ: أَنۡبَأَنَا كَهۡمَسُ بۡنُ الۡحَسَنِ، قَالَ: حَدَّثَنَا عَبۡدُ اللهِ بۡنُ بُرَيۡدَةَ، عَنۡ يَحۡيَى بۡنِ يَعۡمَرَ، أَنَّ عَبۡدَ اللهِ بۡنَ عُمَرَ قَالَ: حَدَّثَنِي عُمَرُ بۡنُ الۡخَطَّابِ، قَالَ:

4990. [Sahih] Ishaq bin Ibrahim telah mengabarkan kepada kami. Beliau berkata: An-Nadhr bin Syumail menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Kahmas bin Al-Hasan memberitakan kepada kami. Beliau berkata: ‘Abdullah bin Buraidah menceritakan kepada kami dari Yahya bin Ya’mar bahwa ‘Abdullah bin ‘Umar berkata: ‘Umar bin Al-Khaththab menceritakan kepadaku. Beliau berkata:

بَيۡنَمَا نَحۡنُ عِنۡدَ رَسُولِ اللهِ ﷺ ذَاتَ يَوۡمٍ؛ إِذۡ طَلَعَ عَلَيۡنَا رَجُلٌ شَدِيدُ بَيَاضِ الثِّيَابِ، شَدِيدُ سَوَادِ الشَّعَرِ، لَا يُرَى عَلَيۡهِ أَثَرُ السَّفَرِ، وَلَا يَعۡرِفُهُ مِنَّا أَحَدٌ، حَتَّى جَلَسَ إِلَى رَسُولِ اللهِ ﷺ، فَأَسۡنَدَ رُكۡبَتَيۡهِ إِلَى رُكۡبَتَيۡهِ، وَوَضَعَ كَفَّيۡهِ عَلَى فَخِذَيۡهِ، ثُمَّ قَالَ: يَا مُحَمَّدُ! أَخۡبِرۡنِي عَنِ الۡإِسۡلَامِ؟ قَالَ: (أَنۡ تَشۡهَدَ أَنۡ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ، وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللهِ، وَتُقِيمَ الصَّلَاةَ، وَتُؤۡتِيَ الزَّكَاةَ، وَتَصُومَ رَمَضَانَ، وَتَحُجَّ الۡبَيۡتَ إِنِ اسۡتَطَعۡتَ إِلَيۡهِ سَبِيلًا)، قَالَ: صَدَقۡتَ؛ فَعَجِبۡنَا إِلَيۡهِ يَسۡأَلُهُ وَيُصَدِّقُهُ! ثُمَّ قَالَ: أَخۡبِرۡنِي عَنِ الۡإِيمَانِ؟ قَالَ: (أَنۡ تُؤۡمِنَ بِاللهِ، وَمَلَائِكَتِهِ، وَكُتُبِهِ، وَرُسُلِهِ، وَالۡيَوۡمِ الۡآخِرِ، وَالۡقَدَرِ خَيۡرِهِ وَشَرِّهِ)، قَالَ: صَدَقۡتَ، قَالَ: فَأَخۡبِرۡنِي عَنِ الۡإِحۡسَانِ؟ قَالَ: (أَنۡ تَعۡبُدَ اللهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ، فَإِنۡ لَمۡ تَكُنۡ تَرَاهُ؛ فَإِنَّهُ يَرَاكَ)،

Suatu hari ketika kami berada di dekat Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—, tiba-tiba seorang laki-laki yang bajunya sangat putih dan rambut kepalanya sangat hitam muncul mendatangi kami. Tidak tampak padanya tanda-tanda perjalanan dan tidak ada seorang pun di antara kami yang mengenalnya.

Sampai orang itu duduk menghadap Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—, dia menempelkan kedua lututnya pada kedua lutut beliau, dan meletakkan kedua telapak tangannya di atas kedua pahanya. Lalu orang itu berkata, “Wahai Muhammad, kabarkan tentang Islam kepadaku!”

Rasulullah berkata, “(Islam adalah) engkau bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang benar kecuali Allah dan bahwa Muhammad adalah rasul Allah, menegakkan salat, menunaikan zakat, berpuasa Ramadan, dan haji ke baitullah jika engkau mampu menempuh perjalanan ke sana.”

Orang itu berkata, “Engkau benar.”

Kami heran padanya, dia yang bertanya, dia sendiri yang membenarkan. Kemudian orang itu berkata, “Kabarkan tentang iman kepadaku!”

Rasulullah berkata, “(Iman adalah) engkau beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhir, dan takdir yang baik dan yang buruk.”

Orang itu berkata, “Engkau benar.”

Orang itu melanjutkan, “Kabarkan tentang ihsan kepadaku!”

Rasulullah berkata, “(Ihsan adalah) engkau menyembah Allah seakan-akan engkau melihat-Nya. Jika engkau tidak bisa melihat-Nya, maka sungguh Allah melihatmu.”

قَالَ: فَأَخۡبِرۡنِي عَنِ السَّاعَةِ؟ قَالَ: (مَا الۡمَسۡؤُولُ عَنۡهَا بِأَعۡلَمَ بِهَا مِنَ السَّائِلِ!)، قَالَ: فَأَخۡبِرۡنِي عَنۡ أَمَارَاتِهَا؟ قَالَ: (أَنۡ تَلِدَ الۡأَمَةُ رَبَّتَهَا، وَأَنۡ تَرَى الۡحُفَاةَ الۡعُرَاةَ الۡعَالَةَ رِعَاءَ الشَّاءِ يَتَطَاوَلُونَ فِي الۡبُنۡيَانِ)، قَالَ عُمَرُ: فَلَبِثۡتُ ثَلَاثًا، ثُمَّ قَالَ لِي رَسُولُ اللهِ ﷺ: (يَا عُمَرُ! هَلۡ تَدۡرِي مَنِ السَّائِلُ؟)، قُلۡتُ: اللهُ وَرَسُولُهُ أَعۡلَمُ، قَالَ: (فَإِنَّهُ جِبۡرِيلُ - عَلَيۡهِ السَّلَامُ -؛ أَتَاكُمۡ لِيُعَلِّمَكُمۡ أَمۡرَ دِينِكُمۡ). [(ابن ماجه)(٦٣)، م، (ظلال الجنة)(١٢٠-١٢٧)، (إرواء الغليل)(١/٣٣)].

Orang itu berkata, “Kabarkan kepadaku tentang hari kiamat!”

Rasulullah berkata, “Yang ditanya tidak lebih mengetahui daripada yang bertanya.”

Orang itu berkata, “Kabarkan kepadaku tentang tanda-tandanya!”

Rasulullah berkata, “(Tandanya adalah) ketika seorang budak perempuan melahirkan tuannya dan engkau melihat orang yang tidak beralas kaki, telanjang, miskin, penggembala kambing, berlomba-lomba meninggikan bangunan.”

‘Umar berkata: Tiga malam setelah kejadian itu, Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—bertanya kepadaku, “Wahai ‘Umar, apakah engkau tahu siapa yang bertanya waktu itu?”

Aku menjawab, “Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu.”

Rasulullah bersabda, “Dia itu adalah Jibril—‘alaihis salam—, yang datang kepada kalian untuk mengajari urusan agama kepada kalian.”

Sunan Ibnu Majah hadis nomor 63

٦٣ - (صحيح) حَدَّثَنَا عَلِيُّ بۡنُ مُحَمَّدٍ، قَالَ: حَدَّثَنَا وَكِيعٌ، عَنۡ كَهۡمَسِ بۡنِ الۡحَسَنِ، عَنۡ عَبۡدِ اللهِ بۡنِ بُرَيۡدَةَ، عَنۡ يَحۡيَى بۡنِ يَعۡمَرَ، عَنِ ابۡنِ عُمَرَ، عَنۡ عُمَرَ – رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ -، قَالَ: كُنَّا جُلُوسًا عِنۡدَ النَّبِيِّ ﷺ فَجَاءَ رَجُلٌ شَدِيدُ بَيَاضِ الثِّيَابِ، شَدِيدُ سَوَادِ شَعَرِ الرَّأۡسِ، لَا يُرَى عَلَيۡهِ أَثَرُ سَفَرٍ، وَلَا يَعۡرِفُهُ مِنَّا أَحَدٌ، قَالَ:

63. [Sahih] ‘Ali bin Muhammad telah menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Waki’ menceritakan kepada kami dari Kahmas bin Al-Hasan, dari ‘Abdullah bin Buraidah, dari Yahya bin Ya’mar, dari Ibnu ‘Umar, dari ‘Umar—radhiyallahu ‘anhu—.

Beliau mengatakan: Dahulu kami pernah duduk di dekat Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—, lalu seorang laki-laki yang bajunya sangat putih dan rambut kepalanya sangat hitam datang. Tidak tampak padanya tanda-tanda perjalanan dan tidak ada seorang pun di antara kami yang mengenalnya.

‘Umar berkata:

فَجَلَسَ إِلَى النَّبِيِّ ﷺ فَأَسۡنَدَ رُكۡبَتَهُ إِلَى رُكۡبَتِهِ، وَوَضَعَ يَدَيۡهِ عَلَى فَخِذَيۡهِ، ثُمَّ قَالَ: يَا مُحَمَّدُ! مَا الۡإِسۡلَامُ؟ قَالَ: (شَهَادَةُ أَنۡ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ، وَأَنِّي رَسُولُ اللهِ، وَإِقَامُ الصَّلَاةِ، وَإِيتَاءُ الزَّكَاةِ، وَصَوۡمُ رَمَضَانَ، وَحَجُّ الۡبَيۡتِ)، فَقَالَ: صَدَقۡتَ، فَعَجِبۡنَا مِنۡهُ؛ يَسۡأَلُهُ وَيُصَدِّقُهُ، ثُمَّ قَالَ: يَا مُحَمَّدُ! مَا الۡإِيمَانُ؟ قَالَ: (أَنۡ تُؤۡمِنَ بِاللهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَرُسُلِهِ وَكُتُبِهِ وَالۡيَوۡمِ الۡآخِرِ وَالۡقَدَرِ خَيۡرِهِ وَشَرِّهِ)، قَالَ: صَدَقۡتَ، فَعَجِبۡنَا مِنۡهُ؛ يَسۡأَلُهُ وَيُصَدِّقُهُ، ثُمَّ قَالَ: يَا مُحَمَّدُ! مَا الۡإِحۡسَانُ؟ قَالَ: (أَنۡ تَعۡبُدَ اللهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ، فَإِنَّكَ إِنۡ لَا تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ)،

Orang itu duduk menghadap Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—, dia menempelkan lututnya pada lutut beliau, dan meletakkan kedua telapak tangannya di atas kedua pahanya. Lalu orang itu bertanya, “Wahai Muhammad, apakah Islam itu?”

Nabi menjawab, “(Islam adalah) persaksian bahwasanya tidak ada sesembahan yang benar kecuali Allah dan bahwa aku adalah rasul Allah, menegakkan salat, menunaikan zakat, berpuasa Ramadan, dan haji ke baitullah.”

Orang itu berkata, “Engkau benar.”

Kami heran karenanya, dia yang bertanya, dia sendiri yang membenarkan. Kemudian orang itu bertanya, “Wahai Muhammad, apakah iman itu?”

Nabi menjawab, “(Iman adalah) engkau beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, rasul-rasul-Nya, kitab-kitab-Nya, hari akhir, dan takdir yang baik dan yang buruk.”

Orang itu berkata, “Engkau benar.”

Kami heran karenanya, dia yang bertanya, dia sendiri yang membenarkan. Kemudian orang itu bertanya, “Wahai Muhammad, apakah ihsan itu?”

Nabi menjawab, “(Ihsan adalah) engkau menyembah Allah seakan-akan engkau melihat-Nya. Jika engkau tidak bisa melihat-Nya, maka sungguh Allah melihatmu.”

قَالَ: فَمَتَى السَّاعَةُ؟ قَالَ: (مَا الۡمَسۡؤُولُ عَنۡهَا بِأَعۡلَمَ مِنَ السَّائِلِ) قَالَ: فَمَا أَمَارَتُهَا؟ قَالَ: (أَنۡ تَلِدَ الۡأَمَةُ رَبَّتَهَا - قَالَ وَكِيعٌ: يَعۡنِي: تَلِدُ الۡعَجَمُ الۡعَرَبَ -، وَأَنۡ تَرَى الۡحُفَاةَ الۡعُرَاةَ الۡعَالَةَ رِعَاءَ الشَّاءِ، يَتَطَاوَلُونَ فِي الۡبِنَاءِ)، قَالَ: ثُمَّ قَالَ: فَلَقِيَنِي النَّبِيُّ ﷺ بَعۡدَ ثَلَاثٍ، فَقَالَ: (أَتَدۡرِي مَنِ الرَّجُلُ؟)، قُلۡتُ: اللهُ وَرَسُولُهُ أَعۡلَمُ، قَالَ: (ذَاكَ جِبۡرِيلُ، أَتَاكُمۡ يُعَلِّمُكُمۡ مَعَالِمَ دِينِكُمۡ). [(الظلال)(١٢٠-١٢٧)، (الإرواء)(١/٣٣-٣٤): م].

Orang itu bertanya, “Kapankah hari kiamat?”

Nabi menjawab, “Yang ditanya tidak lebih mengetahui daripada yang bertanya.”

Orang itu bertanya, “Lalu apa tanda-tandanya?”

Nabi menjawab, “(Tandanya adalah) ketika seorang budak perempuan melahirkan tuannya—Waki’ berkata: Yakni orang non-Arab melahirkan orang Arab—dan engkau melihat orang yang tidak beralas kaki, telanjang, miskin, penggembala kambing, berlomba-lomba meninggikan bangunan.”

Perawi berkata: Lalu 'Umar berkata: Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—bertemu denganku tiga malam setelah kejadian itu, lalu beliau bertanya, “Apakah engkau tahu orang yang bertanya waktu itu?”

Aku menjawab, “Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu.”

Nabi bersabda, “Dia itu adalah Jibril, yang datang kepada kalian untuk mengajari garis besar agama kepada kalian.”

Shahih Al-Bukhari hadis nomor 6022

٦٠٢٢ - حَدَّثَنَا آدَمُ: حَدَّثَنَا شُعۡبَةُ: حَدَّثَنَا سَعِيدُ بۡنُ أَبِي بُرۡدَةَ بۡنِ أَبِي مُوسَى الۡأَشۡعَرِيِّ عَنۡ أَبِيهِ، عَنۡ جَدِّهِ قَالَ: قَالَ النَّبِيُّ ﷺ: (عَلَى كُلِّ مُسۡلِمٍ صَدَقَةٌ). قَالُوا: فَإِنۡ لَمۡ يَجِدۡ؟ قَالَ: (فَيَعۡمَلُ بِيَدَيۡهِ فَيَنۡفَعُ نَفۡسَهُ وَيَتَصَدَّقُ). قَالُوا: فَإِنۡ لَمۡ يَسۡتَطِعۡ أَوۡ لَمۡ يَفۡعَلۡ؟ قَالَ: (فَيُعِينُ ذَا الۡحَاجَةِ الۡمَلۡهُوفَ). قَالُوا: فَإِنۡ لَمۡ يَفۡعَلۡ؟ قَالَ: (فَيَأۡمُرُ بِالۡخَيۡرِ، أَوۡ قَالَ: بِالۡمَعۡرُوفِ). قَالَ: فَإِنۡ لَمۡ يَفۡعَلۡ؟ قَالَ: (فَيُمۡسِكُ عَنِ الشَّرِّ فَإِنَّهُ لَهُ صَدَقَةٌ). [طرفه في: ١٤٤٥].

6022. Adam telah menceritakan kepada kami: Syu’bah menceritakan kepada kami: Sa’id bin Abu Burdah bin Abu Musa Al-Asy’ari menceritakan kepada kami dari ayahnya, dari kakeknya. Beliau berkata:

Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—bersabda, “Setiap muslim hendaknya bersedekah.”

Para sahabat bertanya, “Bagaimana jika dia tidak mendapati sesuatu untuk disedekahkan?”

Nabi menjawab, “Dia bekerja dengan kedua tangannya lalu dia bisa memberi manfaat kepada dirinya dan bisa bersedekah.”

Para sahabat bertanya, “Jika dia tidak mampu atau tidak bisa melakukannya?”

Nabi menjawab, “Dia bisa membantu orang yang memiliki kebutuhan lagi kesusahan.”

Para sahabat bertanya, “Jika dia tidak bisa melakukannya?”

Nabi menjawab, “Hendaknya dia memerintahkan kebaikan.” Atau beliau berkata, “yang makruf.”

Para sahabat bertanya, “Jika dia tidak bisa melakukannya?”

Nabi menjawab, “Hendaknya dia menahan dari perbuatan jelek. Sesungguhnya bagi dia hal itu merupakan sedekah.”

Shahih Al-Bukhari hadis nomor 6020

٣٢ - بَابُ حَقِّ الۡجِوَارِ فِي قُرۡبِ الۡأَبۡوَابِ
32. Bab Hak Tetangga yang Pintunya Dekat


٦٠٢٠ - حَدَّثَنَا حَجَّاجُ بۡنُ مِنۡهَالٍ: حَدَّثَنَا شُعۡبَةُ قَالَ: أَخۡبَرَنِي أَبُو عِمۡرَانَ قَالَ: سَمِعۡتُ طَلۡحَةَ، عَنۡ عَائِشَةَ قَالَتۡ: قُلۡتُ: يَا رَسُولَ اللهِ، إِنَّ لِي جَارَيۡنِ، فَإِلَى أَيِّهِمَا أُهۡدِي؟ قَالَ: (إِلَى أَقۡرَبِهِمَا مِنۡكِ بَابًا). [طرفه في: ٢٢٥٩].

6020. Hajjaj bin Minhal telah menceritakan kepada kami: Syu’bah menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Abu ‘Imran mengabarkan kepadaku. Beliau berkata: Aku mendengar Thalhah dari ‘Aisyah. Beliau mengatakan:

Aku bertanya, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku memiliki dua tetangga. Tetangga yang mana yang aku beri hadiah?”

Rasulullah menjawab, “Yang pintunya paling dekat darimu.”

Shahih Al-Bukhari hadis nomor 6019

٦٠١٩ - حَدَّثَنَا عَبۡدُ اللهِ بۡنُ يُوسُفَ: حَدَّثَنَا اللَّيۡثُ قَالَ: حَدَّثَنِي سَعِيدٌ الۡمَقۡبُرِيُّ، عَنۡ أَبِي شُرَيۡحٍ الۡعَدَوِيِّ قَالَ: سَمِعَتۡ أُذُنَاىَ، وَأَبۡصَرَتۡ، عَيۡنَايَ، حِينَ تَكَلَّمَ النَّبِيُّ ﷺ فَقَالَ: (مَنۡ كَانَ يُؤۡمِنُ بِاللهِ وَالۡيَوۡمِ الۡآخِرِ فَلۡيُكۡرِمۡ جَارَهُ، وَمَنۡ كَانَ يُؤۡمِنُ بِاللهِ وَالۡيَوۡمِ الۡآخِرِ فَلۡيُكۡرِمۡ ضَيۡفَهُ، جَائِزَتَهُ). قِيلَ: وَمَا جَائِزَتُهُ يَا رَسُولَ اللهِ؟ قَالَ: (يَوۡمٌ وَلَيۡلَةٌ، وَالضِّيَافَةُ ثَلَاثَةُ أَيَّامٍ، فَمَا كَانَ وَرَاءَ ذٰلِكَ فَهُوَ صَدَقَةٌ عَلَيۡهِ، وَمَنۡ كَانَ يُؤۡمِنُ بِاللهِ وَالۡيَوۡمِ الۡآخِرِ فَلۡيَقُلۡ خَيۡرًا أَوۡ لِيَصۡمُتۡ). [الحديث ٦٠١٩ - طرفاه في: ٦١٣٥، ٦٤٧٦].

6019. ‘Abdullah bin Yusuf telah menceritakan kepada kami: Al-Laits menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Sa’id Al-Maqburi menceritakan kepadaku dari Abu Syuraih Al-‘Adawi. Beliau berkata:

Kedua telingaku mendengar dan kedua mataku melihat ketika Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—sedang berbicara lalu bersabda, “Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, muliakanlah tetangganya. Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, muliakanlah tamunya dengan menghargainya.”

Ada yang bertanya, “Bagaimana bentuk menghargainya, wahai Rasulullah?”

Beliau menjawab, “Satu hari satu malam. Penjamuan berlangsung selama tiga hari. Selebihnya terhitung sedekah baginya. Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, ucapkanlah perkataan yang baik atau diamlah.”

Shahih Al-Bukhari hadis nomor 6017

٣٠ - بَابٌ لَا تَحۡقِرَنَّ جَارَةٌ لِجَارَتِهَا
30. Bab Seorang Wanita Jangan Menganggap Remeh (Hadiah) untuk Tetangganya


٦٠١٧ - حَدَّثَنَا عَبۡدُ اللهِ بۡنُ يُوسُفَ: حَدَّثَنَا اللَّيۡثُ: حَدَّثَنَا سَعِيدٌ - هُوَ الۡمَقۡبُرِيُّ - عَنۡ أَبِيهِ، عَنۡ أَبِي هُرَيۡرَةَ قَالَ: كَانَ النَّبِيُّ ﷺ يَقُولُ: (يَا نِسَاءَ الۡمُسۡلِمَاتِ، لَا تَحۡقِرَنَّ جَارَةٌ لِجَارَتِهَا وَلَوۡ فِرۡسِنَ شَاةٍ).

6017. ‘Abdullah bin Yusuf telah menceritakan kepada kami: Al-Laits menceritakan kepada kami: Sa’id Al-Maqburi menceritakan kepada kami dari ayahnya, dari Abu Hurairah. Beliau mengatakan: Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—pernah bersabda, “Wahai para muslimah, janganlah sekali-kali seorang wanita menganggap remeh (hadiah) untuk tetangganya walau hanya berupa kuku kambing.”

Shahih Al-Bukhari hadis nomor 6016

٢٩ - بَابُ إِثۡمِ مَنۡ لَا يَأۡمَنُ جَارُهُ بَوَايِقَهُ
29. Bab Dosa Orang yang Tetangganya Tidak Merasa Aman dari Kejelekannya


﴿يُوبِقۡهُنَّ﴾ [الشورى: ٣٤] يُهۡلِكۡهُنَّ. ﴿مَوۡبِقًا﴾ [الكهف: ٥٢] مَهۡلِكًا.

“Yūbiqhunna,” (QS. Asy-Syura: 34) artinya membinasakan mereka. “Maubiqan,” (QS. Al-Kahf: 52) artinya tempat kebinasaan.

٦٠١٦ - حَدَّثَنَا عَاصِمُ بۡنُ عَلِيٍّ: حَدَّثَنَا ابۡنُ أَبِي ذِئۡبٍ، عَنۡ سَعِيدٍ، عَنۡ أَبِي شُرَيۡحٍ: أَنَّ النَّبِيَّ ﷺ قَالَ: (وَاللهِ لَا يُؤۡمِنُ، وَاللهِ لَا يُؤۡمِنُ، وَاللهِ لَا يُؤۡمِنُ). قِيلَ: وَمَنۡ يَا رَسُولَ اللهِ؟ قَالَ: (الَّذِي لَا يَأۡمَنُ جَارُهُ بَوَايِقَهُ). تَابَعَهُ شَبَابَةُ وَأَسَدُ بۡنُ مُوسَى. وَقَالَ حُمَيۡدُ بۡنُ الۡأَسۡوَدِ، وَعُثۡمَانُ بۡنُ عُمَرَ، وَأَبُو بَكۡرِ بۡنُ عَيَّاشٍ، وَشُعَيۡبُ بۡنُ إِسۡحَاقَ: عَنِ ابۡنِ أَبِي ذِئۡبٍ، عَنِ الۡمَقۡبُرِيِّ، عَنۡ أَبِي هُرَيۡرَةَ.

6016. ‘Ashim bin ‘Ali telah menceritakan kepada kami: Ibnu Abu Dzi`b menceritakan kepada kami dari Sa’id, dari Abu Syuraih:

Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—bersabda, “Demi Allah, dia tidak beriman. Demi Allah, dia tidak beriman. Demi Allah, dia tidak beriman.”

Ada yang bertanya, “Siapa dia, wahai Rasulullah?”

Beliau menjawab, “Orang yang tetangganya tidak merasa aman dari gangguannya.”

Syababah dan Asad bin Musa mengiringi ‘Ashim bin ‘Ali. Humaid bin Al-Aswad, ‘Utsman bin 'Umar, Abu Bakr bin ‘Ayyasy, dan Syu’aib bin Ishaq berkata: Dari Ibnu Abu Dzi`b, dari Al-Maqburi, dari Abu Hurairah.

Shahih Al-Bukhari - 64. Kitab Peperangan

Kitab Peperangan

1. Bab perang ‘Usyairah atau ‘Usairah

7. Bab doa Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—terhadap orang-orang kafir Quraisy: Syaibah, ‘Utbah, Al-Walid, Abu Jahl bin Hisyam; dan kebinasaan mereka

9. Bab keutamaan orang yang mengikuti perang Badr

10. Bab

16. Bab pembunuhan Abu Rafi’ ‘Abdullah bin Abu Al-Huqaiq

20. Bab

23. Bab penyebutan Umu Salith

26. Bab

29. Bab Uhud, dia mencintai kami dan kami mencintainya

30. Bab perang Ar-Raji’, Ri’l, Dzakwan, dan sumur Ma’unah

32. Bab kepulangan Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—dari perang Ahzab dan kepergian beliau berperang menuju bani Quraizhah dan pengepungan terhadap mereka

35. Bab perang Anmar

37. Bab perang Hudaibiyah

38. Bab kisah ‘Ukl dan ‘Urainah

39. Bab perang Dzat Al-Qarad

40. Bab perang Khaibar

45. Bab umrah al-qadha`

48. Bab perang fatah Makkah dan surat yang dikirim oleh Hathib bin Abu Balta’ah kepada penduduk Makkah mengabari mereka akan rencana perang Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam

49. Bab perang Fathu Makkah di bulan Ramadan

51. Bab masuknya Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—dari atas Makkah

53. Bab

57. Bab perang Authas

64. Bab perang Dzu Al-Khalashah

65. Bab perang Dzat As-Salasil

68. Bab haji Abu Bakr dengan orang-orang di tahun sembilan

71. Bab utusan ‘Abdul Qais

72. Bab utusan Bani Hanifah dan cerita Tsumamah bin Utsal

77. Bab kisah Daus dan Ath-Thufail bin ‘Amr Ad-Dausi

79. Bab haji wadak

81. Bab peristiwa Ka’b bin Malik dan firman Allah azza wajalla (yang artinya), “dan terhadap tiga orang yang ditangguhkan (penerimaan tobat) mereka”

82. Bab singgahnya Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—di Al-Hijr

83. Bab

84. Bab surat Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—kepada Kisra dan Qaishar

Shahih Al-Bukhari hadis nomor 6014 dan 6015

٢٨ - بَابُ الۡوَصَاةِ بِالۡجَارِ
28. Bab Wasiat agar Berbuat Baik kepada Tetangga


وَقَوۡلِ اللهِ تَعَالَى: ﴿وَاعۡبُدُوا اللهَ وَلَا تُشۡرِكُوا بِهِ شَيۡئًا وَبِالۡوَالِدَيۡنِ إِحۡسَانًا﴾ إِلَى قَوۡلِهِ: ﴿مُخۡتَالًا فَخُورًا﴾ [النساء: ٣٦].

Dan firman Allah taala, “Beribadahlah kepada Allah! Jangan kalian sekutukan sesuatu pun dengan-Nya! Berbuat baiklah kepada kedua orang tua!” Sampai firman Allah, “orang yang sombong lagi angkuh.” (QS. An-Nisa`: 36).

٦٠١٤ - حَدَّثَنَا إِسۡمَاعِيلُ بۡنُ أَبِي أُوَيۡسٍ قَالَ: حَدَّثَنِي مَالِكٌ، عَنۡ يَحۡيَى بۡنِ سَعِيدٍ قَالَ: أَخۡبَرَنِي أَبُو بَكۡرِ بۡنُ مُحَمَّدٍ، عَنۡ عَمۡرَةَ، عَنۡ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنۡهَا، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ قَالَ: (مَا زَالَ يُوصِينِي جِبۡرِيلُ بِالۡجَارِ، حَتَّى ظَنَنۡتُ أَنَّهُ سَيُوَرِّثُهُ).

6014. Isma’il bin Abu Uwais telah menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Malik menceritakan kepadaku dari Yahya bin Sa’id. Beliau berkata: Abu Bakr bin Muhammad mengabarkan kepadaku dari ‘Amrah, dari ‘Aisyah—radhiyallahu ‘anha—, dari Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—. Beliau bersabda, “Jibril senantiasa berwasiat kepadaku untuk berbuat baik kepada tetangga sampai-sampai aku menyangka bahwa Jibril akan menjadikan tetangga sebagai ahli warisku.”

٦٠١٥ - حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بۡنُ مِنۡهَالٍ: حَدَّثَنَا يَزِيدُ بۡنُ زُرَيۡعٍ: حَدَّثَنَا عُمَرُ بۡنُ مُحَمَّدٍ، عَنۡ أَبِيهِ، عَنِ ابۡنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُمَا قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: (مَا زَالَ جِبۡرِيلُ يُوصِينِي بِالۡجَارِ، حَتَّى ظَنَنۡتُ أَنَّهُ سَيُوَرِّثُهُ).

6015. Muhammad bin Minhal telah menceritakan kepada kami: Yazid bin Zurai’ menceritakan kepada kami: ‘Umar bin Muhammad menceritakan kepada kami dari ayahnya, dari Ibnu ‘Umar—radhiyallahu ‘anhuma—. Beliau mengatakan: Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—bersabda, “Jibril senantiasa berwasiat kepadaku untuk berbuat baik kepada tetangga, sampai-sampai aku menyangka bahwa Jibril akan menjadikan tetangga sebagai ahli warisku.”

Shahih Al-Bukhari hadis nomor 2238

٢٢٣٨ - حَدَّثَنَا حَجَّاجُ بۡنُ مِنۡهَالٍ: حَدَّثَنَا شُعۡبَةُ قَالَ: أَخۡبَرَنِي عَوۡنُ بۡنُ أَبِي جُحَيۡفَةَ قَالَ: رَأَيۡتُ أَبِي اشۡتَرَى حَجَّامًا فَأَمَرَ بِمَحَاجِمِهِ فَكُسِرَتۡ، فَسَأَلۡتُهُ عَنۡ ذٰلِكَ‏، فَقَالَ: إِنَّ رَسُولَ اللهِ ﷺ نَهَى عَنۡ ثَمَنِ الدَّمِ وَثَمَنِ الۡكَلۡبِ وَكَسۡبِ الۡأَمَةِ، وَلَعَنَ الۡوَاشِمَةَ وَالۡمُسۡتَوۡشِمَةَ وَآكِلَ الرِّبَا وَمُوكِلَهُ، وَلَعَنَ الۡمُصَوِّرَ. [طرفه في: ٢٠٨٦].

2238. Hajjaj bin Minhal telah menceritakan kepada kami: Syu’bah menceritakan kepada kami. Beliau berkata: ‘Aun bin Abu Juhaifah mengabarkan kepadaku. Beliau berkata: Aku melihat ayahku membeli seorang budak tukang bekam, lalu dia memerintahkan agar alat bekamnya dirusak. Aku bertanya kepadanya tentang itu, lantas beliau menjawab: Sesungguhnya Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—telah melarang dari harga (hasil penjualan) darah, harga (hasil penjualan) anjing, dan pendapatan dari pelacuran budak wanita. Beliau juga telah melaknat wanita yang ditato, wanita yang minta ditato, pemakan riba, dan pemberi riba. Serta beliau melaknat tukang gambar.

Shahih Al-Bukhari hadis nomor 2143

٦١ – بَابُ بَيۡعِ الۡغَرَرِ وَحَبَلِ الۡحَبَلَةِ
61. Bab jual beli tanpa kejelasan dan habal al-habalah


٢١٤٣ – حَدَّثَنَا عَبۡدُ اللهِ بۡنُ يُوسُفَ: أَخۡبَرَنَا مَالِكٌ، عَنۡ نَافِعٍ، عَنۡ عَبۡدِ اللهِ بۡنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُمَا: أَنَّ رَسُولَ اللهِ ﷺ نَهَى عَنۡ بَيۡعِ حَبَلِ الۡحَبَلَةِ، وَكَانَ بَيۡعًا يَتَبَايَعُهُ أَهۡلُ الۡجَاهِلِيَّةِ، كَانَ الرَّجُلُ يَبۡتَاعُ الۡجَزُورَ إِلَى أَنۡ تُنۡتَجَ النَّاقَةُ، ثُمَّ تُنۡتَجُ الَّتِي فِي بَطۡنِهَا. [الحديث ٢١٤٣ – طرفه في: ٢٢٥٦].

2143. ‘Abdullah bin Yusuf telah menceritakan kepada kami: Malik mengabarkan kepada kami, dari Nafi’, dari ‘Abdullah bin ‘Umar—radhiyallahu ‘anhuma—: Bahwa Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—melarang dari jual beli habal al-habalah, yaitu jual beli yang dilakukan oleh kaum jahiliah. Sifat jual belinya adalah seseorang membeli unta sembelihan (dan akan dibayar) sampai unta betina melahirkan kemudian anak unta yang masih di perut unta tersebut kelak melahirkan.

Shahih Al-Bukhari hadis nomor 6012 dan 6013

٦٠١٢ - حَدَّثَنَا أَبُو الۡوَلِيدِ: حَدَّثَنَا أَبُو عَوَانَةَ، عَنۡ قَتَادَةَ، عَنۡ أَنَسِ بۡنِ مَالِكٍ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ قَالَ: (مَا مِنۡ مُسۡلِمٍ غَرَسَ غَرۡسًا، فَأَكَلَ مِنۡهُ إِنۡسَانٌ أَوۡ دَابَّةٌ، إِلَّا كَانَ لَهُ صَدَقَةً). [طرفه في: ٢٣٢٠].

6012. Abu Al-Walid telah menceritakan kepada kami: Abu ‘Awanah menceritakan kepada kami dari Qatadah, dari Anas bin Malik, dari Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—. Beliau bersabda, “Tidaklah seorang muslim pun menanam suatu tanaman lalu dimakan oleh manusia atau binatang kecuali hal itu terhitung sedekah.”

٦٠١٣ - حَدَّثَنَا عُمَرُ بۡنُ حَفۡصٍ: حَدَّثَنَا أَبِي: حَدَّثَنَا الۡأَعۡمَشُ قَالَ: حَدَّثَنِي زَيۡدُ بۡنُ وَهۡبٍ قَالَ: سَمِعۡتُ جَرِيرَ بۡنَ عَبۡدِ اللهِ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ قَالَ: (مَنۡ لَا يَرۡحَمُ لَا يُرۡحَمُ).

[الحديث ٦٠١٣ - طرفه في: ٧٣٧٦].

6013. ‘Umar bin Hafsh telah menceritakan kepada kami: Ayahku menceritakan kepada kami: Al-A’masy menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Zaid bin Wahb menceritakan kepadaku. Beliau berkata: Aku mendengar Jarir bin ‘Abdullah dari Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—. Beliau bersabda, “Siapa saja tidak menyayangi, dia tidak akan disayangi.”

Shahih Al-Bukhari hadis nomor 6010 dan 6011

٦٠١٠ - حَدَّثَنَا أَبُو الۡيَمَانِ: أَخۡبَرَنَا شُعَيۡبٌ، عَنِ الزُّهۡرِيِّ قَالَ: أَخۡبَرَنِي أَبُو سَلَمَةَ بۡنُ عَبۡدِ الرَّحۡمٰنِ: أَنَّ أَبَا هُرَيۡرَةَ قَالَ: قَامَ رَسُولُ اللهِ ﷺ فِي صَلَاةٍ وَقُمۡنَا مَعَهُ، فَقَالَ أَعۡرَابِيٌّ وَهُوَ فِي الصَّلَاةِ: اللّٰهُمَّ ارۡحَمۡنِي وَمُحَمَّدًا، وَلَا تَرۡحَمۡ مَعَنَا أَحَدًا، فَلَمَّا سَلَّمَ النَّبِيُّ ﷺ قَالَ لِلأَعۡرَابِيِّ: (لَقَدۡ حَجَّرۡتَ وَاسِعًا). يُرِيدُ رَحۡمَةَ اللهِ.

6010. Abu Al-Yaman telah menceritakan kepada kami: Syu’aib mengabarkan kepada kami dari Az-Zuhri. Beliau berkata: Abu Salamah bin ‘Abdurrahman mengabarkan kepadaku: Abu Hurairah mengatakan:

Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—berdiri salat dan kami ikut berdiri bersama beliau. Seorang badui arab berkata dalam keadaan sedang salat, “Ya Allah, sayangilah aku dan Muhammad. Jangan Engkau sayangi seorang pun selain kami.”

Ketika Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—selesai salam, beliau berkata kepada badui arab itu, “Sungguh, engkau telah menyempitkan yang luas.” Yang beliau maksud adalah rahmat Allah.

٦٠١١ - حَدَّثَنَا أَبُو نُعَيۡمٍ: حَدَّثَنَا زَكَرِيَّاءُ، عَنۡ عَامِرٍ قَالَ: سَمِعۡتُهُ يَقُولُ: سَمِعۡتُ النُّعۡمَانَ بۡنَ بَشِيرٍ يَقُولُ: قَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: (تَرَى الۡمُؤۡمِنِينَ فِي تَرَاحُمِهِمۡ، وَتَوَادِّهِمۡ، وَتَعَاطُفِهِمۡ، كَمَثَلِ الۡجَسَدِ، إِذَا اشۡتَكَى عُضۡوًا، تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ جَسَدِهِ بِالسَّهَرِ وَالۡحُمَّى).

6011. Abu Nu’aim telah menceritakan kepada kami: Zakariyya` menceritakan kepada kami dari ‘Amir. Beliau berkata: Aku mendengarnya berkata: Aku mendengar An-Nu’man bin Basyir mengatakan:

Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—bersabda, “Engkau lihat orang-orang mukmin dalam hal saling menyayangi, saling mencintai, dan saling mengasihi bagaikan satu jasad. Apabila satu anggota tubuh merasa sakit, niscaya seluruh tubuhnya ikut meresponsnya dengan tidak bisa tidur dan demam.”

Shahih Al-Bukhari hadis nomor 944

٣ - بَابٌ يَحۡرُسُ بَعۡضُهُمۡ بَعۡضًا فِي صَلَاةِ الۡخَوۡفِ
3. Bab Saling Menjaga ketika Salat Khauf


٩٤٤ - حَدَّثَنَا حَيۡوَةُ بۡنُ شُرَيۡحٍ قَالَ: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بۡنُ حَرۡبٍ، عَنِ الزُّبَيۡدِيِّ، عَنِ الزُّهۡرِيِّ، عَنۡ عُبَيۡدِ اللهِ بۡنِ عَبۡدِ اللهِ بۡنِ عُتۡبَةَ، عَنِ ابۡنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُمَا قَالَ: قَامَ النَّبِيُّ ﷺ وَقَامَ النَّاسُ مَعَهُ، فَكَبَّرَ وَكَبَّرُوا مَعَهُ، وَرَكَعَ وَرَكَعَ نَاسٌ مِنۡهُمۡ، ثُمَّ سَجَدَ وَسَجَدُوا مَعَهُ، ثُمَّ قَامَ لِلثَّانِيَةِ، فَقَامَ الَّذِينَ سَجَدُوا وَحَرَسُوا إِخۡوَانَهُمۡ، وَأَتَتِ الطَّائِفَةُ الۡأُخۡرَى، فَرَكَعُوا وَسَجَدُوا مَعَهُ، وَالنَّاسُ كُلُّهُمۡ فِي صَلَاةٍ، وَلَكِنۡ يَحۡرُسُ بَعۡضُهُمۡ بَعۡضًا.

944. Haiwah bin Syuraih telah menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Muhammad bin Harb menceritakan kepada kami dari Az-Zubaidi, dari Az-Zuhri, dari ‘Ubaidullah bin ‘Abdullah bin ‘Utbah, dari Ibnu ‘Abbas—radhiyallahu ‘anhuma—. Beliau mengatakan: Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—berdiri bersama kaum muslimin. Lalu beliau bertakbir dan mereka ikut bertakbir bersama beliau. Beliau merukuk dan kelompok pertama dari kaum muslimin ikut merukuk. Kemudian beliau bersujud dan mereka ikut bersujud bersama beliau. Kemudian beliau berdiri untuk rakaat kedua, lalu kelompok pertama yang telah bersujud berdiri dan menjaga saudara-saudara mereka. Kelompok kedua dari kaum muslimin datang lalu merukuk dan bersujud bersama beliau. Mereka semua dalam keadaan salat akan tetapi mereka saling menjaga.

Shahih Al-Bukhari hadis nomor 943

٢ - بَابُ صَلَاةِ الۡخَوۡفِ رِجَالًا وَرُكۡبَانًا
2. Bab Salat Khauf dengan Berjalan dan Berkendara


رَاجِلٌ: قَائِمٌ.

Rājil artinya orang yang berdiri.

٩٤٣ - حَدَّثَنَا سَعِيدُ بۡنُ يَحۡيَى بۡنِ سَعِيدٍ الۡقُرَشِيُّ قَالَ: حَدَّثَنِي أَبِي قَالَ: حَدَّثَنَا ابۡنُ جُرَيۡجٍ، عَنۡ مُوسَى بۡنِ عُقۡبَةَ، عَنۡ نَافِعٍ، عَنِ ابۡنِ عُمَرَ: نَحۡوًا مِنۡ قَوۡلِ مُجَاهِدٍ: إِذَا اخۡتَلَطُوا قِيَامًا. وَزَادَ ابۡنُ عُمَرَ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ: (وَإِنۡ كَانُوا أَكۡثَرَ مِنۡ ذٰلِكَ، فَلۡيُصَلُّوا قِيَامًا وَرُكۡبَانًا). [طرفه في: ٩٤٢].

943. Sa’id bin Yahya bin Sa’id Al-Qurasyi telah menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Ayahku menceritakan kepadaku. Beliau berkata: Ibnu Juraij menceritakan kepada kami dari Musa bin ‘Uqbah, dari Nafi’, dari Ibnu ‘Umar: Seperti ucapan Mujahid: Ketika pasukan muslimin sudah bercampur dengan pasukan kafir, mereka salat dalam keadaan berdiri. Ibnu ‘Umar menambahkan dari Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—, “Jika jumlah musuh lebih banyak daripada itu (sehingga tidak memungkinkan salat dengan diam di satu tempat), salatlah dengan berdiri dan berkendara.”

Shahih Al-Bukhari hadis nomor 942

١ - بَابُ صَلَاةِ الۡخَوۡفِ
1. Bab Salat Khauf


وَقَوۡلِ اللهِ تَعَالَى: ﴿وَإِذَا ضَرَبۡتُمۡ فِي الۡأَرۡضِ فَلَيۡسَ عَلَيۡكُمۡ جُنَاحٌ أَنۡ تَقۡصُرُوا مِنَ الصَّلَاةِ إِنۡ خِفۡتُمۡ أَنۡ يَفۡتِنَكُمُ الَّذِينَ كَفَرُوا إِنَّ الۡكَافِرِينَ كَانُوا لَكُمۡ عَدُوًّا مُبِينًا ۞ وَإِذَا كُنۡتَ فِيهِمۡ فَأَقَمۡتَ لَهُمُ الصَّلَاةَ فَلۡتَقُمۡ طَائِفَةٌ مِنۡهُمۡ مَعَكَ وَلۡيَأۡخُذُوا أَسۡلِحَتَهُمۡ فَإِذَا سَجَدُوا فَلۡيَكُونُوا مِنۡ وَرَائِكُمۡ وَلۡتَأۡتِ طَائِفَةٌ أُخۡرَى لَمۡ يُصَلُّوا فَلۡيُصَلُّوا مَعَكَ وَلۡيَأۡخُذُوا حِذۡرَهُمۡ وَأَسۡلِحَتَهُمۡ وَدَّ الَّذِينَ كَفَرُوا لَوۡ تَغۡفُلُونَ عَنۡ أَسۡلِحَتِكُمۡ وَأَمۡتِعَتِكُمۡ فَيَمِيلُونَ عَلَيۡكُمۡ مَيۡلَةً وَاحِدَةً وَلَا جُنَاحَ عَلَيۡكُمۡ إِنۡ كَانَ بِكُمۡ أَذًى مِنۡ مَطَرٍ أَوۡ كُنۡتُمۡ مَرۡضَى أَنۡ تَضَعُوا أَسۡلِحَتَكُمۡ وَخُذُوا حِذۡرَكُمۡ إِنَّ اللهَ أَعَدَّ لِلۡكَافِرِينَ عَذَابًا مُهِينًا﴾ [النساء: ١٠١-١٠٢].

Dan firman Allah taala, “Jika kalian melakukan perjalanan di muka bumi, tidak mengapa kalian mengqasar salat jika kalian khawatir orang-orang kafir akan menyerang kalian. Sesungguhnya orang-orang kafir adalah musuh yang nyata bagi kalian. Apabila engkau sedang bersama mereka (para sahabat) lalu engkau hendak salat bersama mereka, maka sekelompok dari mereka berdiri salat bersamamu dan menyandang senjata mereka. Apabila mereka telah sujud, hendaknya mereka mengambil posisi di belakang kalian dan hendaknya sekelompok lain yang belum salat untuk datang lalu salat bersamamu. Mereka harus tetap bersiaga dan menyandang senjata. Orang-orang kafir itu sangat ingin agar engkau lengah dari senjata dan harta benda kalian lalu mereka akan menyerbu kalian dengan sekaligus. Tidak ada dosa atas kalian jika ada gangguan yang kalian alami berupa hujan atau kalian sakit, sehingga kalian meletakkan senjata kalian. Bersiagalah! Sesungguhnya Allah telah menyiapkan azab yang menghinakan untuk orang-orang kafir.” (QS. An-Nisa`: 101-102).

٩٤٢ - حَدَّثَنَا أَبُو الۡيَمَانِ قَالَ: أَخۡبَرَنَا شُعَيۡبٌ، عَنِ الزُّهۡرِيِّ، قَالَ: سَأَلۡتُهُ: هَلۡ صَلَّى النَّبِيُّ ﷺ؟ - يَعۡنِي صَلَاةَ الۡخَوۡفِ – قَالَ: أَخۡبَرَنِي سَالِمٌ: أَنَّ عَبۡدَ اللهِ بۡنَ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُمَا قَالَ: غَزَوۡتُ مَعَ رَسُولِ اللهِ ﷺ قِبَلَ نَجۡدٍ، فَوَازَيۡنَا الۡعَدُوَّ، فَصَافَفۡنَا لَهُمۡ، فَقَامَ رَسُولُ اللهِ ﷺ يُصَلِّي لَنَا، فَقَامَتۡ طَائِفَةٌ مَعَهُ تُصَلِّي وَأَقۡبَلَتۡ طَائِفَةٌ عَلَى الۡعَدُوِّ، وَرَكَعَ رَسُولُ اللهِ ﷺ بِمَنۡ مَعَهُ وَسَجَدَ سَجۡدَتَيۡنِ، ثُمَّ انۡصَرَفُوا مَكَانَ الطَّائِفَةِ الَّتِي لَمۡ تُصَلِّ، فَجَاؤُوا فَرَكَعَ رَسُولُ اللهِ ﷺ بِهِمۡ رَكۡعَةً وَسَجَدَ سَجۡدَتَيۡنِ، ثُمَّ سَلَّمَ، فَقَامَ كُلُّ وَاحِدٍ مِنۡهُمۡ فَرَكَعَ لِنَفۡسِهِ رَكۡعَةً وَسَجَدَ سَجۡدَتَيۡنِ.

[الحديث ٩٤٢ - أطرافه في: ٩٤٣، ٤١٣٢، ٤١٣٣، ٤٥٣٥].

942. Abu Al-Yaman telah menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Syu’aib mengabarkan kepada kami dari Az-Zuhri. Syu’aib mengatakan: Aku bertanya kepada Az-Zuhri: Apakah Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—pernah salat khauf?

Az-Zuhri menjawab: Salim mengabarkan kepadaku: ‘Abdullah bin ‘Umar—radhiyallahu ‘anhuma—mengatakan: Aku telah berperang bersama Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—ke arah Najd. Kami telah berhadapan dengan musuh. Kami berbaris menghadap ke arah mereka. Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—berdiri salat mengimami kami. Sekelompok pasukan berdiri salat bersama beliau dan sekelompok lagi menghadap ke arah musuh. Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—merukuk dan bersujud dua sujud bersama sekelompok yang bersama beliau. Kemudian mereka beralih ke tempat kelompok pasukan yang belum salat. Kelompok yang belum salat datang lalu Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—merukuk bersama mereka satu rukuk dan bersujud dua sujud. Kemudian beliau salam. Setiap kelompok dari mereka lalu berdiri, merukuk satu rukuk dan bersujud dua sujud sendiri-sendiri.

Shahih Al-Bukhari hadis nomor 1039

٢٨ - بَابٌ لَا يَدۡرِي مَتَى يَجِيءُ الۡمَطَرُ إِلَّا اللهُ
28. Bab tidak ada yang mengetahui kapan hujan akan datang kecuali Allah


وَقَالَ أَبُو هُرَيۡرَةَ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ: (خَمۡسٌ لَا يَعۡلَمُهُنَّ إِلَّا اللهُ).

Abu Hurairah mengatakan dari Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—, “Lima hal yang tidak ada yang mengetahuinya kecuali Allah.”

١٠٣٩ - حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بۡنُ يُوسُفَ قَالَ: حَدَّثَنَا سُفۡيَانُ، عَنۡ عَبۡدِ اللهِ بۡنِ دِينَارٍ عَنِ ابۡنِ عُمَرَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: (مِفۡتَاحُ الۡغَيۡبِ خَمۡسٌ لَا يَعۡلَمُهَا إِلَّا اللهُ: لَا يَعۡلَمُ أَحَدٌ مَا يَكُونُ فِي غَدٍ، وَلَا يَعۡلَمُ أَحَدٌ مَا يَكُونُ فِي الۡأَرۡحَامِ، وَلَا تَعۡلَمُ نَفۡسٌ مَاذَا تَكۡسِبُ غَدًا، وَمَا تَدۡرِي نَفۡسٌ بِأَيِّ أَرۡضٍ تَمُوتُ، وَمَا يَدۡرِي أَحَدٌ مَتَى يَجِيءُ الۡمَطَرُ). [الحديث ١٠٣٩ - أطرافه في: ٤٦٢٧، ٤٦٩٧، ٤٧٧٨، ٧٣٧٩].

1039. Muhammad bin Yusuf telah menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Sufyan menceritakan kepada kami dari ‘Abdullah bin Dinar, dari Ibnu ‘Umar. Beliau berkata: Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—bersabda, “Kunci ilmu gaib ada lima yang tidak diketahui kecuali oleh Allah: tidak ada satu pun yang mengetahui kejadian esok hari; tidak ada satu pun yang mengetahui apa yang ada di dalam rahim; tidak ada satu jiwa pun yang mengetahui apa yang akan ia usahakan esok; tidak ada satu jiwa pun yang mengetahui di bagian bumi mana ia akan mati; dan tidak ada satu pun yang mengetahui kapan hujan akan datang.”

Shahih Al-Bukhari hadis nomor 1008, 1009, dan 1010

٣ - بَابُ سُؤَالِ النَّاسِ الۡإِمَامَ الۡاِسۡتِسۡقَاءَ إِذَا قَحَطُوا
3. Bab permintaan masyarakat kepada pemimpin untuk berdoa meminta hujan ketika dilanda kekeringan


١٠٠٨ - حَدَّثَنَا عَمۡرُو بۡنُ عَلِيٍّ قَالَ: حَدَّثَنَا أَبُو قُتَيۡبَةَ قَالَ: حَدَّثَنَا عَبۡدُ الرَّحۡمٰنِ بۡنُ عَبۡدِ اللهِ بۡنِ دِينَارٍ، عَنۡ أَبِيهِ قَالَ: سَمِعۡتُ ابۡنَ عُمَرَ يَتَمَثَّلُ بِشِعۡرِ أَبِي طَالِبٍ:

وَأَبۡيَضَ يُسۡتَسۡقَى الۡغَمَامُ بِوَجۡهِهِ ثِمَالُ الۡيَتَامَى عِصۡمَةٌ لِلۡأَرَامِلِ

[الحديث ١٠٠٨ - طرفه في: ١٠٠٩].

1008. ‘Amr bin ‘Ali telah menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Abu Qutaibah menceritakan kepada kami. Beliau berkata: ‘Abdurrahman bin ‘Abdullah bin Dinar menceritakan kepada kami dari ayahnya. Beliau berkata: Aku mendengar Ibnu ‘Umar menirukan syair Abu Thalib, “Si (orang) putih yang diminta berdoa agar hujan turun dengan wajahnya. Beliau mengurus anak-anak yatim dan melindungi janda-janda yang fakir.”

١٠٠٩ - وَقَالَ عُمَرُ بۡنُ حَمۡزَةَ: حَدَّثَنَا سَالِمٌ، عَنۡ أَبِيهِ: رُبَّمَا ذَكَرۡتُ قَوۡلَ الشَّاعِرِ، وَأَنَا أَنۡظُرُ إِلَى وَجۡهِ النَّبِيِّ ﷺ يَسۡتَسۡقِي، فَمَا يَنۡزِلُ حَتَّى يَجِيشَ كُلُّ مِيزَابٍ:

وَأَبۡيَضَ يُسۡتَسۡقَى الۡغَمَامُ بِوَجۡهِهِ ثِمَالَ الۡيَتَامَى عِصۡمَةً لِلۡأَرَامِلِ

وَهُوَ قَوۡلُ أَبِي طَالِبٍ. [طرفه في: ١٠٠٨].

1009. ‘Umar bin Hamzah juga berkata: Salim menceritakan kepada kami dari ayahnya: Terkadang aku teringat ucapan penyair ketika aku memandang wajah Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—yang sedang berdoa meminta hujan. Tidaklah beliau turun hingga seluruh saluran air meluap, “Si (orang putih) yang diminta berdoa agar hujan turun dengan wajahnya. Dia mengurusi anak-anak yatim dan melindungi janda-janda yang fakir.” Ini adalah ucapan Abu Thalib.

١٠١٠ - حَدَّثَنَا الۡحَسَنُ بۡنُ مُحَمَّدٍ قَالَ: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بۡنُ عَبۡدِ اللهِ الۡأَنۡصَارِيُّ قَالَ: حَدَّثَنِي أَبِي عَبۡدُ اللهِ بۡنُ الۡمُثَنَّى، عَنۡ ثُمَامَةَ بۡنِ عَبۡدِ اللهِ بۡنِ أَنَسٍ، عَنۡ أَنَسٍ: أَنَّ عُمَرَ بۡنَ الۡخَطَّابِ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ: كَانَ إِذَا قَحَطُوا اسۡتَسۡقَى بِالۡعَبَّاسِ بۡنِ عَبۡدِ الۡمُطَّلِبِ، فَقَالَ: اللّٰهُمَّ إِنَّا كُنَّا نَتَوَسَّلُ إِلَيۡكَ بِنَبِيِّنَا فَتَسۡقِينَا، وَإِنَّا نَتَوَسَّلُ إِلَيۡكَ بِعَمِّ نَبِيِّنَا فَاسۡقِنَا، قَالَ: فَيُسۡقَوۡنَ. [الحديث ١٠١٠ - طرفه ف: ٣٧١٠].

1010. Al-Hasan bin Muhammad telah menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Muhammad bin ‘Abdullah Al-Anshari menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Ayahku, yaitu ‘Abdullah bin Al-Mutsanna, menceritakan kepadaku dari Tsumamah bin ‘Abdullah bin Anas, dari Anas:

Bahwa dahulu ketika mereka dilanda kekeringan, ‘Umar bin Al-Khaththab—radhiyallahu ‘anhu—berdoa meminta hujan dengan Al-‘Abbas bin ‘Abdul Muththalib. Beliau mengucapkan, “Ya Allah, sesungguhnya kami dahulu bertawasul kepada-Mu dengan Nabi kami, lalu Engkau turunkan hujan kepada kami dan sekarang kami bertawasul kepada-Mu dengan paman Nabi kami, agar Engkau turunkan hujan kepada kami.”

Anas berkata: Lalu hujan diturunkan kepada mereka.

Shahih Al-Bukhari hadis nomor 6007

٢٦ - بَابُ السَّاعِي عَلَى الۡمِسۡكِينِ
26. Bab Orang yang Berusaha untuk Orang Miskin


٦٠٠٧ - حَدَّثَنَا عَبۡدُ اللهِ بۡنُ مَسۡلَمَةَ: حَدَّثَنَا مَالِكٌ، عَنۡ ثَوۡرِ بۡنِ زَيۡدٍ، عَنۡ أَبِي الۡغَيۡثِ، عَنۡ أَبِي هُرَيۡرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: (السَّاعِي عَلَى الۡأَرۡمَلَةِ وَالۡمِسۡكِينِ كَالۡمُجَاهِدِ فِي سَبِيلِ اللهِ). وَأَحۡسِبُهُ قَالَ - يَشُكُّ الۡقَعۡنَبِيُّ -: (كَالۡقَائِمِ لَا يَفۡتُرُ، وَكَالصَّائِمِ لَا يُفۡطِرُ). [طرفه في: ٥٣٥٣].

6007. ‘Abdullah bin Maslamah telah menceritakan kepada kami: Malik menceritakan kepada kami dari Tsaur bin Zaid, dari Abu Al-Ghaits, dari Abu Hurairah—radhiyallahu ‘anhu—. Beliau berkata: Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—bersabda, “Orang yang berusaha untuk janda dan miskin bagaikan mujahid di jalan Allah.” Aku juga mengira beliau berkata—Al-Qa’nabi ragu—, “Bagaikan orang yang salat tiada henti dan bagaikan orang yang berpuasa tiada putus.”

Shahih Al-Bukhari hadis nomor 6006

٢٥ - بَابُ السَّاعِي عَلَى الۡأَرۡمَلَةِ
25. Bab Orang yang Berusaha untuk Janda


٦٠٠٦ - حَدَّثَنَا إِسۡمَاعِيلُ بۡنُ عَبۡدِ اللهِ قَالَ: حَدَّثَنِي مَالِكٌ، عَنۡ صَفۡوَانَ بۡنِ سُلَيۡمٍ، يَرۡفَعُهُ إِلَى النَّبِيِّ ﷺ قَالَ: (السَّاعِي عَلَى الۡأَرۡمَلَةِ وَالۡمِسۡكِينِ، كَالۡمُجَاهِدِ فِي سَبِيلِ اللهِ، أَوۡ: كَالَّذِي يَصُومُ النَّهَارَ وَيَقُومُ اللَّيۡلَ).

حَدَّثَنَا إِسۡمَاعِيلُ قَالَ: حَدَّثَنِي مَالِكٌ، عَنۡ ثَوۡرِ بۡنِ زَيۡدٍ الدِّيلِيِّ، عَنۡ أَبِي الۡغَيۡثِ مَوۡلَى ابۡنِ مُطِيعٍ، عَنۡ أَبِي هُرَيۡرَةَ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ مِثۡلَهُ. [طرفه في: ٥٣٥٣].

6006. Isma’il bin ‘Abdullah telah menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Malik menceritakan kepadaku dari Shafwan bin Sulaim. Beliau menyambung hadis ini naik sampai ke Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—. Beliau bersabda, “Orang yang berusaha untuk para janda dan orang miskin seperti mujahid di jalan Allah atau seperti orang yang berpuasa di siang hari dan salat di malam hari.”

Isma'il telah menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Malik menceritakan kepadaku dari Tsaur bin Zaid Ad-Dili, dari Abu Al-Ghaits maula Ibnu Muthi’, dari Abu Hurairah, dari Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—semisal hadis tersebut.

Shahih Al-Bukhari hadis nomor 1109 dan 1110

١٤ - بَابٌ هَلۡ يُؤَذِّنُ أَوۡ يُقِيمُ إِذَا جَمَعَ بَيۡنَ الۡمَغۡرِبِ وَالۡعِشَاءِ
14. Bab apabila menjamak salat Magrib dan Isya, apakah diserukan azan dan ikamah?


١١٠٩ - حَدَّثَنَا أَبُو الۡيَمَانِ قَالَ: أَخۡبَرَنَا شُعَيۡبٌ، عَنِ الزُّهۡرِيِّ قَالَ: أَخۡبَرَنِي سَالِمٌ، عَنۡ عَبۡدِ اللهِ بۡنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُمَا قَالَ: رَأَيۡتُ رَسُولَ اللهِ ﷺ إِذَا أَعۡجَلَهُ السَّيۡرُ فِي السَّفَرِ يُؤَخِّرُ صَلَاةَ الۡمَغۡرِبِ، حَتَّى يَجۡمَعَ بَيۡنَهَا وَبَيۡنَ الۡعِشَاءِ. قَالَ سَالِمٌ: وَكَانَ عَبۡدُ اللهِ يَفۡعَلُهُ إِذَا أَعۡجَلَهُ السَّيۡرُ، وَيُقِيمُ الۡمَغۡرِبَ فَيُصَلِّيهَا ثَلَاثًا، ثُمَّ يُسَلِّمُ، ثُمَّ قَلَّمَا يَلۡبَثُ حَتَّى يُقِيمَ الۡعِشَاءَ، فَيُصَلِّيهَا رَكۡعَتَيۡنِ، ثُمَّ يُسَلِّمُ، وَلَا يُسَبِّحُ بَيۡنَهَا بِرَكۡعَةٍ، وَلَا بَعۡدَ الۡعِشَاءِ بِسَجۡدَةٍ، حَتَّى يَقُومَ مِنۡ جَوۡفِ اللَّيۡلِ. [طرفه في: ١٠٩١].

1109. Abu Al-Yaman telah menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Syu’aib mengabarkan kepada kami dari Az-Zuhri. Beliau berkata: Salim mengabarkan kepadaku dari ‘Abdullah bin ‘Umar—radhiyallahu ‘anhuma—. Beliau mengatakan: Aku melihat Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—apabila mempercepat perjalanan ketika safar, beliau menunda salat Magrib hingga menjamaknya dengan salat Isya.

Salim berkata: Dahulu ‘Abdullah juga melakukannya apabila mempercepat perjalanan. Beliau menyeru ikamah salat Magrib lalu melaksanakannya tiga rakaat, kemudian salam. Kemudian diam sejenak sampai menyeru ikamah salat Isya lalu melaksanakannya dua rakaat, kemudian salam. Beliau tidak salat sunah satu rakaat pun di antaranya, tidak pula setelah salat Isya sampai beliau bangun salat di larut malam.

١١١٠ - حَدَّثَنَا إِسۡحَاقُ: حَدَّثَنَا عَبۡدُ الصَّمَدِ: حَدَّثَنَا حَرۡبٌ: حَدَّثَنَا يَحۡيَى قَالَ: حَدَّثَنِي حَفۡصُ بۡنُ عُبَيۡدِ اللهِ بۡنِ أَنَسٍ: أَنَّ أَنَسًا رَضِيَ اللهُ عَنۡهُ حَدَّثَهُ: أَنَّ رَسُولَ اللهِ ﷺ كَانَ يَجۡمَعُ بَيۡنَ هَاتَيۡنِ الصَّلَاتَيۡنِ فِي السَّفَرِ، يَعۡنِي: الۡمَغۡرِبَ وَالۡعِشَاءَ. [طرفه في: ١١٠٨].

1110. Ishaq telah menceritakan kepada kami: ‘Abdush Shamad menceritakan kepada kami: Harb menceritakan kepada kami: Yahya menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Hafsh bin ‘Ubaidullah bin Anas menceritakan kepadaku: Anas—radhiyallahu ‘anhu—menceritakan kepadanya: Dahulu Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—menjamak dua salat ini ketika safar. Yakni salat Magrib dan Isya.

Shahih Al-Bukhari hadis nomor 6005

٢٤ - بَابُ فَضۡلِ مَنۡ يَعُولُ يَتِيمًا
24. Bab Keutamaan Orang yang Menanggung dan Mengurusi Anak Yatim


٦٠٠٥ - حَدَّثَنَا عَبۡدُ اللهِ بۡنُ عَبۡدِ الۡوَهَّابِ قَالَ: حَدَّثَنِي عَبۡدُ الۡعَزِيزِ بۡنُ أَبِي حَازِمٍ قَالَ: حَدَّثَنِي أَبِي قَالَ: سَمِعۡتُ سَهۡلَ بۡنَ سَعۡدٍ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ قَالَ: (أَنَا وَكَافِلُ الۡيَتِيمِ فِي الۡجَنَّةِ هَكَذَا). وَقَالَ بِإِصۡبَعَيۡهِ: السَّبَّابَةِ وَالۡوُسۡطَى. [طرفه في: ٥٣٠٤].

6005. ‘Abdullah bin ‘Abdul Wahhab telah menceritakan kepada kami. Beliau berkata: ‘Abdul ‘Aziz bin Abu Hazim menceritakan kepadaku. Beliau berkata: Ayahku menceritakan kepadaku. Beliau berkata: Aku mendengar Sahl bin Sa’d dari Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—. Beliau bersabda, “Aku dan orang yang menanggung dan mengurusi anak yatim di dalam janah nanti seperti ini.” Beliau memberi isyarat dengan dua jarinya, yaitu jari telunjuk dan jari tengah.

Shahih Al-Bukhari hadis nomor 6004

٢٣ - بَابٌ حُسۡنُ الۡعَهۡدِ مِنَ الۡإِيمَانِ
23. Bab Memelihara Hubungan Baik termasuk Keimanan


٦٠٠٤ - حَدَّثَنَا عُبَيۡدُ بۡنُ إِسۡمَاعِيلَ: حَدَّثَنَا أَبُو أُسَامَةَ، عَنۡ هِشَامٍ، عَنۡ أَبِيهِ، عَنۡ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنۡهَا قَالَتۡ: مَا غِرۡتُ عَلَى امۡرَأَةٍ مَا غِرۡتُ عَلَى خَدِيجَةَ، وَلَقَدۡ هَلَكَتۡ قَبۡلَ أَنۡ يَتَزَوَّجَنِي بِثَلَاثِ سِنِينَ، لِمَا كُنۡتُ أَسۡمَعُهُ يَذۡكُرُهَا، وَلَقَدۡ أَمَرَهُ رَبُّهُ أَنۡ يُبَشِّرَهَا بِبَيۡتٍ فِي الۡجَنَّةِ مِنۡ قَصَبٍ، وَإِنۡ كَانَ لَيَذۡبَحُ الشَّاةَ ثُمَّ يُهۡدِي فِي خُلَّتِهَا مِنۡهَا. [طرفه في: ٣٨١٦].

6004. ‘Ubaid bin Isma’il telah menceritakan kepada kami: Abu Usamah menceritakan kepada kami dari Hisyam, dari ayahnya, dari ‘Aisyah—radhiyallahu ‘anha—. Beliau mengatakan: Aku tidak cemburu kepada seorang wanita pun seperti cemburuku kepada Khadijah. Padahal beliau sudah meninggal tiga tahun sebelum Nabi menikahiku. Hal itu karena aku mendengar beliau menyebut-nyebutnya dan sungguh Tuhannya telah memerintahkan Nabi untuk memberi kabar gembira kepada Khadijah dengan sebuah rumah di dalam janah berupa mutiara yang berongga. Beliau juga pernah menyembelih seekor kambing kemudian beliau hadiahkan sebagiannya kepada teman-teman dekat Khadijah.

Shahih Muslim hadis nomor 1866

٢١ - بَابُ كَيۡفِيَّةِ بَيۡعَةِ النِّسَاءِ
21. Bab Kaifiat Baiat Para Wanita


٨٨ - (١٨٦٦) - حَدَّثَنِي أَبُو الطَّاهِرِ أَحۡمَدُ بۡنُ عَمۡرِو بۡنِ سَرۡحٍ: أَخۡبَرَنَا ابۡنُ وَهۡبٍ: أَخۡبَرَنِي يُونُسُ بۡنُ يَزِيدَ. قَالَ: قَالَ ابۡنُ شِهَابٍ: أَخۡبَرَنِي عُرۡوَةُ بۡنُ الزُّبَيۡرِ؛ أَنَّ عَائِشَةَ زَوۡجَ النَّبِيِّ ﷺ قَالَتۡ: كَانَتِ الۡمُؤۡمِنَاتُ، إِذَا هَاجَرۡنَ إِلَىٰ رَسُولِ اللهِ ﷺ، يُمۡتَحَنَّ بِقَوۡلِ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ: ﴿يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّبِىُّ إِذَا جَآءَكَ ٱلۡمُؤۡمِنَٰتُ يُبَايِعۡنَكَ عَلَىٰٓ أَن لَّا يُشۡرِكۡنَ بِٱللَّهِ شَيۡـًٔا وَلَا يَسۡرِقۡنَ وَلَا يَزۡنِينَ﴾ [الممتحنة: ١٢] إِلَىٰ آخِرِ الۡآيَةِ.

88. (1866). Abu Ath-Thahir Ahmad bin ‘Amr bin Sarh telah menceritakan kepadaku: Ibnu Wahb mengabarkan kepada kami: Yunus bin Yazid mengabarkan kepadaku. Beliau berkata: Ibnu Syihab berkata: ‘Urwah bin Az-Zubair mengabarkan kepadaku:

‘Aisyah istri Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—mengatakan: Dahulu wanita-wanita beriman ketika berhijrah kepada Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—, diuji dengan firman Allah—‘azza wa jalla—, “Wahai Nabi, jika wanita-wanita yang beriman datang kepadamu untuk membaiatmu agar mereka tidak menyekutukan sesuatu pun dengan Allah, tidak mencuri, tidak berzina, ...” (QS. Al-Mumtahanah: 12) sampai akhir ayat.

قَالَتۡ عَائِشَةُ: فَمَنۡ أَقَرَّ بِهٰذَا مِنَ الۡمُؤۡمِنَاتِ، فَقَدۡ أَقَرَّ بِالۡمِحۡنَةِ.

وَكَانَ رَسُولُ اللهِ ﷺ إِذَا أَقۡرَرۡنَ بِذٰلِكَ مِنۡ قَوۡلِهِنَّ، قَالَ لَهُنَّ رَسُولُ اللهِ ﷺ: (انۡطَلِقۡنَ. فَقَدۡ بَايَعۡتُكُنَّ) وَلَا وَاللهِ مَا مَسَّتۡ يَدُ رَسُولِ اللهِ ﷺ يَدَ امۡرَأَةٍ قَطُّ. غَيۡرَ أَنَّهُ يُبَايِعُهُنَّ بِالۡكَلَامِ.

قَالَتۡ عَائِشَةُ: وَاللهِ مَا أَخَذَ رَسُولُ اللهِ ﷺ عَلَى النِّسَاءِ قَطُّ، إِلَّا بِمَا أَمَرَهُ اللهُ تَعَالَى. وَمَا مَسَّتۡ كَفُّ رَسُولِ اللهِ ﷺ كَفَّ امۡرَأَةٍ قَطُّ. وَكَانَ يَقُولُ لَهُنَّ، إِذَا أَخَذَ عَلَيۡهِنَّ: (قَدۡ بَايَعۡتُكُنَّ)، كَلَامًا.

[البخاري: كتاب الطلاق، باب إذا أسلمت المشركة أو النصرانية تحت الذمي...، رقم: ٥٢٨٨].

‘Aisyah berkata: Barang siapa di antara para wanita-wanita mukmin itu menyetujui syarat ini, berarti dia telah menerima ujian itu. Apabila mereka telah menyetujui syarat itu dengan ucapan mereka, Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—berkata kepada mereka, “Silakan pergi karena aku telah menerima baiat kalian.” Demi Allah, tangan Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—tidak pernah menyentuh tangan wanita sama sekali. Beliau hanyalah membaiat para wanita dengan ucapan.

‘Aisyah mengatakan: Demi Allah, Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—tidak pernah mengambil baiat para wanita kecuali dengan yang diperintahkan oleh Allah taala dan telapak tangan Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—tidak pernah sekalipun menyentuh telapak tangan perempuan. Dahulu beliau mengatakan ketika mengambil baiat para wanita, “Aku telah menerima baiat kalian.” Yakni caranya dengan ucapan.

٨٩ - (...) - وَحَدَّثَنِي هَارُونُ بۡنُ سَعِيدٍ الۡأَيۡلِيُّ وَأَبُو الطَّاهِرِ، قَالَ أَبُو الطَّاهِرِ: أَخۡبَرَنَا. وَقَالَ هَارُونُ: حَدَّثَنَا ابۡنُ وَهۡبٍ: حَدَّثَنِي مَالِكٌ، عَنِ ابۡنِ شِهَابٍ، عَنۡ عُرۡوَةَ؛ أَنَّ عَائِشَةَ أَخۡبَرَتۡهُ عَنۡ بَيۡعَةِ النِّسَاءِ. قَالَتۡ: مَا مَسَّ رَسُولُ اللهِ ﷺ بِيَدِهِ امۡرَأَةً قَطُّ. إِلَّا أَنۡ يَأۡخُذَ عَلَيۡهَا، فَإِذَا أَخَذَ عَلَيۡهَا فَأَعۡطَتۡهُ، قَالَ: (اذۡهَبِي فَقَدۡ بَايَعۡتُكِ).

89. Harun bin Sa’id Al-Aili dan Abu Ath-Thahir telah menceritakan kepadaku. Abu Ath-Thahir berkata: Telah mengabarkan kepada kami. Harun berkata: Ibnu Wahb menceritakan kepada kami: Malik menceritakan kepadaku dari Ibnu Syihab, dari ‘Urwah:

‘Aisyah mengabarkan kepadanya tentang baiat para wanita. Beliau mengatakan: Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—tidak pernah sama sekali menyentuh dengan tangannya seorang wanita pun. Beliau memang mengambil baiat dari wanita. Ketika beliau mengambil baiatnya lalu wanita itu telah memberi baiatnya, beliau berkata, “Pergilah! Karena aku telah menerima baiatmu.”

Sunan Ibnu Majah hadis nomor 2875

٢٨٧٥ - (صحيح) حَدَّثَنَا أَحۡمَدُ بۡنُ عَمۡرِو بۡنِ السَّرۡحِ الۡمِصۡرِيُّ، قَالَ: حَدَّثَنَا عَبۡدُ اللهِ بۡنُ وَهۡبٍ، قَالَ: أَخۡبَرَنِي يُونُسُ، عَنِ ابۡنِ شِهَابٍ، قَالَ: أَخۡبَرَنِي عُرۡوَةُ بۡنُ الزُّبَيۡرِ؛ أَنَّ عَائِشَةَ زَوۡجَ النَّبِيِّ ﷺ قَالَتۡ: كَانَتِ الۡمُؤۡمِنَاتُ إِذَا هَاجَرۡنَ إِلَى رَسُولِ اللهِ ﷺ يُمۡتَحَنَّ بِقَوۡلِ اللهِ: ﴿يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ إِذَا جَاءَكَ الۡمُؤۡمِنَاتُ يُبَايِعۡنَكَ﴾ إلخ الۡآيَةِ، قَالَتۡ عَائِشَةُ: فَمَنۡ أَقَرَّ بِهَا مِنَ الۡمُؤۡمِنَاتِ فَقَدۡ أَقَرَّ بِالۡمِحۡنَةِ، فَكَانَ رَسُولُ اللهِ ﷺ، إِذَا أَقۡرَرۡنَ بِذٰلِكَ مِنۡ قَوۡلِهِنَّ، قَالَ لَهُنَّ رَسُولُ اللهِ ﷺ: (انۡطَلِقۡنَ، فَقَدۡ بَايَعۡتُكُنَّ) لَا وَاللهِ! مَا مَسَّتۡ يَدُ رَسُولِ اللهِ ﷺ يَدَ امۡرَأَةٍ قَطُّ غَيۡرَ أَنَّهُ يُبَايِعُهُنَّ بِالۡكَلَامِ. قَالَتۡ عَائِشَةُ: وَاللهِ! مَا أَخَذَ رَسُولُ اللهِ ﷺ عَلَى النِّسَاءِ إِلَّا مَا أَمَرَهُ اللهُ، وَلَا مَسَّتۡ كَفُّ رَسُولِ اللهِ ﷺ كَفَّ امۡرَأَةٍ قَطُّ، وَكَانَ يَقُولُ لَهُنَّ، إِذَا أَخَذَ عَلَيۡهِنَّ: (قَدۡ بَايَعۡتُكُنَّ) كَلَامًا. [خ / طلاق، م / إمارة: (صحيح أبي داود)(٢٦٠٧)].

2875. [Sahih] Ahmad bin ‘Amr bin As-Sarh Al-Mishri telah menceritakan kepada kami. Beliau berkata: ‘Abdullah bin Wahb menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Yunus mengabarkan kepadaku dari Ibnu Syihab. Beliau berkata: ‘Urwah bin Az-Zubair mengabarkan kepadaku:

‘Aisyah istri Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—mengatakan: Wanita-wanita mukmin dahulu ketika berhijrah kepada Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—, mereka diuji dengan firman Allah, “Wahai Nabi, apabila wanita-wanita mukmin datang kepadamu untuk membaiatmu...,” sampai akhir ayat.

‘Aisyah berkata: Barang siapa di antara wanita-wanita mukmin itu yang membenarkannya, berarti dia telah lulus ujian itu. Apabila para wanita itu telah membenarkannya dari ucapan mereka, Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—berkata kepada mereka, “Pergilah kalian! Karena aku telah menerima baiat kalian.” Demi Allah, tangan Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—tidak pernah sekalipun menyentuh tangan wanita. Beliau hanyalah mengambil baiat mereka dengan ucapan.

‘Aisyah berkata: Demi Allah, Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—tidaklah mengambil baiat para wanita kecuali atas perkara yang Allah perintahkan. Telapak tangan Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—tidak pernah sekalipun menyentuh telapak tangan seorang wanita pun. Apabila beliau telah mengambil baiat para wanita, beliau mengatakan, “Aku telah menerima baiat kalian.” Yakni dengan ucapan.

Shahih Al-Bukhari hadis nomor 6003

٢٢ - بَابُ وَضۡعِ الصَّبِيِّ عَلَى الۡفَخِذِ
22. Bab Memangku Anak Kecil


٦٠٠٣ - حَدَّثَنَا عَبۡدُ اللهِ بۡنُ مُحَمَّدٍ: حَدَّثَنَا عَارِمٌ: حَدَّثَنَا الۡمُعۡتَمِرُ بۡنُ سُلَيۡمَانَ: يُحَدِّثُ عَنۡ أَبِيهِ قَالَ: سَمِعۡتُ أَبَا تَمِيمَةَ يُحَدِّثُ، عَنۡ أَبِي عُثۡمَانَ النَّهۡدِيِّ: يُحَدِّثُهُ أَبُو عُثۡمَانَ، عَنۡ أُسَامَةَ بۡنِ زَيۡدٍ رَضِيَ اللهُ عَنۡهُمَا: كَانَ رَسُولُ اللهِ ﷺ يَأۡخُذُنِي فَيُقۡعِدُنِي عَلَى فَخِذِهِ، وَيُقۡعِدُ الۡحَسَنَ عَلَى فَخِذِهِ الۡأُخۡرَى، ثُمَّ يَضُمُّهُمَا، ثُمَّ يَقُولُ: (اللّٰهُمَّ ارۡحَمۡهُمَا فَإِنِّي أَرۡحَمُهُمَا). وَعَنۡ عَلِيٍّ قَالَ: حَدَّثَنَا يَحۡيَى: حَدَّثَنَا سُلَيۡمَانُ، عَنۡ أَبِي عُثۡمَانَ: قَالَ التَّيۡمِيُّ: فَوَقَعَ فِي قَلۡبِي مِنۡهُ شَيۡءٌ، قُلۡتُ: حَدَّثۡتُ بِهِ كَذَا وَكَذَا، فَلَمۡ أَسۡمَعۡهُ مِنۡ أَبِي عُثۡمَانَ، فَنَظَرۡتُ فَوَجَدۡتُهُ عِنۡدِي مَكۡتُوبًا فِيمَا سَمِعۡتُ. [طرفه في: ٣٧٣٥].

6003. ‘Abdullah bin Muhammad telah menceritakan kepada kami: ‘Arim menceritakan kepada kami: Al-Mu’tamir bin Sulaiman menceritakan kepada kami. Beliau menceritakan dari ayahnya. Beliau berkata: Aku mendengar Abu Tamimah menceritakan dari Abu ‘Utsman An-Nahdi. Abu ‘Utsman menceritakan dari Usamah bin Zaid—radhiyallahu ‘anhuma—:

Dahulu Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—pernah mengambilku lalu mendudukkanku di atas pahanya dan mendudukkan Al-Hasan di atas pahanya yang lain. Kemudian Rasulullah merangkul keduanya lalu berkata, “Ya Allah, sayangilah keduanya. Sesungguhnya aku menyayangi mereka berdua.”

Juga dari ‘Ali. Beliau berkata: Yahya menceritakan kepada kami: Sulaiman menceritakan kepada kami dari Abu ‘Utsman. At-Taimi berkata: Keraguan muncul di hatiku (apakah aku mendengarnya dari Abu ‘Utsman atau melalui Abu Tamimah). Aku berkata di dalam hati: Aku sering menceritakan hadis ini, namun aku tidak mendengar langsung dari Abu ‘Utsman. Lalu aku melihat catatanku, ternyata aku menemukannya tercatat di catatan riwayat yang aku dengarkan.